25 radar bogor

Horee..IPB University Tambah Kuota Jalur Ketua OSIS Jadi 10 Persen

IPB University
IPB University

BOGOR-RADAR BOGOR, IPB University bakal menambah kuota jalur Ketua OSIS dua kali lipat lebih banyak, yakni 10 persen dari angka sebelumnya 5 persen.

Hal itu disampaikan langsung Rektor IPB University Periode 2023-2028, Prof. Dr. Arif Satria, saat pidato pelantikannya beberapa waktu lalu.

Rektor mengatakan, kebijakan tersebut menjadi upayanya menciptakan lulusan IPB University yang dapat memimpin di segala lini.

Avatar

Baca Juga:

Resmi Dilantik, Arif Satria Targetkan IPB Jadi Techno-Socio Entrepreneurial University

Menurutnya, sikap kepemimpinan tidak bisa hanya dibentuk selama para mahasiswa berkuliah atau dengan durasi 4 tahun. Aspek itu perlu dimulai lebih ekstra, yakni semenjak para calon mahasiswa duduk di bangku sekolah.

“Dulu orang masuk IPB nilainya harus bagus. Sekarang bukan cuma itu, tapi juga harus punya kemampuan kemimpinan. Ketua OSIS SMA hampir pasti adalah pengurus OSIS SMP. Selama 3 tahun, dia biasa mengabdi pada orang, sudah biasa mengambil keputusan, manajemen konflik, membuat proposal, public speaking, bernegosiasi, melobby, bahkan bisa menggerakkan orang,” terangnya.

Dengan kriteria tersebut, Prof Arif Satria melihat para calon ketua OSIS bisa menjadi bibit unggul sebagai mahasiswa IPB University ke depannya.

Di kesempatan yang sama, rekotr menerangkan soal arah pendidikan IPB University selama 5 tahun ke depan di bawah kepemimpinannya di periode ke dua. Ia ingin membangun pembelajaran yang inovatif dan resilien. Tak berhenti di situ, dia pun berambisi mencetak pembelajar yang tangguh.

“Kami siapkan mahasiswa jadi pembelajar, dengan begitu dalam kondisi apapun mereka akan survive. Jadi bukan cuma pintar, tapi juga bijak dan pembelajar,” imbuh dia.

Para mahasiswa baru nantinya akan diarahkan pada 3 rencana program, yakni multi budaya, pelatihan 7 habits, dan bela negara. Para mahasiswa juga diharuskan masuk dalam talent mapping untuk dianalisa kemampuannya.

“Proses pembelajaran mesti berlangsung dengan inovatif, tidak hanya di kelas. Kegiatan kemahasiswaan dan akademik menyatu terintegrasi. Menjadi aktivis, menjalani kegiatan di desa sekarang dapat SKS,” ungkapnya.

Hal itu diterapkan dengan tujuan, para mahasiswa bisa memiliki karakter kuat dan soft skill mempuni. Gagasannya itu, didorongnya dengan berbagai aktivitas seperti Kampus Mengajar, Proyek Desa, Wirausaha dan program lainnya. (cr1)

Reporter : Reka Faturachman
Editor : Yosep