25 radar bogor

Hormati Korban Tragedi Kanjuruhan, FIFA Pasang Bendera Negara Setengah Tiang

Tragedi Kanjuruhan
FIFA memasang bendera negara-negara anggotanya setengah tiang, sebagai bentuk penghormatan kepada korban tragedi Kanjuruhan.

SWISS-RADAR BOGOR, Tragedi Kanjuruhan tak hanya membuat duka persepakbolaan di Tanah Air. Tragedi itu juga terus menarik perhatian dunia. Tak terkecuali Federasi Sepakbola Dunia atau FIFA.

Baca Juga : Korban Meninggal Kerusuhan Suporter Arema Bertambah Jadi 180 Orang

Sebagai bentuk penghormatan terhadap para korban yang meninggal dalam tragedi Kanjuruhan usai laga Arema vs Persebaya itu, FIFA memasang bendera negara yang berada di markas mereka dikibarkan setengah tiang.

Sementara itu, pendukung Arema FC dari wilayah Kecamatan Bantur, Kabupaten Malang, memberikan kronologi terkait tragedi di Stadion Kanjuruhan yang menyebabkan 125 orang meninggal dunia.

The Black Lion Slamet Sanjoko mengatakan, selama jalannya pertandingan antara Arema FC melawan Persebaya Surabaya berjalan kondusif.

”Awalnya, ada dua orang yang mau berfoto setelah pertandingan bersama pemain Arema FC. Kami sudah menyampaikan ke petugas untuk tidak memberikan izin,” kata Sanjoko.

Sanjoko menjelaskan, karena dua orang suporter Arema tersebut terus memaksa untuk diperbolehkan masuk dalam area lapangan, akhirnya dua orang itu diizinkan masuk ke lapangan.

Setelah kedua orang tersebut diizinkan untuk memasuki area lapangan, ternyata menghampiri pemain Arema FC yang saat itu masih berada di dalam lapangan untuk meminta maaf kepada para suporter atas kekalahan dari Persebaya.

”Dua anak itu, yang akan berfoto ternyata mereka mendekat ke pemain Arema FC. Kemudian terjadi bentrokan, pemicunya ada di situ,” terang Sanjoko.

Dia menambahkan, setelah terjadi aksi dari dua orang suporter tersebut, kemudian memicu pendukung lain untuk memasuki area lapangan. Namun, dia tetap meminta kepada rekan-rekannya dari wilayah Bantur untuk tidak ikut masuk ke lapangan.

Setelah melihat situasi mulai tidak terkendali, dia bersama rekan-rekannya segera mengemasi bendera yang mereka bawa. Selain itu, bergegas mencari jalan keluar karena khawatir situasi akan memburuk.

”Sekitar tiga menit kami keluar gerbang, itu ada tembakan gas air mata ke arah tribun, kami lolos dan tidak tahu bagaimana kondisi di dalam. Namun ada rekan yang terkena gas air mata,” ujar Sanjoko.

Gas air mata itu, lanjut dia, membuat para penonton panik dan berusaha untuk berhamburan keluar. Saat itu, lampu pencahayaan di dalam Stadion Kanjuruhan juga sudah dimatikan oleh petugas meski kondisi tribun masih penuh penonton.

”Kalau yang masuk ke lapangan mungkin masih bisa kami terima karena mereka memang melanggar batas area. Tetapi kenapa yang di tribun salah apa, ditembak gas air mata,” papar Sanjoko.

Baca Juga : Ketua Pengurus Harian YLKI Minta Tragedi Kanjuruhan Diusut Tuntas

Sebagai informasi, petugas menggunakan gas air mata untuk membubarkan kerusuhan di Stadion Kanjuruhan usai laga antara Arema FC melawan Persebaya. Setelah peluit panjang ditiup, ribuan suporter masuk ke dalam lapangan dan mengejar pemain serta ofisial.

Berdasar data terakhir menyebutkan, korban meninggal dunia akibat tragedi di Stadion Kanjuruhan, Kabupaten Malang, Jawa Timur, sebanyak 125 orang. Selain itu, dilaporkan sebanyak 323 orang mengalami luka akibat peristiwa itu. (net/jpg)

Editor : Yosep