radar bogor

Cianjur Butuh Makanan dan Tenda, Satu Nasi Kotak Dimakan Tiga Orang

Pengungsian
Pengungsi harus menghadapi kondisi makanan terbatas di Lapangan Joglo, Cianjur Kota, Senin (21/11) malam. (Radar Cianjur/ Ariansyah Aris)

BOGOR-RADAR BOGOR, Lapangan Joglo di Cianjur Kota dipadati warga yang mengungsi akibat bencana gempa bumi, Senin (21/11). Mereka berasal dari berbagai wilayah yang dilanda guncangan tektonik dan masih rawan ditinggali.

Salah seorang warga, Ariansyah Aris mengatakan, pengungsian memang difokuskan di lapangan yang berada di wilayah. Kelurahan Sawahgede itu. Sebagian besar pengungsi berasal dari wilayah Kecamatan Cugenang.

Baca Juga: Berangkat! Ini Strategi Gerakan Anak Negeri Bantu Korban Gempa di Cianjur

Akan tetapi, para pengungsi belum bisa beristirahat dengan tenang. Selain getaran gempa susulan yang masih terasa, udara dingin juga membuat sebagian besar pengungsi tak bisa tidur. Mereka kekurangan tenda di lokasi pengungsian.

“Yang dibutuhkan lebih ke tenda, tempat tidur, dan makanan juga minum. Sampai sekarang masih banyak yang belum dapat tenda. Hanya tidur beralas tapi tidak beratap,” terangnya kepada Radar Bogor, Senin (21/11) malam.

Ia melihat, sejumlah bantuan dari pemerintah memang mulai dikerahkan. Namun, bantuan-bantuan itu belum maksimal mengalir dengan lancar. Tentu saja dipengaruhi oleh jalur komunikasi yang terputus dan jalan utama yang tertutup longsor.

“Tadi di wilayah Gekbrong, masih banyak yang membutuhkan tenda dan makanan. Bahkan tadi satu boks ayam dan nasi dikonsumsi oleh 1 keluarga karena keterbatasan makanan. Ada yang di makan 3 orang,” tutur Aris.

Keadaan di pengungsian itu juga diperparah dengan minimnya sambungan listrik. Pencahayaan kurang memadai. Pengungsi harus memanfaatkan penerangan seadanya. Meski di Lapangan Joglo mulai menyala, namun di Gekbrong dan sekitarnya masih gelap gulita.

Baca Juga: Bertambah, 162 Korban Meninggal Akibat Gempa di Cianjur

“Komunikasi juga tidak begitu lancar. Saat di Gekbrong dan beberapa titik, sinyal hilang atau (maksimal) E saja,” bebernya.

Aris juga menginformasikan sebagian warga juga ada yang memilih untuk tetap tinggal di beberapa desa, Kecamatan Cugenang. Mereka enggan mengungsi meskipun telah diminta untuk evakuasi. Kata Aris, kebanyakan ingin menjaga rumahnya. (mam)