25 radar bogor

Gempa Turki-Suriah, Lebih dari 4.300 Warga Tewas

Gempa bumi M7,5 yang melanda Turki memporak-porandakan banyak bangunan, Senin (6/2). (Twitter @alkhidmatorg)

TURKI-RADAR BOGOR, Para petugas penyelamat di Turki dan Suriah terus mencari korban-korban dari reruntuhan gempa bumi M7,8 yang mengguncang, Senin (6/2) lalu.


Jumlah korban tewas di Turki dan Suriah, dikonfirmasi bertambah menjadi lebih dari 4.300 orang. Apalagi, sejumlah rentetan gempa susulan juga dilaporkan terus terjadi.

Dilansir AFP, Selasa (7/2), tim tanggap bencana melaporkan total lebih dari 5.600 bangunan rata dengan tanah. Bangunan-bangunan porak-poranda di beberapa kota.

Banyak blok apartemen bertingkat yang dipenuhi penghuni sedang tertidur saat gempa pertama mengguncang. Beberapa gempa susulan juga memicu bangunan lain ambruk.

Suhu dingin membekukan menjadi kendala upaya pencarian dan penyelamatan. Kehancuran terparah ada di area dekat pusat gempa, yakni antara Kahramanmaras dan Gaziantep. Seluruh blok bangunan hancur menjadi puing yang menumpuk di bawah timbunan salju.

Di kota Kahramanmaras, Turki bagian tenggara, sejumlah saksi mata masih sulit memahami betapa besarnya skala bencana alam ini.

“Kami mengira itu adalah kiamat. Itu pertama kalinya kami mengalami sesuatu yang seperti itu,” tutur Melisa Salman, yang berusia 23 tahun dan berprofesi sebagai seorang reporter berita.

Gempa berkekuatan Magnitudo 7,8 itu juga turut dirasakan di beberapa negara, hingga ke Greenland. Dampaknya cukup besar hingga memicu respons global.

Laporan badan penanggulangan bencana Turki juga menyebutkan, lebih dari 14.000 orang mengalami luka-luka akibat gempa di negara tersebut. Sekitar 3.411 orang lainnya dilaporkan mengalami luka-luka di berbagai wilayah Suriah.


Dalam laporan terbaru Badan pemulihan bencana Turki, AFAD, Selasa (7/2) waktu setempat menyebutkan, sedikitnya 2.921 korban tewas tercatat hanya di wilayah Turki. Sekira 1.444 korban tewas lainnya tercatat di berbagai wilayah Suriah yang juga terdampak gempa.

Jumlah korban tewas diprediksi akan terus bertambah. (*/net)

Editor: Imam Rahmanto