25 radar bogor

Dijuluki Bapak Sejuta Anak, Bikin Pelaku Penjualan Anak Sukses Kibuli Para Korban

Dijuluki Bapak Sejuta Anak, Bikin Pelaku Penjualan Anak Sukses Kibuli Para Korban

CISEENG-RADAR BOGOR, Kasus penjualan anak yang berkedok penampungan adopsi terungkap. Tepatnya di wilayah Desa Kuripan, Kecamatan Ciseeng. Pelaku ternyata berprofesi sebagai marketing, di salah satu perumahan di wilayah Bogor Utara.

Plt Camat Ciseeng, Agus Sopian menjelaskan, bahwa kasus terungkap pada Juli kemarin.

“Adanya laporan 5 kali ibu hamil melahirkan di Puskesmas Ciseeng dengan satu nama bapak yang sama, yakni Suhendar,” ungkap Plt Camat Ciseeng, Agus Sopian ketika dikonfirmasi wartawan, Rabu (28/9).

Ia mengaku, setelah ditelusuri, ternyata lokasi ibu hamil berada di wilayah Kuripan menempati rumah tinggal milik pelaku yang berprofesi sebagai marketing perumahan.

“Jadi pelaku ini menampung ibu hamil dari luar Bogor, dengan alasan membantu persalinan sampai disebut bapak sejuta anak karena sempat diangkat di channel Youtube,” ucapnya.

Dirinya menambahkan, rata-rata ibu hamil yang berada di penampungan mempunyai kasus berbeda yakni hamil diluar nikah, korban pemerkosaan dan pekerja TKI.

Baca juga: Biadab! Berkedok Yayasan, Manajer Marketing Properti di Bogor Malah Jual Beli Anak

“Pada saat kami amankan, masih ada 5 ibu hamil langsung dibawa oleh dinsos dan 5 lagi sudah melahirkan di Puskesmas Ciseeng,” tambahnya

Selain itu, Agus menuturkan latar belakang pelaku sebagai marketing perumahan di wilayah Ciseeng dengan status duda anak satu umur 3 tahun, sehingga dipercaya.

“Ketika kita telusuri, aksinya sudah jelas menyalahi karena ada laporan anak yang lahir dikirim ke panti asuhan di wilayah Tangerang tapi ketika dicek semua tidak benar,” tuturnya.

Bahkan, pihaknya sempat menanyakan ke korban alasan membawa ke Puskesmas Ciseeng, karena asalnya bukan dari Bogor melainkan berbagai daerah sampai ada yang dari Lampung.

“Ternyata pelaku sudah banyak ditolak puskesmas dan hanya di Ciseeng yang bisa memberikan pelayanan proses kelahiran,” tegasnya.

Agus juga sempat menegur pelaku karena sudah banyak laporan dari pihak desa sampai uskesmas dengan membawa ibu hamil.

“Kalau pelaku tidak pernah terbuka, tapi kami mendapat informasi langsung dari korban, mereka dibawa ke sini dan dibiayai proses kelahirannya oleh pelaku karena di puskesmas lain ditolak,” katanya.
(Abi)

Editor: Rany