radar bogor

Terjebak Pinjol, Anggota DPR RI: Mahasiswa IPB Harusnya Kritis

Fahmi DPR
Anggota DPR RI Fahmi Alaydroes

BOGOR-RADAR BOGOR, Kasus penipuan yang menjerat ratusan mahasiswa IPB terus mendapat perhatian. Kini giliran Anggota Komisi X DPR RI, Fahmy Alaydroes turut angkat bicara.

Menurutnya, kasus penipuan dengan modus investasi kerap terjadi dan memakan korban. Akan tetapi, hal semacam itu tidak selayaknya terjadi pada mahasiswa, apalagi sekaliber kampus IPB University.

Baca Juga: Terjerat Transaksi Pinjol, Bagaimana Nasib Ratusan Mahasiswa IPB?

“Mengapa mahasiswa yang seharusnya berpikir dan bertindak cermat serta kritis justru mudah sekali tergiur dengan iming-iming yang tidak rasional?” sesal Fahmy dikonfirmasi Radar Bogor, Rabu (16/11).

Politikus PKS ini menilai, kebanyakan korban yang berasal dari mahasiswa semester tiga juga terdampak dari pembelajaran secara online. Fenomena ini seharusnya menyadarkan masyarakat bahwa pembelajaran online membuat mahasiswa tidak mengalami pengalaman sosial secara nyata.

“Hal ini membuat adik-adik mahasiswa tersebut menjadi kurang cermat, kurang kritis, dan mudah tergiur dengan iming-iming yang menjanjikan,” terangnya.

Kondisi ini juga mendorong mereka ingin mendapatkan sesuatu secara instan. Tak pelak, ikut menumbuhkan sikap konsumtif. Oleh karena itu, Fahmy menilai sistem belanja online perlu jadi perhatian para pendidik.

“Ini harus menjadi pelajaran bagi kita semua, baik para pendidik seperti rektor, dosen, Kemendikbudristek, dan Komisi X DPR RI,” tandasnya.

Ia menambahkan, pendidikan di Perguruan Tinggi tidak hanya menumbuhkan kemampuan berpikir logis, kritis, dan konstruktif. Namun, seharusnya melatih pemahaman kehidupan sosial, karakter, dan sikap dewasa serta tanggung jawab.

Baca Juga: Astaga! Korban Penipuan Libatkan Pinjol Bertambah Menjadi 333 Orang

“Kampus harus menjadi sumber dan mata air harapan bagi perbaikan dan kemajuan kehidupan sosial masyarakat sekitarnya, bukan malah menjadi tempat munculnya masalah-masalah sosial,” pungkasnya.(*)

Reporter: Reka Faturachman
Editor: Imam Rahmanto