25 radar bogor

Pedagang Masih Membandel, Jalan Pedati Kumuh Lagi. Ini Kata Camat! 

Jalan Pedati
Jalan Pedati kembali dipenuhi Lapak Pedagang Kaki Lima (PKL) yang menjual sayuran. Hal tersebut membuat kawasan itu kembali kumuh. SOFYANSYAH/RADAR BOGOR

BOGOR-RADAR BOGOR, Setelah dibersihkan beberapa pekan lalu, Jalan Pedati masih terus disoroti. Pasalnya, kawasan ini masih kerap dijajaki pedagang untuk menggelar lapak dagangannya.

Camat Bogor Tengah, Dicky Iman Nugraha menyebut, masalah yang terjadi di Jalan Pedati kompleks dan sistematis. Ia mengatakan, budaya pasar tumpah sudah mengakar lama sehingga sulit bagi Pemerintah Kota Bogor mengintervensi masalah tersebut dengan cepat.

“Kami tidak bisa melakukan pemberdayaan seperti yang sudah dilakukan sebelumnya, seperti pembuatan sentra kuliner di Malabar, Sempur, dan samping Kejaksaan. Penyelesaiannya, mereka harus masuk ke pasar, sementara para pedagang tidak mau,” ujarnya kepada Radar Bogor, Rabu (15/2/2023).

Avatar

Baca Juga:

Puluhan Peternak Sapi di Kota Bogor Dapat Ganti Rugi Dampak PMK

Dirinya mengatakan, masalah itu tak kunjung selesai tatkala Pasar Bogor masih berdiri di kawasan tersebut. Ia melihat Pasar Bogor menjadi magnet bagi masyarakat untuk datang dan berbelanja di Jalan Pedati.

“Masalahnya, ada gula ada semut. Mereka tinggal di situ karena pembelinya masih ada. Masyarakat datang karena ada Pasar Bogor. Tapi lebih memilih belanja di bawah karena harganya lebih murah. Akhirnya masalah itu berjalan terus,” tutur Dicky.

Oleh karena itu, ia menilai penanganan tidak cukup pada penertiban dan relokasi melainkan secara menyeluruh dari hulu ke hilir. Dimulai dari adanya aturan larangan pasar basah di pusat kota hingga memasukkan pedagang ke pasar-pasar lainnya.

Untuk sementara waktu, Dicky bersama Satpol PP akan terus berjaga menghindari pedagang yang berjualan di badan Jalan Pedati.

“Sementara itu, sembari Pemkot memikirkan solusi yang terbaik untuk mengembalikan hak masyarakat pejalan kaki dan yag lewat dan memperhatikan pedagang agar mereka bisa tetap berjualan. Karena tidak ada sedikit pun niat kami yang berkeinginan mematikan rezeki mereka,” pungkas Dicky. (fat)

Reporter : Reka Faturachman
Editor : Yosep