25 radar bogor

Erupsi Semeru Naik Level, Jepang Pastikan Tidak Ada Dampak Tsunami

BOGOR-RADAR BOGOR, Erupsi pada gunung api Semeru, Lumajang telah dinaikkan menjadi status Awas. Meski begitu, dampak tsunami hingga Jepang telah dipastikan tidak terjadi.

Media Jepan NHK News menyebutkan, letusan-letusan besar yang terjadi di Indonesia sedang diselidiki sejak pagi, Minggu (4/12). Namun, Badan Meteorologi Jepang mengumumkan bahwa tidak ada dampak tsunami di Jepang.

Baca Juga: Erupsi Gunung Semeru, Jepang dalam Ancaman Tsunami

“Menurut Pusat Informasi Abu Vulkanik Rute Udara di Darwin, Australia, semburan vulkanik mencapai ketinggian sekitar 15 kilometer, dan Anda dapat melihat bagaimana semburan vulkanik menyebar pada citra satelit cuaca “Himawari”,” dikutip Radar Bogor dari NHK News.

Kepala Pusat Gempa Bumi dan Tsunami BMKG, Daryono juga memastikan, potensi tsunami itu tidak ada. Ia sekaligus mengimbau agar masyarakat tidak perlu panik berlebihan.

“Tidak ada apa-apa yang patut dikhawatirkan. Ini buat klarifikasi beberapa media Indonesia yanf menulis seolah ada sesuatu yang akan terjadi. Saya minta kepada media kita cermati sumber aslinya, jangan membuat kita takut,” tegasnya.

Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) telah menaikkan status Gunung Api Semeru dari Siaga menjadi Awas atau dari Level III menjadi Level IV, terhitung pukul 12.00 WIB hari ini, Minggu (4/12).

Masyarakat diminta agar tidak melakukan aktivitas apapun di sektor tenggara sepanjang Besuk Kobokan, sejauh 13 kilometer dari puncak (pusat erupsi).

Di luar jarak tersebut, masyarakat diminta tidak melakukan aktivitas pada jarak 500 meter dari tepi sungai di sepanjang Besuk Kobokan. Karena berpotensi terlanda perluasan awan panas dan aliran lahar hingga jarak 17 kilometer dari puncak.

Baca Juga: Gunung Semeru Erupsi, Lontarkan Abu Vulkanik Setinggi 500 Meter

Lebih lanjut, masyarakat diminta untuk tidak beraktivitas dalam radius 5 kilometer dari kawah atau puncak Gunung Api Semeru karena rawan terhadap bahaya lontaran batu (pijar). (*/mam)

Editor: Imam Rahmanto