25 radar bogor

Di Hadapan Pemuda, Bima Arya Sampaikan The Power Of Dream 3 Level Tahapan

Bima Arya
Wali Kota Bogor, Bima Arya menjadi pembicara dalam kegiatan Pertemuan Humas Muda (Pemuda) - 50 tahun 2022 di Museum Bank Indonesia, Jakarta, Sabtu (5/11/2022).

JAKARTA-RADAR BOGOR, Wali Kota Bogor, Bima Arya menjadi pembicara dalam kegiatan Pertemuan Humas Muda (Pemuda) – 50 tahun 2022 di Museum Bank Indonesia, Jakarta, Sabtu (5/11/2022).

Baca Juga : Masa Jabatnya Hampir Habis, Bima Arya Beri Ruang dan Panggung Untuk Dedie Rachim

Dalam webinar yang dihadiri oleh ratusan Pemuda itu, Bima Arya memaparkan tema pembahasan tentang Peran Pemuda untuk mengangkat potensi lokal kelas dunia dan semangat keberagaman budaya untuk kemajuan Indonesia.

Tahun 2045 Indonesia akan masuk pada masa Indonesia Emas. Sebelum itu, pada tahun 2030 Indonesia akan mendapat bonus demografi ketika 65 persen penduduk Indonesia adalah usia produktif. Target Indonesia Emas dengan bonus demografi kata Bima Arya, sangat mungkin terjadi.

Di tahun 2030 hingga 2045 anak-anak muda yang saat ini masih duduk dibangku sekolah ataupun dibangku kampus akan memasuki masa produktif hingga berada di puncak karirnya.

Pada masa itu pun akan ada jutaan kebutuhan sumber daya manusia untuk diserap oleh tenaga kerja atau menjadi pengusaha. “Kita punya potensi yang dahsyat dan besar banget,” kata Bima Arya.

Namun pencapaian target itu harus disiapkan mulai saat ini. Karena, bonus demografi akan menjadi sia-sia jika tidak dipersiapkan dari sekarang, baik oleh anak-anak muda maupun pemerintah.

Untuk itu the power of dream bisa diwujudkan dengan menyiapkan anak-anak muda kosmopolitan yang dimulai dari tiga level tahapan.

“Pertama, anak-anak ini harus punya roots, harus punya akar di lokal, ini yang pertama harus punya akar di lokal. Dan paham lokal values, local wisdom,” ujarnya.

Karena kata dia, apa yang dinikmati hari ini adalah ikhtiar generasi lalu. Yang nikmati hari ini adalah ikhtiar dari para pendahulu, sehingga apa yang dilakukan hari ini adalah untuk generasi yang akan datang. “Jadi kita harus punya identitas lokal kita,” tuturnya.

Level selanjutnya yang harus diperkuat dan dijaga adalah nasionalisme dengan memahami identitas lokal, identitas Indonesia, Bhineka Tunggal Ika dan NKRI yang harus terus jadi kebanggaan.

Selanjutnya adalah berkiprah pada kancah internasional atau berada pada masyarakat global. Pada level ketiga kata Bima Arya, yang paling mendasar yang harus dimiliki adalah kemampuan berbahasa asing.

Karena kata dia, kesempatan untuk go internasional saat ini terbuka lebar untuk semua. Bima Arya pun menceritakan bagaimana seorang anak bisa mewujudkan mimpinya ke luar negeri dengan the power of dream.

“Saya ingat suatu hari 10 atau 15 tahun lalu saya berkunjung ke wilayah, saya waktu itu masih sekolah di Australia. Waktu itu ada anak bertanya, kang saya pengen ikut sekolah keluar negeri bagaimana,” kata Bima Arya mengisahkan pengalamannya.

Ia memberi masukan kepada anak tersebut agar belajar berbahasa asing terlebih dahulu dan kemudian mencari informasi peluang untuk bisa mendapatkan beasiswa ke luar negeri dari internet.

Mendengar masukan-masukan dari Bima Arya kemudian anak itu mencatatnya dengan teliti. Setelah lima tahun kemudian, Bima Arya pun bertemu kembali dengan anak itu saat dirinya sedang menjadi narasumber di Australia.

“Pas saya jadi pembicara di Australia ada satu orang nyamperin, Kang bima masih emut keneh ka abdi, masih ingat ke saya? Saya tanya siapa, terus dia sebutkan nama, saya kaget terus saya nanya kamu sampai juga kesini, dia jawab Alhamdulillah sampai, saya ikuti kata kang Bima saya siapin les bahasa inggris, terus saya cari beasiswa, terus dia bilang here i am, saya langsung merinding, itulah the power of dream, gitu ya. Jadi anak ini dari lokal, nasional ke internasional,” ujarnya.

Untuk itu kata Bima Arya, pemuda yang bisa bersaing dan survive harus bisa menguatkan tiga level tersebut untuk bisa masuk pada kancah internasional. (*/adv)

Editor : Yosep