25 radar bogor

Ibu-ibu Paling Banyak Investasi di Surat Utang Negara, Ini Kata Sri Mulyani

Menteri Keuangan, Sri Mulyani.

JAKARTA-RADAR BOGOR, Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengungkapkan saat ini emak-emak tercatat banyak membeli surat utang negara (SUN). Selain itu, mahasiswa juga tercatat sebagai pembeli mayoritas.

“Ibu-ibu rumah tangga ini sekarang majority. Jadi kalau lihat gender, ibu-ibu itu cukup banyak mereka sekarang. Bapak-bapak entah sibuk apa, tapi anak-anak dan ibu-ibu itu kayaknya banyak yang investasi di surat berharga negara kita,” ungkap Sri Mulyani dalam Kuliah Umum bertajuk ‘Kondisi Ekonomi dan Fiskal Indonesia di Tahun Politik’, Jumat (3/2).

“Anak-anak mahasiswa sekarang sudah banyak. Di bawah 20 tahun sekarang jadi investor, mereka bisa beli dengan Rp 500 ribu dan mereka makin savey,” tambahnya.

Avatar

Baca Juga:

https://www.radarbogor.id/2023/02/03/perumda-ppj-jamin-pasar-jambu-dua-bakal-lebih-nyaman/


Ia menjelaskan, fenomena tersebut merupakan bentuk dukungan masyarakat untuk membantu membiayai Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN). Dalam hal ini, banyak masyarakat yang melakukan investasi yang dijamin keamanannya oleh pemerintah.

“Kalau saya setop mengeluarkan surat berharga negara, Anda yang punya tabungan bingung taruh di mana. Akhirnya masuk ke pinjol-pinjol yang itu. Jadi mereka butuh instrumen yang baik, yang dipercaya dan menjaga nilai tabungan mereka. Makanya pemerintah makin banyak surat berharga negara di dalam negeri,” ucapnya.

Dengan semakin banyaknya investor lokal yang membeli surat utang negara, maka Menkeu yakin ekonomi Indonesia akan terjaga. Pasalnya, sumber utang RI berasal dari dalam negeri dan tidak terpengaruh jika ada gejolak global.

“Jadi kita investor based-nya dalam negeri, currency-nya kita jaga antara rupiah dengan yang forex. Kalau kita lihat jatuh temponya harus cukup panjang sehingga jangan sampai kemudian akan jatuh tempo besok kita nggak punya untuk membayarnya. Itu adalah manajemen utang yang kita kelola secara prudent,” ujarnya.

Diberitakan sebelumnya, Direktorat Jenderal Pembiayaan dan Pengelolaan Risiko (DJPPR) Kementerian Keuangan (Kemenkeu) akan menambah kuota Surat Berharga Negara (SBN) ritel seri SBR012 dari Rp 10 triliun menjadi Rp 15 triliun.

Menurut Direktur Surat Utang Negara (SUN) Kemenkeu Deni Ridwan, penambahan kuota ini dilakukan lantaran tingginya minat investor terhadap penjualan SBN ritel seri SBR012. Selain itu, karena masih panjangnya masa penawaran yang masih akan berakhir 9 Februari 2023.

“Pemerintah memutuskan menambah kuota penerbitan menjadi sebesar Rp 15 triliun. Mengingat antusias dari masyarakat yang masih sangat tinggi dan masa penawaran yang masih akan berakhir tanggal 9 Februari 2023, maka Pemerintah menambah kuota SBR seri SBR012-T2 dan SBR012-T4 menjadi sebesar Rp15 triliun,” kata Deni Ridwan dalam keterangannya di Jakarta, Minggu (29/1).(jp)