25 radar bogor

Akses Terisolir, Warga Gunung Putri Terpaksa Berjalan Jongkok di Kolong Jalan

Jalan Pabrik
Kades Gunung Putri Daman Huri dan staf serta warga memperlihatkan cara berjalan di kolong yang menjadi akses satu-satunya warga setempat, setelah jalan pabrik ditutup. Foto : ARIFAL/RADAR BOGOR

GUNUNGPUTRI-RADAR BOGOR, Bertahun-tahun, ratusan warga RT 02 dan 03 RW 13 Desa Gunung Putri, Kecamatan Gunung Putri, Kabupaten Bogor terpaksa jalan jongkok. Mereka tak punya akses jalan lain, selain kolong jalan setinggi 70 sentimeter itu.

Hal itu juga dilakukan Kepala Desa Gunung Putri, Daman Huri. Ia harus berjalan jongkok, melintasi kolong jalan setinggi 70 sentimeter. Ia berjalan ala latihan militer itu sejauh delapan meter.

Usai melintasi kolong jembatan itu, nafas pria itupun terengah-engah. Nafasnya cepat. Mulutnya sedikit megap-megap.  “Engap,” ucap Daman Huri.

Avatar

Kolong jalan yang dilalui Daman Huri itu merupakan akses satu-satunya jalan bagi warga RT 02 dan 03 RW 13 Desa Gunung Putri. Setiap hari, ratusan warga di sana berlalu-lalang melalui kolong jalan itu.

Bertahun-tahun warga di dua RT itu melalui akses jalan itu. Tidak ada jalan lain selain kolong jalan,  akses menuju salah salah satu pabrik yang sudah tidak digunakan lagi.

“Jadi ini jalan sudah tidak digunakan lagi selama puluhan tahun. Sementara akses warga satu-satunya hanya lewat kolong jalan ini,” kata dia kepada Radar Bogor, Rabu (15/2).

Awalnya, warga tak begitu masalah saat melintasi kolong jalan itu setiap hari. Namun, seiring meningkatnya jumlah penduduk di dua RT itu, kolong jalan itu mulai tak buat nyaman.

Warga harus bergantian saat melintasi, karena padatnya penduduk yang ada di sana.

“Dulu penduduknya masih sedikit, jadi masih bisa lah. Sekarang penduduknya sudah banyak, jadi warga sudah kesulitan,” tutur Daman Huri.

Pemerintah Desa Gunung Putri mendata, ada  400 jiwa yang tinggal di dua RT tersebut. Berarti ada sebanyak itu, yang menggunakan kolong jalan itu sebagai akses satu satunya keluar masuk kampung.

“Jadi saya sedang berusaha agar bisa dibuat Jembatan penyebrangan orang (JPO) atau dibongkar. Biar warga tidak jalan jongkok lagi. Apalagi ibu hamil, itu kasian kalau lewat situ,” tuturnya.

Sementara itu, Damin, salah satu warga RW 13 berharap kolong jembatan itu bisa segera dibongkar untuk akses jalan warga. Apalagi, jumlah warga selalu bertambah.

“Yang kasian itu kalau ada lansia juga ibu hamil. Jadi saya harap bisa dibongkar atau ada JPO,” pintanya. (*)

Reporter: Arifal

Editor: Pipin