25 radar bogor

Kesaksian Momen Mencekam Tragedi Halloween di Itaewon, Sana-sini CPR

Sejumlah warga Korea berjalan di wilayah Itaewon pasca tragedi Hallowen yang menewaskan lebih dari seratus orang. (REUTERS/KIM HONG-JI)
Sejumlah warga Korea berjalan di wilayah Itaewon pasca tragedi Hallowen yang menewaskan lebih dari seratus orang. (REUTERS/KIM HONG-JI)

SEOUL-RADAR BOGOR, Tragedi Halloween di Itaewon, Seoul, Korea Selatan menjadi sorotan dunia. Setidaknya, sebanyak 151 nyawa melayang di tragedi yang terjadi pada Sabtu malam (29/10/2022).

Sejumlah penyintas dan saksi mata mengungkapkan momen horor yang terjadi saat kerumunan berdesak-desakan di malam tragedi Halloween Itaewon, Seoul, Korea Selatan, pada Sabtu (29/10) malam.

Salah satu warga yang hadir di lokasi, Jeon Ga-eul (30) mengatakan saat itu dirinya sedang minum-minum di sebuah bar di Itaewon. Saat itu, akunya, dia mendapat kabar dari temannya bahwa sesuatu yang mengerikan sedang terjadi di luar.

Mendengar kabar tersebut, Jeon pun bergegas untuk melihat situasi yang terjadi di luar. Seakan tak percaya, matanya menyaksikan sendiri betapa sejumlah orang sedang berupaya menyelamatkan nyawa dengan melakukan resusitasi jantung paru-paru (CPR) di jalanan.

“Ketika saya pergi keluar untuk melihat, di sana orang-orang melakukan CPR di jalanan,” kata dia seperti dikutip dari AFP, Minggu (30/10).

Baca juga: Tragedi Halloween di Itaewon, Teriakan Minta Tolong Tertutup Musik yang Kencang

Sementara itu salah satu bartender yang bekerja di Itaewon, Ji  Young menyebut kerumunan hebat hingga berujung desak-desakan itu baru kali pertama terjadi di sana. Sebelumnya, kata dia, lokasi itu memang ramai tapi tak pernah sepadat malam tragedi itu.

“Selalu ramai, tapi belum pernah terjadi hal seperti ini sebelumnya,” katanya.

“Saya tidak pernah berpikir bahwa hal seperti ini bisa terjadi di Korea, terutama di Itaewon,” imbuhnya.

Seorang perempuan yang menjadi saksi mata sekaligus korban selamat dari tragedi berdesak-desakan di gang Itaewon itu mengatakan dirinya menyaksikan detik-detik orang lain yang kesusahan napas.

“Seorang yang pendeknya seperti saya tak bisa bernapas,” kata dia, “Mereka yang ada di tengah-tengah gang yang paling menderita.”

Penyintas lainnya mengatakan korban-korban yang hendak menyelamatkan diri masuk ke dalam toko di sepanjang gang itu pun kesulitan.

“Sepertinya korban lebih parah karena orang-orang berusaha melarikan diri ke toko-toko terdekat tetapi diusir kembali ke jalan karena jam kerja sudah berakhir,” kata seorang penyintas  kepada media Korsel, Yonhap. (*/cnn/ran)

Editor: Rany