25 radar bogor

Viral Petugas Kawah Ratu Lakukan Pelecehan Seksual Terhadap Pendaki

Lokasi yang diduga menjadi salah satu tempat pelaku melancarkan aksinya memotret korban-korbannya. (Instagram @irenedea.f)

BOGOR-RADAR BOGOR, Seorang perempuan pendaki melaporkan pelecehan seksual yang dialaminya di Kawah Ratu, Jalur Pasir Reungit, Kabupaten Bogor. Pendakian di Taman Nasional Gunung Halimun Salak (TNGHS) itu ternyata menguak aksi pelecehan terhadap korban yang lain.


Irene membeberkan aksi bejat oknum petugas kawasan tersebut, Ajid. Kasus yang menimpanya bersama rekan-rekan pendaki itu disampaikannya melalui akun Instagram @irenedea.f, Senin (23/1).

Pelaku memfoto korban yang difokuskan pada bagian belakang tubuh (bokon*) korban. Setelah di cek handphone pelaku, ternyata ada puluhan, mungkin bahkan ratusan foto-foto sejenis ke korban perempuan / pengunjung lainnya. Pelaku sudah bekerja selama sekitar 4 tahun di Taman Nasional tersebut. Saat ini proses penyelidikan masih berlanjut dan sudah dibantu Kares Pasir Reungit dan petinggi lainnya,” ungkapnya lewat post di Instagram.

Lantas bagaimana kronologis pelaku melancarkan aksi pelcehan seksual dnegan memotret bagian sensitif para korbannya itu?

Korban menceritakan, ia bersama keluarganya tiba di Kawah Ratu Jalur Pasir Reungit, Gunung Bunder pada Minggu (22/1) pagi. Sebelum memulai pendakian, ia bersama dua rekan perempuannya mampir ke toilet di kawasan itu.

Di toilet itu, ada pelaku, Ajid yang tampaknya sudah menunggu momen. Setelah dari toilet, kedua rekan perempuan korban duduk di samping musala yang bersebelahan dengan toilet.

Lalu saya keluar dari toilet dan posisi saya ada di belakang pelaku, yang mana saya melihat jelas apa yang dilakukan, yaitu sedang mengambil foto Caca dan Ima yang sedang duduk di samping Mushola secara diam-diam (pelaku berpura-pura sedang video call pada saat itu),” terangnya.

Parahnya lagi, korban melihat bahwa foto tersebut dibagikan (share) ke grup WhatsApp pelaku.

Pelaku pun langsung ditegur oleh korban denga ancaman bakal dipidanakan. Namun, pelaku mengelak bahwa foto yang diambilnya untuk kepentingan dokumentasi kawasan pendakian. Foto yang dikirimkan itu pun segera dihapus oleh pelaku.

Korban masih terus mengawasi gerak-gerik pelaku. Korban juga menceritakan kejadian itu kepada pacarnya yang ikut dalam rombongan.

Pacar korban pun langsung menemui pelaku. Tak ingin terjadi kekerasan, pelaku hanya difoto dan dicatat namanya. Pacar korban juga mengancam pelaku sekaligus mengecek foto dua rekan korban itu.

Aksi bejat itu dilaporkan kepada penjaga kawasan yang lain, yang kebetulan sedang mengobrol dengan rekan pendaki lainnya.

Pada detik itu, sudah tidak bisa dihindari terjadinya baku hantam. Taza memegang pelaku dan melihat isi galerinya. Setelah dicek lebih detail dari isi file recently deleted,” ceritanya lagi.

Kalian tau apa?!! Pelaku memfoto bagian belakang wanita (fokus kepada bokong) dan dari foto-foto tersebut salah satunya adalah foto saya!! Itu bukan satu foto saja, namun puluhan bahkan ratusan dari pengunjung yang lain! Sakit!!” cetus korban.

Akan tetapi, pelaku ternyata melarikan diri setelah keributan tersebut. Korban menyebutkan, ada beberapa petugas yang meneriaki pelaku untuk kabur.


Korban mengungkapkan, saat ini proses penyelidikan terus berjalan. Pihak pengelola kawasan disebutnya akan mengusut tuntas kejadian tersebut. Termasuk dengan memberhentikan petugas tersebut.

“Tentu tidak berhenti di situ, kami akan kawal selanjutnya hingga tuntas,” tutupnya. (*/mam)

 

View this post on Instagram

 

A post shared by Irene (@irenedea.f)

Reporter: Arif Al Fajar
Editor: Imam Rahmanto