BOGOR-RADAR BOGOR, Ketua DPD Golkar Kota Bogor Rusli Prihatevy angkat suara terkait dengan pernyataan Ketua Umum DPP Partai Golkar Airlangga Hartarto.
Dimana, saat itu Airlangga menyebut partainya mengikuti arahan Presiden Joko Widodo (Jokowi) pada penetapan calon presiden dan calon wakil presiden.
Rusli langsung menanggapi pernyataan itu dengan santai, menurutnya ucapan yang dikeluarkan Airlangga Hartanto bukan berarti partai berlambang beringin bisa diatur oleh Presiden Jokowi
“Lebih kepada koordinasi perkembangan, bagian menghormati pak Jokowi sebagai Presiden, bukan (berarti) KIB diatur sama pak Jokowi,” kata Rusli kepada wartawan, Senin (24/10) malam.
Apalagi, dilanjutkan Rusli Golkar yang kini tergabung dalam koalisi Indonesia Bersatu (KIB), PAN dan PPP itu masih bagian koalisi pemerintahan.
“Karena KIB masih dalam bagian kolaisi pemerintah, karena jelas (Presiden Terpilih nanti) melanjutkan dari kepemimpinan pak Jokowi,” terangnya.
Saat ditanya soal apakah ada kader yang mempertanyakan sikap elit Partai berlambang beringin itu terkait Pilres, Rusli tegas jika seluruh kader memahami apa yang dimaksud Airlangga Hartanto.
“Tidak, kita semua ketua DPD se-Indonesia dan semua aggota DPRD dari partai Golkar menyaksikan sendiri di dalam di acara HUT (Golkar). Jadi kita memahami ini terutama solid-nya KIB,” terangang pria yang juga wakil ketua DPRD Kota Bogor.
Baca juga: Sampaikan Duka Mendalam, Airlangga Instruksikan Kader Golkar Bantu Korban Kanjuruhan
Sedangkan saat ditanya siapa sosok yang dimaksud Airlangga Hartanto saat menyebut Presiden Joko Widodo sudah mengetahui kandidat calon presiden yang akan diusung oleh KIB.
“Presiden sudah tahu. Sosoknya yang mempunyai jam terbang. Salah satunya pak jJkowi bilang yang seperti Pak Airlangga, begitu di sambutanya,” tukasnya.
Diketahui, Ketua Umum DPP Partai Golkar Airlangga Hartarto mengatakan partainya mengikuti arahan Presiden Joko Widodo agar penetapan calon presiden dan calon wakil presiden tidak terburu-buru dan sembrono.
“Kan Presiden bilang hati-hati, jangan sembrono, jangan emosi, ini emosinya biar turun tidak sembrono, kita pilih yang tepat,” kata Airlangga saat penyerahan mobil listrik kepada 37 ketua DPD Golkar di Kantor DPP Golkar, Slipi, Jakarta, Sabtu (22/10).
Oleh karena itu, Golkar bersama partai yang tergabung dalam Koalisi Indonesia Bersatu (KIB), yakni PAN dan PPP akan mencari sosok kandidat yang tepat dan tidak sembarangan. Menurut dia, dengan pemberian mobil listrik itu akan memberikan semangat bagi kader Golkar di daerah untuk memenangi Pemilu 2024.
“Ini memanaskan mesin Partai Golkar, tapi mesinnya silent (diam). Jadi enggak ada yang lihat, tahu-tahu kita sudah di depan,” tuturnya.
Penyerahan mobil listrik kepada seluruh DPD Partai Golkar untuk mendorong energi ramah lingkungan. Penyerahan mobil listrik ini, lanjut Airlangga, sesuai dengan visi dan misi Partai Golkar.
“Semangat ini yang ingin dibagi ke seluruh provinsi dan menjadi tugas ketua DPD Partai Golkar untuk mendorong green energy ke depan. Ditambah lagi kita sudah masuk dalam krisis energi, maka dengan penghematan energi dengan listrik yang saat ini Indonesia sedang over supply diharapkan bumi lebih sehat,” jelas Airlangga.
Presiden Joko Widodo meyakini Partai Golkar akan cermat dalam menentukan calon presiden dan calon wakil presiden menghadapi Pemilu 2024. “Saya yakin, saya yakin, saya yakin Golkar akan dengan cermat, akan dengan teliti, akan dengan hati-hati, tidak sembrono dalam mendeklarasikan calon presiden dan wakil presiden 2024,” kata Presiden Jokowi di Jakarta, Jumat (21/10) malam.
Presiden Jokowi menyampaikan hal tersebut saat menghadiri acara puncak Hari Ulang Tahun ke-58 Partai Golkar di Hall C, JIExpo Kemayoran, Jakarta Pusat. “Meski tadi saya lihat sudah teriak semua Pak Airlangga Hartarto, dan saya meyakini bahwa yang akan dipilih oleh Partai Golkar, capres maupun cawapres ini adalah tokoh-tokoh yang bener,” tambah Jokowi.
Presiden Jokowi menyebut Golkar adalah partai yang sudah matang, punya pengalaman malang melintang, dan banyak makan asam garam dalam perpolitikan Indonesia selama 58 tahun sehingga akan bertindak dengan hati-hati.
“Silakan terjemahkan sendiri karena bapak ibu sekalian, presiden itu seperti pilot, penumpangnya banyak sekali, seluruh rakyat Indonesia dan pilpres itu memilih pilot dan kopilot. Ini yang tidak mudah sekarang ini,” pungkas Jokowi. (ded)
Editor: Rany