25 radar bogor

Keracunan Massal, 55 Murid Sekolah Marsudirini Bogor Mual-mual

para pelajar di Asrama Sekolah Marsudirini Bogor sempat mengalami keracunan massal. (Radar Bogor/ Jaenal Abidin)

KEMANG-RADAR BOGOR, Sebanyak 55 murid di Asrama Yayasan Marsudirini, Kecamatan Kemang mengalami keracunan massal. Diduga, penyebanya usai mereka mengonsumsi makanan pada kegiatan, Sabtu (18/2) lalu.


“Memang para siswa dan siswi SMP dan SMA habis mengikuti kegiatan dan menyantap makanan yang telah disediakan pihak yayasan,” ungkap Penanggung Jawab Yayasan Marsudirini Perwakilan Bogor, Suster Helena, Senin (20/2).

Helena menjelaskan, pascakegiatan di asrama, semua murid tidak ada yang mengalami gejala mual maupun muntah. Tak ada tanda-tanda apapun hingga Minggu, kemarin.

“Anak-anak mengonsumi shabu-shabu (makanan ala Jepang) dan kemudian malamnya dapat es Doger yang kami pesan dan ada yang memberi pizza,” kata Helena.

Bahkan, mereka pun sempat makan ayam goreng dan soto sebagai hidangan lain.

Gejala keracunan baru terjadi pada Minggu (19/2) malam, sekira pukul 23.30 WIB. Sebagian besar murid mengalami mual-mual.

“Awalnya ada anak yang mual, 7 anak dan kami tangani diberikan susu dulu. Namun, tadi pagi (Senin) nambah jumlah murid yang mengalami mual, langsung membawa ke rumah sakit untuk penanganannya,” ucapnya.

Korban yang mual harus diopname. Beruntung, tidak butuh waktu lama hingga mereka bisa kembali pulih dan diperbolehkan pulang.

Ia menuturkan, total 55 dari 91 siswa yang berada di asrama yang mengalami gejala keracunan. Sebanyak 20 orang bergejala ringan, 33 orang bergejala berat, dan tiga orang direncanakan menjalani rawat inap.

“Yang dirawat tiga orang, tinggal observasi perempuan dua dan satu laki-laki,” sambungnya.

Avatar

Baca Juga:

Pemkot Luncurkan CoE 2023, Berikut Daftar Event di Kota Bogor


Sementara itu, Kabid P2P Dinkes Kabupaten Bogor Adang Mulyana menegaskan, semua murid yang diduga mengalami keracunan makanan sudah membaik dan pulang ke asrama. Pihaknya telah mendirikan posko pelacakan kasus baru dengan mengambil sampel.

“Untuk sampel makanan, rencana akan dibawa ke BBTKLPP Jakarta Laboratorium milik Kemenkes,” tegasnya.(*)

Reporter: Jaenal Abidin
Editor: Imam Rahmanto