25 radar bogor

The Duck Farm, Usaha Ternak Bebek Petelur Besutan Mahasiswa Polbangtan Kementan

The Duck Farm adalah kelompok usaha mahasiswa tingkat 2 jurusan peternakan Polbangtan Bogor yang bergerak di bidang usaha agro produksi petelur. (Dok. Polbangtan)

BOGOR-RADAR BOGOR, Mahasiswa Jurusan Peternakan Politeknik Pembangunan Pertanian (Polbangtan) Bogor, tak menyangka ketularan bisnis bebek petelur hingga sukses seperti sekarang. Salah satu langkah memulai berwirausaha di kalangan mahasiswa dengan mengikuti program penumbuhan wirausaha muda pertanian yang ditawarkan Kementerian Pertanian dengan membentuk kelompok usaha.

Mentan Syahrul Yasin Limpo (SYL) mengatakan bicara pembangunan pertanian adalah bicara pembangunan Sumber Daya Manusia.


“Seluruh program yang dirancang Kementan berpusat pada penguatan kapasitas SDM. Setiap insan pertanian terus berkarya dan berusaha membangun pertanian Indonesia, meningkatkan produksi, memperkuat rantai nilai dan mendongkrak ekspor komoditas pertanian,” kata Syahrul.

“Pertanian memiliki potensi yang luar biasa. Potensi yang bisa menghasilkan. Kita berharap generasi muda bisa menggarap sektor ini. Karena, pertanian seperti merpati yang tidak pernah ingkar janji,” tambah Syahrul.

Sementara Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian (BPPSDMP) Kementan, Dedi Nursyamsi, mengatakan bahwa peningkatan produktivitas pertanian dilakukan melalui peningkatan kualitas, kapasitas, dan pengetahuan SDM pertanian.

“Selain itu, petani milenial juga berperan penting dalam menjaga kestabilan pangan nasional. Petani milenial wajib melek teknologi saling berkolaborasi dengan penyuluh dan insan tani lain, saling menguntungkan,” ujar Dedi.

The Duck Farm adalah kelompok usaha mahasiswa tingkat 2 jurusan peternakan Polbangtan Bogor yang bergerak di bidang usaha agro produksi petelur. Kelompok ini beranggotakan 3 orang mahasiswa yakni Yusuf Al Qardhawi, Wafa Nur Ambia, dan Siti Maimuna.

Kelompok The Duck Farm ini mengawali bisnis bebek di tahun 2022. Sementara untuk permodalan, mereka menerima manfaat hibah kompetitif dari program YESS PPIU Jabar yang digunakan untuk perbaikan fasilitas kandang termasuk peralatan dan penyediaan bebek petelur dengan umur 4,5 bulan.

Bebek petelur menjadi komoditas yang bisa dikembangkan dalam berwirausaha hal ini mempertimbangkan perawatan yang cukup mudah dan peluang untuk pasar telur yang masih terbuka lebar. Bebek yang dipelihara adalah jenis lokal mojosari Saat ini populasi yang dipelihara adalah 50 ekor siap bertelur (layer) yakni 50 betina berproduksi rata-rata per hari 35- 40 butir telur.

“Kami melakukan usaha ini sebenarnya bertujuan sebagai sarana belajar untuk kami pribadi bagaimana melakukan pemeliharaan petelur yang tepat sehingga bisa berproduksi tinggi, untuk memulai belajar cara me-manage waktu yang tepat dan juga belajar mengelola dan menginvestasikan uang dengan tepat dan lebih bermanfaat ,” jelas Yusuf.

Pemeliharaan yang dilakukan dalam usaha ini sama dengan pemeliharaan pada umumnya, yakni memberikan pakan, air minum di pagi, siang dan sore hari memanen telur di pagi hari dan sanitasi kandang dan lingkungan kandang secara rutin serta pembuatan telur asin.

Menurut Wafa Nur Ambia,  faktor tempat dan pemeliharaan adalah hal yang penting dalam beternak bebek. Sebab jika stres karena tempatnya tidak nyaman, produksi telur bebek menurun.


Untuk penjualan telur bebek mentah dihargai Rp2.500 per butir. Sedangkan, untuk telur asin dijual dengan harga Rp4.000 per butir dipasarkan di sekitar kampus serta pasar swalayan cigombong-caringin.

“Anak muda yang ingin beternak bebek tidak perlu risau karena manajemen budidaya bebek lebih mudah dibandingkan unggas lainnya dan permintaan pasar akan telur bebek terus meningkat.” tandas Siti Maimuna.(*/adv)

Pewarta: Mulyana
Editor: Ardianinda Wisda