25 radar bogor

Diguyur Hujan Lebat, 23 Bencana Kepung Kota Bogor Selama Sepekan

Pohon tumbang akibat hujan lebat di kawasan Batutulis, Kota Bogor, Sabtu (11/2) malam. (Radar Bogor/ Reka Faturachman)

BOGOR-RADAR BOGOR, Bencana masih menghantui sejumlah wilayah Kota Bogor. Sejak Kamis (9/2) hingga Selasa (14/2), Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Bogor mencatat terjadi 23 bencana.


Teranyar, satu rumah ambruk pada Selasa (14/2). Bagian plafon rumah warga di Kampung Cemplang Lama, Kelurahan Cilendek Barat itu ambrol.

Kepala BPBD Kota Bogor, Theofilo Patrocinio Freitas menuturkan, plafon rumah ambruk karena struktur atap bangunan rumah yang sudah rapuh. Beruntung, tak ada korban jiwa dalam kejadian itu.

Bencana lainnya, tanah ambles, terjadi di Kampung Siliwangi, Kelurahan Sukasari. Tanah ambles itu disebabkan rembesan saluran air drainase yang berada di sekitar rumah warga.

“Imbasnya, dinding rumah pada bagian kamar mandi milik warga, Djahidi ambruk dan mengancam bangunan rumah milik tetangganya bernama Sari Erawati,” paparnya, Selasa (14/2).

Theo membeberkan, kejadian bencana paling banyak terjadi pada Kamis (9/2) lalu, yang mencakup 12 titik bencana di beberapa kecamatan. Tiga di antaranya merupakan kejadian pohon tumbang.

“Kejadian angin kencang terjadi di beberapa titik, setidaknya enam titik kejadian angin kencang menyebabkan beberapa atap rumah terbawa angin, dan juga ada kejadian bangunan ambruk,” jelas dia.

Tak hanya pohon tumbang, kejadian longsor juga cenderung melanda Kota Bogor ketika hujan lebat disertai angin kencang, beberapa waktu terakhir.

Agar tidak menimbulkan korban jiwa, Theo meminta warga agar lebih waspada terkait adanya perubahan cuaca dalam beberapa hari terakhir. Salah satunya dengan melakukan antisipasi mandiri di wilayah tinggal masing-masing, terutama yang berada di area rawan longsor dan dikelilingi pohon-pohon besar.


Pihaknya juga mengajak seluruh aparatur wilayah hingga pengurus di lingkungan RT/RW untuk mengingatkan warganya untuk bergerak cepat ketika wilayahnya dilanda bencana alam maupun non alam, agar melakukan langkah penanganan pertama di wilayah masing-masing.

“Selain langkah penanganan pertama di wilayah masing-masing. Bisa menginformasikan kepada BPBD ataupun tim baik itu Damkar maupun Perumkim agar bisa ditangani apabila mungkin diperlukan bantuan dari kita,” tukas dia.(*)

Reporter: Dede Supriadi
Editor: Imam Rahmanto