BOGOR-RADAR BOGOR, Sejumlah desa masih terisolir pasca gempa bumi mengguncang Kabupaten Cianjur, Senin (21/11). Warga kesulitan mengungsi karena beberapa desa tertimbun longsor dan reruntuhan bangunan.
Hal itu diakui Ketua RW 01, Hendi Suhaendi. Ia mengatakan, banyak korban tewas setelah terhimpit bangunan di wilayahnya. Minimnya alat berat dan tenaga bantuan membuat evakuasi berlangsung lambat.
Baca Juga: Pilu Gempa Cianjur, Pengungsi Tidur Bersama Jenazah
Hendi menyebutkan, ada 4 RT di wilayahnya dan seluruhnya terdampak gempa. Total ada 6 orang meninggal dunia akibat bencana ini. Jumlah ini didominasi anak-anak berusia 2-9 tahun. Mereka meninggal saat mengaji.
Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil telah menegaskan, situasi di Cianjur harus mendapatkan perhatian dari semua perangkatnya. Ia ingin agar semua waega bisa dievakuasi.
Ia memastikan, semua perangkat negara sudah bergerak. Dalam hitungan jam, pihaknya mulai membangun RS Darurat, membersihkan longsor yang menutup jalan, hingga mempersiapkan tenda-tenda pengungsian dan dapur-dapur umum.
“Alat-alat berat sudah disiapkan untuk besok (Selasa) mengevakuasi desa-desa yang masih tertimbun longsoran,” tegasnya.
Sementara itu, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Bogor melaporkan update terakhir terkait bencana gempa bumi tersebut.
Titik longsor meliputi Jalan Nasional Tapal Kuda Cugenang, Jalan Kabupaten Desa Cijedil. Sementara, infrastruktur terdampak yaitu 2 jembatan dan jalan.
Selain itu, bangunan sekolah yang rusak meliputi UNSUR, Smanda, SD Ibu Dewi, SMK Medika, Ponpes Al-Muhamadiyah, Ponpes Alujah, MAN 2 Cianjur, STAI Al-athari, SMP Cianjur, Lembaga Pendidikan Desa Benjot Fasilitas kesehatan RSUD Clanjur, RS Dr. Hafidz, Puskesmas Cugenang, dan BKPM.
Baca Juga: Bertambah, 162 Korban Meninggal Akibat Gempa di Cianjur
Untuk gedung perkantoran diantaranya BPBD, PUTR, Lapas Cianjur, Kejaksaan, Polres, KONI, Dinsos, Kantor PCNU,
Bangunan lain terdampak yaitu tempat ibadah seperti Mesjid Dekranada, Mesjid Desa Bonjot, Mesjid Desa Cikancana.(*/mam)
Reporter: Reka Faturachman
Editor: Imam Rahmanto
