25 radar bogor

Perpustakaan Harus Inklusif dan Mandiri, Ini Dia Alasannya

Gubernur Bengkulu, Rohidin Mersyah (kanan) menerima piagam dari kepala Perpusnas RI Mochammad Syarif Bando. (IST)

RADAR BOGOR, Pemerintah Provinsi Bengkulu berkomitmen mengembangkan Perpustakaan menjadi lebih inklusif serta mandiri. Gubernur Bengkulu, Rohidin Mersyah, menyatakan pengelolaan perpustakaan harus dikelola secara mandiri dan produktif.

Hal ini disampaikan Gubernur usai meresmikan Gedung Fasilitas Layanan Perpustakaan Provinsi Bengkulu. Dia menyampaikan apresiasinya kepada pemerintah pusat atas bantuan yang diberikan dalam pembangunan perpustakaan.

Baca Juga : Berusia 21 Tahun, Kini Tugas GPMB Bukan Hanya Bergelut di Bidang Perpustakaan Saja

“Dari sisi kemandirian ekonomi, sebuah perpustakaan harus mampu dikelola secara mandiri. Akan menjadi masalah apabila kita selalu mengharapkan APBD yang teralokasi untuk operasional perpustakaan atau menunggu suntikan dana dari pemerintah pusat,” ungkap Rohidin, pada Senin (28/11/2022).

Dia menjelaskan bahwa perpustakaan merupakan variabel penting untuk mendorong dan meningkatkan daya baca dalam mendalami ilmu pengetahuan. “Dengan bahasa lain, tidak hanya sekedar merangkai huruf vokal dan konsonan. Namun, seseorang apabila literasinya baik, maka orang akan paham, kalau dia paham pola pikirnya akan terbentuk, kalau pola pikirnya terbentuk sikap perilakunya juga akan positif,” lanjutnya.

Peresmian gedung perpustakaan dilakukan Kepala Perpustakaan Nasional RI (Perpusnas), Muhammad Syarif Bando, bersama Gubernur Rohidin. Pemerintah Provinsi Bengkulu mendapat anggaran perluasan gedung perpustakaan melalui Dana Alokasi Khusus (DAK) Fisik Subbidang Perpustakaan tahun anggaran 2021 sebesar Rp4,5 miliar. Fasilitas tersebut kini sudah dapat dimanfaatkan oleh pelajar hingga masyarakat umum untuk mengakses informasi dan pengetahuan.

Baca Juga : Perpusnas akan Menyelenggarakan Gemilang Perpustakaan Nasional

Pada kesempatan yang sama, Kepala Perpusnas menyerahkan dokumen akreditasi Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Provinsi Bengkulu Tahun 2022 yang mendapatkan nilai 94,30 dengan kategori A.

Syarif Bando mengatakan hasil akreditasi merupakan bentuk nyata komitmen yang ditunjukkan Pemerintah Provinsi Bengkulu dalam mengimplementasikan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional Tahun 2022-2024 yang disampaikan Presiden Joko Widodo terkait peningkatan kualitas sumber daya manusia (SDM).

“Kami juga mengapresiasi seluruh hasil pembangunan yang telah dicapai Bapak Gubernur Bengkulu dan jajarannya. Hari ini kita berada di sebuah institusi peradaban yang akan menjadi ruang belajar terbuka. Tinggal kebijakan Bapak Gubernur bersama Bupati dan Walikota agar gedung ini tidak pernah sepi karena setiap hari dikunjungi pelajar dari seluruh tingkat pendidikan,” terangnya.

Kepala Perpusnas menyampaikan akan terus mendukung pembangunan fasilitas perpustakaan di berbagai daerah di Provinsi Bengkulu pada tahun mendatang.

Dia menambahkan, literasi adalah milik semua orang. Literasi menurutnya, merupakan kedalaman pengetahuan seseorang terhadap suatu objek yang pengetahuan tertentu yang dapat diimplementasikan dengan inovasi dan kreativitas yang tinggi untuk memproduksi barang dan jasa yang bisa dipakai untuk memenangkan persaingan global.

“Akhir dari perang kepentingan antarbangsa adalah akan tercipta suatu pasar di mana yang akan keluar jadi pemenang adalah kalau dia jadi produsen. Dan dia akan kalah adalah dia yang hanya menjadi konsumen,” urainya.

Baca Juga : Komisi X Dorong Perpusnas Pertajam Unsur Literasi Masyarakat

Acara peresmian gedung perpustakaan dirangkaikan dengan acara Talkshow Peningkatan Indeks Literasi Masyarat di Provinsi Bengkulu.

Legislator Komisi X DPR RI, Dewi Coryati, menjelaskan bahwa Perpusnas telah aktif melakukan kajian terhadap tingkat kegemaran membaca yang menjadi salah satu tolok ukur tingkat literasi masyarakat Indonesia.

“Kabar baiknya, tingkat kegemaran memebaca Provinsi Bengkulu berada pada nilai 62,4 dari skala 0-100 dan masuk kategori baik menurut Perpusnas. Dengan rata-rata membaca 1 jam 40 menit per hari dan berada pada peringkat 12, tepat di bawah DKI Jakarta,” sebutnya.

Dewi juga menekankan pada era digital ini, pengembangan perpustakaan digital menjadi hal sangat penting sehingga bahan bacaan mudah diakses oleh masyarakat. Hal ini juga membuat kehadiran Perpusnas sangat dibutuhkan untuk memperluas pengetahuan dan fasilitas layanan perpustakaan digital.

“Perpusnas Republik Indonesia hadir di Bengkulu untuk memberikan dukungan kepada kita masyarakat Bengkulu agar akses terhadap sarana penunjang literasi di Bengkulu bertambah, salah satunya melalui diresmikannya gedung fasilitas layanan perpustakaan Provinsi Bengkulu ini ,” pungkasnya. (*)

 

Editor : Ruri Ariatullah