radar bogor

Terpilih Aklamasi, Arif Satria Lanjut jadi Rektor IPB

rektor ipb
Arif Satria terpilih kembali menjadi Rektor IPB. (Radar Bogor/ Sofyansyah)

BOGOR-RADAR BOGOR, Prof Arif Satria kembali terpilih menjadi Rektor IPB University untuk yang kedua kalinya. Prof Arif Satria terpilih secara aklamasi pada Rabu (9/11).

Dalam perjalanannya, pencalonan ini mulanya diikuti 20 peserta yang mendaftarkan diri maju sebagai Rektor IPB University dengan masa jabatan periode 2023-2028.

Kemudian, saat ditanya kesiapan para peserta untuk maju sebagai Rektor IPB University, hanya tersisa enam peserta yang menyatakan diri siap untuk maju ke tahap selanjutnya.

Setelah itu, berkas atau dokumentasi administrasi pun diserahkan ke enam peserta dan dilakukan verifikasi oleh Senat Akademik (SA) IPB University.

Kemudian, setelah dilakukan evaluasi keabsahan dokumen, hanya tersisa dua peserta yang memenuhi syarat maju sebagai calon Rektor IPB University. Yakni, Prof Arif Satria dan Dr Sahara.

Kemudian, dari hasil Sidang Paripurna Terbuka Majelis Wali Amanat (MWA) IPB ‘Dengar Pendapat Calon Rektor dengan Pemangku Kepentingan’ yang dilakukan di Kampus IPB Baranangsiang, Rabu (9/11) Prof Arif Satria terpilih secara aklamasi sebagai Rektor IPB University periode 2023-2028.

“Prof Arif Satria diumumkan sebagai rektor terpilih secara aklamasi pada pukul 13:09 WIB,” kata Ketua MWA IPB University, Prof Dr Tridoyo Kusumastanto dalam konferensi pers penetapan rektor IPB periode 2023-2028.

Sementara itu, Rektor IPB University terpilih, Prof Arif Satria mengapresiasi dan menyambut baik proses pencalonan yang sudah berjalan dengan baik ini.

“Pada hari ini Alhamdulillah proses sudah berjalan dengan baik, saya mengucapkan apresisi kepada Civitas Akademik dan juga Majelis Wali Amanat yang telah menetapkan saya sebagai rektor IPB Periode 2023-2028,” katanya dalam sambutan.

Pada kesempatan ini, Prof Arif Satria juga menuturkan, bahwa tantangan IPB University saat ini berbeda dengan lima tahun lalu. Di mana di ruangan ini, saat ia terpilih pertama kali sebagai Rektor IPB University dirinya berbicara tentang distrupsi revolusi industri 4.0.

Akan tetapi, dua tahun belakangan ini, isu yang berkembang sudah berubah lagi, di mana Indonesia dihadapkan dengan isu pandemi Covid-19 dan masalah perang geopolitik yang berdampak serius pada tatanan global.

Sedangkan, IPB University pun dituntut untuk bisa merespon tantangan perubahan ini dengan membuat langkah kongkrit bagi masyarakat. Di mana, hal yang paling kongkrit di masyarakat adalah bagaimana harus siap memberikan kontribuai untuk mengatasi ancaman krisis pangan.

Atas hal itu, IPB University dibawah kepemimpinannya akan terus tetap berkontribusi secara positif melakukan aksi-aksi nyata di masyarakat untuk mengatasi krisis pangan tersebut.

“Kekuatan yang dimiliki IPB adalah kekuatan inovasi, inovasi sudah sangat banyak dan relevan, ketika harus menghadapi tantangan untuk mendisertivikasi produk pangan lokal,” paparnya.

“Kenapa, karena dengan harga gandum yang semakin lama semakin meningkat akibat stok tertahan di Rusia-Ukrania sebanyak 2.07 juta ton, maka saatnya kita harus beralih ke pangan lokal, yang bisa mensubstitusi, seperti pangan dari mokaf, sorgu, sagu, dan sebagainya,” sambungnya.

Arif menyebut, IPB memiliki kekuatan melalui inovasi IPB yang sangat banyak untuk dapat berkontribusi membantu pemerintah.

“Itulah saatnya IPB untuk perkerasan, menerapkan varitas 3s, 9g, 10g, untuk produk pangan lokal yang bisa disubtitusi. Saya kira itu hal terpenting saat ini, begutu kita bericara persoalan nasional kita berbicara pangan,” tukasnya.(ded)