25 radar bogor

Workshop Kementerian Pertanian, Minaqu Contohkan Bojongkerta sebagai Wujud Dukungan Permodalan bagi Petani Lokal

Workshop atau lokakarya nasional bertajuk "Menyiasati Krisis Pangan Global dengan Meminimalisir Risiko Produksi Pangan Melalui Pembiayaan Pertanian".

JAKARTA-RADAR BOGOR, Kementerian Pertanian (Kementan) RI menggelar workshop di Auditorium Gedung F, Jakarta, Rabu (5/10). Workshop bertajuk “Menyiasati Krisis Pangan Global dengan Meminimalisir Risiko Produksi Pangan Melalui Pembiayaan Pertanian” itu akan berlangsung hingga Jumat (7/10).

Workshop digelar untuk memberikan informasi publik terkait isu global krisis pangan dan membahas banyak aspek penting yang dibutuhkan para petani. Diantaranya seperti tentang Kredit Usaha Rakyat (KUR), Risiko terhadap Produksi apangan, Pengembangan Keuangan Inklusif dalam Pembangunan Pangan dan Pertanian, serta asuransi pertanian.

Baca Juga: Lahirkan Pengusaha Pertanian, Kementan Perkuat Kapasitas Mentor

Pembicara yang dihadirkan pun sesuai dengan bidangnya pada panel pertama yang membahas mengenai KUR. Diantaranya seperti Analisis PSP Ahli Muda/ Koordinator Siswoyo, Sekretaris Koperasi Produsen Sinar Jagung Priangan Ipan Sugianto, Asisstant Vice President BNI Grala Bagus Agdyawan, CEO PT Minaqu Indonesia Ade Wardhana Adinata.

Mereka dimoderatori oleh Dr Ir Dedi Budiman Hakim, MAEC selaku Kepala Pusat Kajian Internasional Keuangan dan Ekonomi Terapan (InterCAFE IPB). Workshop dibuka langsung oleh Dirjen PSP Kementan, Ali Jamil.

CEO Minaqu Indonesia menjelaskan mengenai upaya Minaqu dalam membantu pasar global untuk sektor pertanian. Tak hanya menyasar tanaman hias, Minaqu juga telah membuka peluang untuk produk pertanian lainnya. Mulai dari tanaman herbal hingga buah tropis.

Ade tak menampik dengan adanya tantangan produksi pangan menghadapi krisis pangan global. Kondisi saat ini juga banyak dikeluhkan para pelaku bisnis ekspor. Apalagi wilayah Eropa yang sangat terdampak krisis akibat Perang Rusia dan Ukraina. Untuk itu, butuh inovasi dan kreativitas untuk bertahan dari krisis tersebut.

“Minaqu telah bermitra dengan lebih dari 2.500 petani di Indonesia. Tidak hanya tanaman hias, namun berbagai sektor pertanian lainnya kita buka peluangnya untuk pasar global. Kita mulai membantu untuk mencari community leader di daerah dan mengasistensi mereka,” paparnya.

“Kita bekerja sama para pelaku usaha dari Belanda hingga Amerika untuk mendevelop (memgembangkan) para petani kita tentunya dengan menekankan sosial-budaya lokal juga,” tambahnya lagi.

Upaya itu juga terus digalakkan dengan membuka akses permodalan untuk para mitra petani. Salah satunya, Minaqu telah mengembangkan produksi tanaman hias di Kelurahan Bojongkerta, Kota Bogor dengan mempekerjakan para petani lokal. Bahkan, mereka juga mendapatkan bantuan permodalan KUR dari perbankan.

Baca Juga: Sambangi Kampung Flori Bojongkerta, Mentan SYL: 1 Kota Minimal 2 Green House

Model itulah yang juga ditunjukkan Ade dalam workshop tersebut. Harapannya, banyak wilayah lain di Indonesia yang menerapkan hal serupa untuk membantu para petani semakon berkembang.

“Akses permodalan menjadi bagian penting untuk mendukung para pelaku usaha, khususnya UMKM. Jika UMKM mau naik kelas, memang butuh dukungan modal dan biasanya permodalan itu yang cukup sulit didapatkan,” pungkasnya. (*/mam)