25 radar bogor

Perpusnas Dukung Peningkatan Literasi

 

RADAR BOGOR, Rencana pemindahan Ibu Kota Negara (IKN) dari Provinsi DKI Jakarta ke Kalimantan Timur (Kaltim) menjadi peluang emas bagi masyarakat setempat.

Baca Juga : Program Transformasi Perpustakaan Sejahterakan Masyarakat, Ini Buktinya

Untuk itu, perlu adanya peningkatan literasi bagi masyarakat agar mampu bersaing di pasar global. Dalam upaya mendukung peningkatan literasi, pemerintah pusat telah membangun gedung layanan perpustakaan di kabupaten di IKN yakni Kabupaten Penajam Paser Utara, yang pembangunannya mendapatkan Dana Alokasi Khusus (DAK) Fisik Bidang Pendidikan Subbidang Perpustakaan Tahun 2021.

“Dengan dibangunnya gedung perpustakaan ini sebagai bentuk komitmen pemerintah pusat mendukung ditetapkannya Kaltim sebagai IKN. Melalui perpustakaan ini, diharapkan menjadikan IKN menjadi pintu gerbang dunia,” ujar Kepala Perpustakaan Nasional RI (Perpusnas), Muhammad Syarif Bando, dalam Seminar Nasional Peningkatan Literasi Masyarakat dengan tema “Literasi untuk Kesejahteraan Kondisi dan Harapan” yang diselenggarakan secara hibrida pada Kamis (15/12/2022).

Baca Juga : IKN Bakal Bikin Jabodetabek Sepi, Bima Arya Jelaskan Konsep Megacities

Kepala Perpusnas menyatakan literasi bukan sekadar kemampuan menulis dan membaca. Literasi adalah kedalaman pengetahuan seseorang terhadap suatu objek ilmu pengetahuan tertentu yang dapat diimplementasikan untuk memproduksi barang dan jasa.

“Literasi bukan hanya sekadar kemampuan merangkai huruf menjadi kata, kata menjadi kalimat, kalimat menjadi paragraf. Namun literasi adalah kemampuan dalam menciptakan barang dan jasa,” tegasnya.

Untuk mewujudkan hal tersebut, lanjut Syarif, perlu melibatkan seluruh komponen bangsa. Seperti amanat Pembukaan Undang-Undang Dasar 1945 bahwa tujuan berdirinya negara adalah melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia, memajukan kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan bangsa, serta ikut melaksanakan ketertiban dunia berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi, dan keadilan sosial.

Seluruh elemen bangsa, baik eksekutif, legislatif maupun TNI POLRI memiliki tugas yang sama untuk mencapai tujuan negara, terutama mencerdaskan anak bangsa sehingga dapat menjadi bagian dari percaturan global.

“Hal ini menjadi dasar dalam rumusan yang telah ditetapkan oleh Presiden Joko Widodo dalam RPJMN 2020-2024 yakni peningkatan kualitas SDM,” lanjutnya.

Senada, Gubernur Kaltim, Isran Noor, menyampaikan aktivitas membaca akan memberikan dampak untuk peningkatan kualitas sumber daya manusia (SDM). Kecakapan ini tentu sangat dibutuhkan untuk pembangunan Kaltim. “Membaca menjadi cara untuk mendapatkan pengetahuan. Tidak ada yang pintar di dunia tanpa membaca,” tuturnya.

Perkembangan teknologi yang pesat saat ini, diakui Isran Noor sebagai cara untuk mempercepat proses pengetahuan melalui membaca. “Jadi kalau kita tidak menyesuaikan dengan kondisi seperti itu, kita bisa ketinggalan,” ungkapnya.

Namun, Gubernur Isran menilai saat ini masyarakat cenderung kurang giat membaca. Untuk itu, pihaknya mendukung berbagai gerakan yang bertujuan untuk membangkitkan gairah membaca masyarakat.

“Maka ada gerakan penyemangat, gerakan pemasyarakatan, gerakan pembudayaan minat baca. Ini dilakukan agar masyarakat jadi gemar membaca,” tuturnya.

Gubernur Kaltim periode 2018-2023 ini berkisah gemar membaca dan menulis. Bahkan dua buku yang ditulisnya didapuk menjadi salah satu pedoman program pascasarjana di Monash University di Melbourne, Australia.

“Saya saat di dalam pesawat, sering membuat pokok-pokok pikiran dan kemudian dibuat menjadi buku,” ungkap Isran.

Sementara itu, Wakil Ketua Komisi X DPR RI, Hetifah Sjaifudian, mengatakan perpustakaan daerah diharapkan dapat menjadi basis masyarakat mendapatkan pengetahuan alternatif.

Misalnya, pelatihan digital entrepreneurship, di mana kaum ibu yang ingin meningkatkan keterampilan berwirausaha dapat memanfaatkan marketplace untuk memasarkan produknya. Seperti halnya yang telah dilakukan oleh Perpusnas melalui program Transformasi Perpustakaan Berbasis Inklusi Sosial.

“Di perpustakaan yang sudah bagus mungkin bisa melakukan berbagai pelatihan. Terutama untuk kaum ibu yang sudah melampaui usia sekolah, sehingga taman bacaan, perpustakaan di desa-desa menjadi tempat untuk belajar mendapatkan pengetahuan,” pungkasnya. (*)

 

Editor : Ruri Ariatullah