25 radar bogor

Kasus Stunting di Indonesia, Tertinggi Ternyata di Provinsi Ini

Ilustrasi Bayi Stunting
Ilustrasi Bayi Stunting

BOGOR-RADAR BOGOR, Stunting kini ramai dibicarakan, setelah penulis serta influenser Gita Savitri menyebut-nyebut soal itu di ‘perangnya’ bersama warganet.

Gitasav menyebut salah satu warganet sempat stunting, akibat lamban berpikir.

Stunting adalah kondisi ketika tinggi badan anak lebih pendek daripada standar usianya, akibat kekurangan gizi dalam jangka panjang.

Komentar Gitasav tentang stunting, tentu membuat nama dari istri penyanyi Partohap itu terus dibicarakan.

Banyak warga menyayangkan, karena pembahasan soal stunting merupakan hal yang sensitif.

Pasalnya, di Indonesia sendiri, kasus stunting masih menjadi masalah yang hingga kini belum bisa diatasi pemerintah.

Data tahun lalu, yang dikeluarkan Survei Status Gizi Indonesia (SSGI) Kementerian Kesehatan, menunjukkan bahwa prevalensi balita stunting di Indonesia mencapai 21,6% pada 2022.

Angka ini turun 2,8 poin dari tahun sebelumnya.

Baca juga: Pemkot Bakal Kolaborasi Polresta untuk Menangani Stunting di Kota Bogor

Nusa Tenggara Timur (NTT) kembali menempati posisi teratas dengan angka balita stunting sebesar 35,3%.

Meski masih bertengger di posisi puncak, namun prevalensi balita stunting di NTT menurun dari 2021 yang sebesar 37,8%.

Dalam data itu pula, menyebut bahwa terdapat 18 provinsi dengan prevalensi balita stunting di atas rata-rata angka nasional.

Sisanya, 16 provinsi berada di bawah rata-rata angka stunting nasional.

Bali menjadi Provinsi yang menempati peringkat terbawah alias prevalensi balita stunting terendah nasional.

Persentasenya hanya 8% atau jauh di bawah angka stunting nasional pada 2022.

Berikut prevalensi balita stunting di Indonesia berdasarkan provinsi pada 2022:

Nusa Tenggara Timur: 35,3%
Sulawesi Barat: 35%
Papua: 34,6%
Nusa Tenggara Barat: 32,7%
Aceh: 31,2%
Papua Barat: 30%
Sulawesi Tengah: 28,2%
Kalimantan Barat: 27,8%
Sulawesi Tenggara: 27,7%
Sulawesi Selatan: 27,2%
Kalimantan Tengah: 26,9%
Maluku Utara: 26,1%
Maluku: 26,1%
Sumatera Barat: 25,2%
Kalimantan Selatan: 24,6%
Kalimantan Timur: 23,9%
Gorontalo: 23,8%
Kalimantan Utara: 22,1%
Sumatera Utara: 21,1%
Jawa Tengah: 20,8%
Sulawesi Utara: 20,5%
Jawa Barat: 20,2%
Banten: 20%
Bengkulu: 19,8%
Jawa Timur: 19,2%
Sumatera Selatan: 18,6%
Kep Bangka Belitung: 18,5%
Jambi: 18%
Riau: 17%
DI Yogyakarta: 16,4%
Kepulauan Riau: 15,4%
Lampung: 15,2%
DKI Jakarta: 14,8%
Bali: 8%

Angka itu membuat Presiden Joko Widodo mengajak semua stakeholder, ikut berupaya menekan kasus stunting di wilayah masing-masing.

“Target yang saya sampaikan 14% di tahun 2024. Ini harus bisa kita capai, saya yakin dengan kekuatan kita bersama semuanya bisa bergerak,” ujar Presiden Joko Widodo, Rabu, 25 Januari 2023.

Menurut Jokowi, stunting bukan hanya urusan tinggi badan anak.

Hal yang perlu diwaspadai menurut Presiden adalah menurunnya kemampuan belajar anak, keterbelakangan mental, dan munculnya penyakit-penyakit kronis. (*)

Editor: Rany