BOGOR-RADAR BOGOR, Sistem Satu Arah (SSA) yang mengelilingi kawasan Kebun Raya bakal ditiadakan sementara. Imbas dari rencana pengerjaan dan pelebaran Jalan Otista yang akan dimulai pada tahun 2023 mendatang.
Biasanya, pengendara hanya boleh satu arah melintasi 4 jalanan utama yang mengitari Kebun Raya Bogor. Mulai dari Jalan Juanda, Jalak Harupat, Pajajaran, hingga Otista.
Baca Juga: Jembatan Otista Bakal Ditutup 9 Bulan, Pemilik Kios : Bagaimana Nasib Kami!
Akan tetapi, skema satu arah itu bakal diubah, tahun depan. Tak lagi satu arah, melainkan kembali bisa dilalui dua arah.
Hal itu menyusul penutupan Jalan Otista yang diperkirakan bakal berlangsung selama 9-10 bulan. Pelebaran jalan bakal merombak jembatan yang selama ini menjadi sumber kemacetan bottle neck.
Wali Kota Bogor, Bima Arya memperkirakan, rekayasa lalu lintas selama sekitar 9-10 bulan imbas pembangunan Jembatan Otista. Ia pun mengimbau untuk warga Bogor maupun warga Jakarta dan sekitarnya yang hendak berkunjung untuk mengetahui hal tersebut.
“Kemungkinan besar nanti akan kembali dulu menjadi dua arah (sekitar Kebun Raya). Nggak mungkin jadi SSA. Jadi nanti akan ada dua arah sampai Suryakencana,” tandasnya.
Pertama, kendaraan dari arah Tol Jagorawi ataupun arah Lippo Plaza Ekalokasari yang mengarah ke Tugu Kujang dapat langsung mengarah menuju Jalan Jalak Harupat.
Kedua, kendaraan yang hendak menuju Mall BTM juga dapat langsung mengakses Jalan Juanda hingga langsung belok ke Suryakencana.
Baca Juga: Pelebaran Jalan Otista Ramai Dikomplain Pengusaha, Sekda Bilang Begini
Hal itu dibenarkan Sekretaris Daerah (Sekda) Kota Bogor. Ia mengatakan, sosialisasi bakal dilaksanakan secepatnya. Ia mengakui, konsep rerouting sebenarnya sudah disiapkan. Hanya saja, Dishub Kota Bogor belum menginformasikan bagaimana rekayasa lalu lintasnya ke depan. “Nanti Dishub yang menyampaikan,” tukasnya.
Seperti diketahui, SSA diberlakukan di sekitar Kebun Raya sejak 1 April 2016 silam. Pengaturan lalu lintas dengan SSA itu diterapkan untuk mengurangi kemacetan di sekitar Istana Kepresidenan.(*/ded)
Reporter: Dede Supriadi
Editor: Imam Rahmanto
