25 radar bogor

Rusak Sejak 2014, Gedung Kemuning Gading Ancam Keselamatan 

Kemuning Gading
Kondisi Gedung Kemuning Gading di Komplek Balai Kota Bogor yang sudah rusak sejak 2014/ SOFYANSYAH/RADAR BOGOR

BOGOR-RADAR BOGOR, Kondisi Gedung Kemuning Gading yang memprihatinkan, dirasa dapat mengancam keselamatan jiwa para penggunanya. Sistem kelistrikan yang rusak berpotensi mengakibatkan korsleting.

Kekhawatiran itu diungkapkan Penata Cahaya, Yegi Shandi alias Gitting. Pria yang sudah bergelut menata cahaya di gedung tersebut sejak 2014, mengungkapkan sistem kelistrikan pada panggung sangat berantakan. Selain itu ia juga kerap menemukan kabel-label yang terkelupas dan membahayakan nyawanya.

Gitting juga menyebut, besi lampu di Gedung Kemuning Gading keropos dan menimbulkan bunyi ketika ia melewatinya. “Saya sering kesetrum saat naik ke atas untuk memasang lampu dan merapikan kabel di jalur atas. Khawatir sekali karena tegangan listriknya 50 ribu watt,” ucapnya.

Tidak berfungsinya lampu-lampu di gedung yang berada di kawasan Balai Kota itu, juga membuat para penggunanya mesti membawa lampu sendiri. Kerusakan juga tampak pada bagian plafon gedung ini yang bolong-bolong akibat bocornya atap.

Fasilitas lain seperti toilet pada gedung ini juga jauh dari kata layak. Hanya ada satu bilik toilet yang tersisa dan hanya bisa digunakan untuk buang air kecil.

“Toilet memang ada dua untuk laki-laki dan perempuan. Tapi toilet laki-aki tidak ada yang digunakan. Jadi bergantian memakai toilet perempuan saja,” jelas dia.

Gitting juga merasa jumlah kursi yang ada pada gedung sangat sedikit, dan tidak porposional dengan luas gedung. Itu membuatnya menilai Gedung Kemuning Gading tidak cocok dilabeli sebagai gedung kesenian.

Gitting berharap Pemerintah Kota Bogor, khususnya Dinas Pariwisata dan Kebudayaan (Disparbud) dapat segera melakukan intervensi pada gedung tersebut. Ia khawatir jika terus ditunda akan ada korban yang timbul akibat kerusakan gedung itu.

“Semoga cepat diperbaiki agar penyewa bisa mendapatkan fasilitas yang sesuai dengan nilai retribusi. Karena selama ini tidak sepadan dengan yang didapat,” keluhnya.

Gitting bercerita, sejak 2014 dirinya sudah banyak menemukan kekurangan pada gedung itu. Keadaan itu semakin memburuk pada akhir tahun 2018 hingga saat ini. (fat)

Reporter : Reka Faturachman
Editor : Yosep