25 radar bogor

Mitos Pohon Jodoh di Kebun Raya, Foto Berdua Bisa Berjodoh Selamanya?

Pengunjung melihat-lihat Pohon Jodoh yang populer di Kebun Raya Bogor karena mitosnya. (Radar Bogor/ Sofyansyah)

BOGOR-RADAR BOGOR, Kebun Raya Bogor (KRB) ternyata bukan hanya menyimpan berbagai koleksi tanaman langka namun juga cerita mitos yang berkembang di masyarakat. Salah satunya, Pohon Jodoh.

Seperti apakah sejarah dan cerita dibaliknya?

Selain mitos Jembatan Merah yang katanya bisa membuat sepasang kekasih putus. KRB ternyata punya aset lain yang justru bisa mempererat sepasang kekasih untuk berjodoh.

Baca Juga: Pengunjung Kebun Raya Bogor Naik 100 Persen Selama Libur Nataru

Aset itu adalah Pohon Jodoh. Dua pohon raksasa yang letaknya berdampingan satu dengan yang lain, bak sepasang pengantin.

Kedua pohon yang memiliki tinggi 30-an meter ini sudah berdiri bersama lebih dari satu abad. Tak ayal banyak masyarakat yang menyebut mereka berjodoh.

Pohon Jodoh terletak di sebelah timur pintu utama KRB. Memang letaknya cukup jauh dari gerbang itu. Spot itu justru lebih cepat ditempuh dari pintu KRB yang bersebrangan dengan RS Siloam Bogor.

Selain tinggi menjulang pohon ini juga punya diameter yang sangat besar rasanya butuh 10-15 orang untuk memeluknya. Di sekitar pohon ini terdapat papan informasi. Sebuah bangku juga terpasang di sekitarnya yang kerap jadi sasaran pengunjung sebagai tempat berfoto.

GM Corporate Communication Zaenal Arifin menjelaskan, pohon jodoh terdiri dari dua jenis pohon yakni Meranti Tembaga (Shorea Leprosula) dan Ara Ratu (Ficus Albipila).

“Dua jenis pohon ini punya karakteristik berbeda. Pohon Meranti Tembaga punya tekstur kulit lebih kasar. Makanya dipandang sebagai pihak laki-laki. Sementara Ara Ratu kulitnya lebih halus makanya dianggap sebagai perempuannya,” tutur dia.

Kedua pohon ini, kata Zaenal, ditanam sekira tahun 1866 di saat KRB berusia 50 tahun. Keduanya ditanam oleh Pemerintah Hindia Belanda. Setelah 157 tahun berselang, sepasang pohon itu kini menjadi pohon langka yang dikoleksi oleh KRB.

“Karena termasuk jenis langka, mereka dapat perhatian lebih dari peneliti. Sehingga melakukan langkah konservasi untuk menjaganya. Upaya pengembangbiakan pun sudah dilakukan. Kini mereka sudah punya anak semangnya masin-masing,” jelasnya.

Ia mengatakan, ungkapan jika berfoto di depan kedua pohon ini merupakan mitos yang berkembang dengan sendirinya di masyarakat. Terutama lewat persepsi yang pindah dari mulut ke mulut.

Baca Juga: Menyusul Bunga Bangkai, Suweg Tampak Mekar di Kebun Raya Bogor

“Katanya kalau lewat jembatan merah akan putus. Nah untuk menghindari itu harus berfoto di depan pohon jodoh. Saya juga belum pernah mengamati apakah yang sudah berfoto pada akhirnya berjodoh atau tidak,” kata dia sembari tertawa.

Meski cerita itu masih menjadi mitos dan belum terbukti, faktanya pohon jodoh menjadi daya tarik bagi KRB. Area pohon jodoh menjadi spot para pengunjung untuk membuat konten media sosial mereka. (*)

Reporter: Reka Faturachman
Editor: Imam Rahmanto