25 radar bogor

Lihat, Jembatan Ledeng Sindangsari dari Masa ke Masa

Warga maupun pengendara sudah bisa dengan nyaman menyeberang melintasi Jembatan Ledeng Sindangsari yang lebih kokoh dan indah. (Radar Bogor/ Reka Faturachman)

BOGOR-RADAR BOGOR, Jembatan Ledeng Sindangsari kini telah dibenahi dandanan yang lebih kinclong. Jembatan penghubung dua kecamatan ini ternyata merupakan salah satu jembatan tertua yang ada di Kota Bogor.

Menurut penuturan warga setempat, jembatan milik PDAM Kabupaten Bogor ini sudah ada sejak jaman penjajahan Belanda. Jembatan ini dibangun oleh pemerintah Belanda pada tahun 1800-an.

Baca Juga: Bantuan Papan Perpanjang Umur Jembatan Ledeng Sindangsari

Sebuah foto menunjukkan Jembatan Ledeng Sindangsari pada tahun 1920. Kala itu, jembatan ledeng menjadi akses penyaluran air bersih dari mata air Ciburial ke gardu penampungan air bersih di Pabaton atau air mancur sebelum disalurkan kembali ke Batavia.

Jembatan Ledeng Sindangsari tempo dulu, 1920. (Wikipedia)

Perbaikan Jembatan Ledeng memberikan warna baru bagi sejarah peninggalan Belanda itu. Sebelumnya, jembatan hanya memiliki lantai lintasan berupa papan-papan kayu. Permukaannya tidak rata karena banyak tambalan potongan kayu untuk menutup lubang-lubang.

Warga bahkan menjuluki jembatan ini sebagai jembatan piano. Karena pada saat melintasinya papan-papan kayu pada jembatan ini akan menimbulkan bunyi yang cukup berisik di atas Sungai Cisadane.

Belum lagi, kayu-kayu keropos dan besi-besi berkarat membuat jembatan semakin rawan dilintasi.

Ketua RT 4 RW 11 Kelurahan Gunung Batu, Dayat Supriatna menjelaskan, usaha perbaikan jalan sering dilakukan warga bila menemukan bagian jembatan yang rusak. Penggalangan dana dengan kardus jadi cara mereka mengumpulkan uang untuk membeli papan.

Jembatan Ledeng Sindangsari

“Kita menaruh kardus di jalan sebagai tempat pengendara menyumbang. Kalau ada 3-4 papan yang rusak kita swadaya memperbaiki pakai uang dari kardus itu,” jelas Dayat kepada Radar Bogor, beberapa waktu lalu.

Momen longsornya Jalan TB Muhammad Falak tak disangka menjadi titik balik sejarah bagi jembatan tertua itu. Banyak masyarakat yang memilih jembatan ini sebagai jalur alternatif antara Kelurahan Gunung Batu (Bogor Barat) dan Kebon Kalapa (Bogor Tengah).

Jembatan ini akhirnya mendapat perhatian dari Presiden Direktur PT Petrodrill Manufaktur Indonesia, Djoni Handoyo Layanto. Bantuan yang diberikan betul-betul mengubah wajah Jembatan Ledeng Sindangsari bak jembatan baru.

Baca Juga: Hore! Jembatan Ledeng Resmi Dibuka, Pengendara Motor Boleh Melintas Lagi

Cat birunya kini berubah jadi warna merah terang. Lantai jembatan kini bukan papan kayu melainkan plat besi yang tampak lebih kuat dan kokoh. Pagar berbahan palet yang menyertainya juga menambah rasa aman dan nyaman pada pengendara yang melintas.

Lampu-lampu dipasang di bagian atas serta tanaman hias yang mejeng di pagar menambah cantik jembatan yang melintang di atas Sungai Cisadane itu.(*)

Reporter: Reka Faturachman
Editor: Imam Rahmanto