25 radar bogor

Bima Arya Minta Peningkatan Fisik dan Nonfisik Tahun 2024

Wali Kota Bogor Bima Arya dalam musrenbang di Bogor Timur, Senin (16/1). (Radar Bogor/ Reka Faturachman)

BOGOR-RADAR BOGOR, Musyawarah Rencana Pembangunan (Musrenbang) digelar di tiga kecamatan, Senin (16/1). Di antaranya Kecamatan Bogor Utara, Kecamatan Bogor Timur, dan Kecamatan Tanah Sareal.


Di Musrenbang terakhirnya, Wali Kota Bogor, Bima Arya menargetkan penuntasan program prioritas dan juga keberlanjutan dari program yang sudah berjalan pada tiga bidang yakni infrastruktur, Sumber Daya Manusia (SDM), serta reformasi birokrasi.

Pada Musrenbang Kecamatan Bogor Timur, Bima mengatakan dari sisi infrastruktur, proyek jalan Regional Ring Road (R3) akan terus berlanjut untuk mengurai kemacetan. Ia menyebut saat ini proyek tersebut sudah mengarah ke wilayah Wangun. Namun, Bima mengatakan pihaknya masih akan terus berkoordinasi terkait dengan kendala pembebasan lahan.

Di kesempatan itu, Bima juga menyinggung soal rencana pemindahan pusat pemerintahan yang akan bergeser dari Kecamatan Bogor Tengah ke Bogor Timur. Proyek ini disebutnya juga masih bergantung pada bantuan Kementerian yang menjadi sumber pembiayaan pembangunannya.

“Sementara itu untuk Rumah Tidak Layak Huni (RTLH), sebetulnya sudah melampaui target. Namun perlu adanya pemerataan. Saya sudah tegur dinas dan pejabat wilayah, saya tekankan proses pengajuan harus fair yang duluan harus jadi prioritas. Tim verifikasi juga harus jujur, karena semua harus dapat kesempatan,” tutur Bima.

Bima ingin fokus pada pembangunan jalur pedestrian karena hal itu dinilainya dapat mendorong perekonomian. Namun, strategi itu perlu didukung dengan kepatuhan masyarakat tidak parkir sembarangan dan pembangunan drainase yang memadai agar tidak menimbulkan masalah.

Dalam musrenbang itu, Bima berpesan untuk terus peduli dan mengembangkan kampung-kampung wisata yang telah dibangun. Dengan begitu, produktivitas dan gairahnya tetap terjaga. Dua kampung yang jadi sorotan ialah Kampung Perca dan Kampung Edas.

Ia pun mendorong agar penanganan tak hanya dari sisi fisik namun juga non fisik. Dua aspek yang jadi sorotannya di Kecamatan Bogor Timur ialah penanganan Open Defecation Free (ODF) atau Stop Buang Air Besar Sembarangan (BABS) dan stuning.

“Untuk ODF di Kecamatan Bogor Timur memang masih banyak PR. ODF di Baranangsiang 616, Katulampa 500, Sukasari 470, Tajur 106, Sindangdari 498, dan Sindangrasa 407. Butuh penanganan yang detil tentang konsep sanitasi lingkungannya,” bebernya.

Sedangkan untuk stunting, Bima mengapresiasi langkah Camat Bogor Timur yang sudah bergerak cepat menangani masalah ini dengan membangun kolaborasi.

“Stunting itu strateginya edukasi orang tua dan calon orang tua, amunisi lewat bantuan-bantuan makanan yambahan, dan kolaborasi serta sinergi,” ucap dia.

Avatar


Sementara dari sisi reformasi birokrasi Bima menyebut akan melakukan rotasi dalam waktu dekat. Namun ia belum mau menyampaikan rencana tersebut untuk saat ini. (*)

Reporter: Reka Faturachman
Editor: Imam Rahmanto