25 radar bogor

Venna Melinda Tatap Ferry Irawan “Bi, Tolong Jangan Bunuh Aku”

Venna Melinda Histeris "Bi, Jangan Bunuh aku"

JAKARTA-RADAR BOGOR. Venna Melinda akhirnya menceritakan momen saat dirinya menjadi korban kekerasan dalam rumah tangga (KDRT) yang diduga dilakukan suaminya, Ferry Irawan. Dia menceritakan, dirinya sempat merasa nyaris mati lantaran Ferry disebutnya sudah sangat beringas ketika itu dan kejadiannya berlangsung lebih dari setengah jam. Venna bahkan sempat memohon agar dirinya tidak dibunuh.

Venna Melinda bercerita, kekerasan fisik diterimanya itu sebenarnya sudah berkali-kali terjadi dalam beberapa bulan belakangan dan memuncak pada tanggal (8/1) lalu. Pertikaian antara Venna Melinda dan Ferry Irawan terjadi sebenarnya diawali oleh masalah sepele yang dibesar-besarkan.
Buntut dari pertikaian tersebut, Ferry Irawan saat berada di sebuah hotel di Kota Kediri, Jawa Timur, sempat bilang mau meninggalkan sang istri. Venna Melinda pun langsung bereaksi tegas meminta Ferry untuk meninggalkannya saat itu juga.
“Oke kalau mau ninggalin, sekarang saja tinggalin. Aku hanya pengin kerja susah banget. Seperti biasa kalau aku melawan, dia angkat badan aku, dia dorong ke tempat tidur kemudian dia tindih badan saya, makanya kaki saya tidak bisa bergerak bagian bawah,” cerita Venna Melinda dalam video diunggah Trans TV Official.
“Dan dia tekan tulang hidung saya menggunakan jidatnya, levelnya kalau dihitung dari 1 sampai 10. Semakin lama semakin kencang. Dari yang awalnya bisa melihat cahaya terang sampai yang gelap,” imbuhnya.
Tak kuat batang hidungnya ditekan, Venna Melinda mengatakan ke Ferry tulang hidungnya sudah patah. Tak lama kemudian Ferry Irawan pun melepaskan istrinya tersebut.
“Karena dia kebiasaan dapat kode dari aku, dia lepasin. Begitu dia lepasin, aku bangun, darah ngucur. Aku kaget, dia juga kaget,” jelas Venna Melinda.
Melihat sang istri mengeluarkan darah di hidung, Ferry Irawan kemudian bergegas mengelap darah diduga untuk menghilangkan barang bukti. “Di situ aku dorong, aku bilang enggak. Aku bilang aku mau telepon ibu. Aku ambil handphone, dia rampas. Aku ambil telepon sebelah tempat tidur karena aku mau menghubungi operator mau minta pertolongan, diambil lagi sama dia,” jelasnya.
Venna Melinda kemudian terpikir menggunakan sempatan untuk lari keluar dari kamar. Dia pun meloncat secepat kilat dari kasur keluar untuk meminta pertolongan. Saat berhasil keluar dari kamar hotel, tidak ada yang langsung menolong Venna karena susana hotel saat itu sedang sepi di hari Minggu pagi.
Venna Melinda akhirnya bertemu dengan seorang perempuan karyawan hotel. Dia meminta pertolongan namun Ferry melarang dan memintanya untuk menjauh
“Yang ada di pikiran aku saat itu, aku harus ambil HP supaya aku bisa foto, aku lari lagi ke kamar. Habis itu dia ambil aku, dia dorong aku ke ke ujung tembok. Di situ aku sudah merasa, mati aku. Dia beringas banget. Tapi entah kenapa aku tatap matanya Ferry. ‘Bi jangan bunuh aku. Ingat kamu punya ibu perempuan, kamu punya adik perempuan.’ Di saat aku bilang begitu matanya berubah, dia seperti tersadar. Aku ambil handphone lagi,” katanya.
Usai berhasil mengambil handphone miliknya, Venna Melinda ketika itu berusaha menghubungi siapa pun orang yang memungkinkan untuk dihubungi. Saat itu Venna berhasil menghubungi orang partai melalui videocall. Venna Melinda menangis sambil meminta pertolongan dan menceritakan kejadian yang dialaminya.
Beberapa saat kemudian petugas kepolisian datang ke kamar hotel dan menanyakan apakah masalah ini akan diselesaikan secara kekeluargaan mengingat Ferry dan Venna suami-istri atau akan dibawa ke jalur hukum. Berhubung Ferry Irawan tidak mau mengakui perbuatannya, saat itu juga Venna mengatakan akan memperkarakannya di ranah hukum.
“Saat itu aku tahu dia bukan suami yang baik, dia bukan imam yang baik, dia bukan pemimpin yang saya cari selama 9 tahun. Saya baru tahu dia tidak ada hati nurani,” kata Venna Melinda sambil menangis.

Avatar


Sementara itu, Ferry Irawan membantah telah melakukan KDRT terhadap Venna Melinda. Dia justru mengaku berusaha menenangkan istrinya yang sedang histeris kala itu mau menyakiti diri sendiri.
“Istri saya berusaha menyakiti diri sendiri. Saya mengangkat dia ke kasur, dia menempelkan mukanya ke saya. Dia bicara dengan kata-kata yang sudah tidak pantas keluar dari mulut seorang istri. Saya rebahkan dia. Pada saat itu saya dibilang mematahkan hidungnya,” kata Ferry Irawan di Polda Jawa Timur.
Kini Ferry Irawan sudah resmi ditetapkan sebagai tersangka dan dikenakan penahanan kasus KDRT terhitung sejak Senin (16/1). Dia dijerat dengan Pasal 44 dan 45 Undang Undang Nomor 23 Tahun 2004 tentang KDRT. Ferry Irawan terancam hukuman 5 tahun penjara.(JPG)
Editor : Yosep/Ayu. PKL