25 radar bogor

Tersisih Karena Penataan, Pedagang Basah di Rangga Gading Minta Keadilan

Jalan Rangga Gading yang juga terimbas penataan Suryakencana, Kota Bogor. (Radar Bogor/ Reka Faturachman)

BOGOR-RADAR BOGOR, Rencana Pemerintah Kota (Pemkot) Bogor untuk menata kawasan Jalan Rangga Gading, Kelurahan Gudang, Bogor Tengah dikeluhkan para pedagang basah.


Mereka merasa penataan yang dilakukan tidak adil dan akan membuatnya tersisih. Padahal mereka telah berdagang selama puluhan tahun di tempat tersebut.

Salah satu pedagang, Acil mengatakan bukan menolak rencana penataan tersebut. Menurutnya, Pemkot Bogor perlu bersikap adil pada seluruh pedagang.

“Di sini (Jalan Rangga Gading) bukan pedagang kuliner saja. Tapi juga ada pedagang basah seperti sayuran. Kami setuju adanya penataan, tapi jangan dipilah-pilah,” tegasnya ditemui Radar Bogor, Kamis (19/1).

Acil meminta para pedagang basah tetap bisa masuk dan berjualan di area tersebut. Ia ingin Wali Kota Bogor, Bima Arya mengerti kebutuhan mereka.

“Tolong tetap perhatikan para pedagang lama, jangan ada yang tersisihkan,” ucap dia.

Selama ini, menurutnya, para pedagang berjualan dengan rapi dan bersih sehingga tidak menimbulkan permasalahan. Acil berharap seluruh pedagang masih bisa berjualan dan mencari nafkah di tempat itu.

Ia juga merasa keberatan jika para pedagang basah harus pindah ke tempat yang lain. Dia menyebut ada sekira 13 pedagang yang terancam tersisih dari lokasi tersebut.

“Kami sudah lama berjualan di sini, untuk mencari langganan baru akan sulit. Masyarakat yang biasa berbelanja di sini juga akan kesulitan. Selama ini kami berjualan tidak ada masalah. Selain itu waktu berjualannya juga sebentar hanya pukul 7 pagi hingga pukul 11 saja,” terangnya.

Anggota DPRD Provinsi Jawa Barat (Jabar), Rudi Harsa Tanaya yang mendengarkan aspirasi para pedagang berpendapat bahwa Pemkot Bogor perlu bijak dalam melakukan pembangunan. Menurutnya pembangunan kota tidak boleh sampai merugikan rakyat kecil. Terlebih, membuat mereka tersisih dan terabaikan.

“Tolong ditambah booth-nya untuk pedagang basah. Apa salah dan ruginya? selama ini sudah seperti ini tidak ada yang dirugikan, tidak ada yang protes. Sekolah Kesatuan, Toko Ngesti yang ada di lingkungan ini tidak masalah,” tuturnya.

Ia mengatakan para pedagang sudah puluhan tahun berjualan di sana. Bahkan sejak Bima Arya bersekolah di wilayah itu. Maka dari itu ia meminta Bima untuk memberikan perhatian kepada para pedagang.


Selain itu, Rudi juga berpendapat kawasan tersebut telah lama mengundang banyak pengunjung. Tak hanya Kota Bogor melainkan juga dari wilayah lainnya. (*)

Reporter: Reka Faturachman
Editor: Imam Rahmanto