25 radar bogor

Jejaki Kerjasama dengan UNBIN, UKM Tawarkan Progam Studi Lanjuan S2 hingga S3

BOGOR-RADAR BOGOR, Universitas Binaniaga Indonesia (UNBIN) menjalin kerjasama dengan Universiti Kebangsaan Malaysia (UKM) di Kampus Unbin yang berlokasi di Kota Bogor, pada Sabtu (24/9).

Kerjasama ini sendiri diklaim bertujuan untuk mengeratkan hubungan antar negara Indonesia-Malaysia.

Perwakilan dari UKM, Prof Dr Novel Lyndon Delegasi mengatakan, kedatangannya ini untuk melakukan kerjasama dan menjadikan UNBIN Bogor sebagai mitra dalam bidang penerbitan, penelitian hingga menawarkan program lanjutan S2 dan S3 di UKM.

Baca juga: Es Teh Indonesia Ramai Dihujat Netizen, Begini Kronologinya

Di mana, UKM sendiri saat ini masuk ke dalam peringkat 169 universitas terbaik di dunia, dengan usia yang sudah menginjak 52 tahun.

“Jadi sebagai satu rumpun dalam Nusantara, untuk sama-sama maju ke depan, tumbuh kuat supaya menguatkan hubungan. Kami datang untuk membantu bergerak bersama. Kami fokus pada Indonesia karena kami satu rumpun Melayu,” katanya.

Menurutnya, dalam program lanjutan S2 dan S3 di UKM, pihaknya juga memberikan kemudahan bagi para mahasiswa/i. Nantinya, mereka dapat mengikuti program ini cukup menjalankannya dari Indonesia.

“Hanya untuk semester pertama saja (diwajibkan di Malaysia), dan setelah itu (semester 2 seterusnya) cukup berada disini (Indonesia), karena kajiannya itu di Indonesia dan ini full research. Tetapi kalau mereka mau berada disana (Malaysia) juga tidak masalah,” ujar dia.

Menanggapi itu, Rektor UNBIN, Ismulyana Djan menjelaskan, bahwa pertemuan ini merupakan pertemuan lanjutan yang sebelumnya sudah dilaksanakan.

Di mana, tujuan utamanya untuk bersama-sama mengembangkan Tri Dharma Perguruan Tinggi Pendidikan yakni pendidikan dan pengajaran, penelitian dan pengembangan serta pengabdian ke masyarakat.

“Saya kira UKM salah satu perguruan tinggi terbesar di Malaysia, hampir 300 program study dan sementara kami kan baru berdiri, sehingga hanya dengan cara seperti inilah kami bisa mengembangkan diri,” katanya.

“Jadi siapa tahu mereka banyak memberikan masukan dan informasi cara berkembang seperti mereka, walaupun status mereka berbeda dengan kita, kita swasta dan UKM negeri,” sambung dia.

Meski begitu, diakuinya, apapun yang menjadi masukan yang diberikan UKM, pihaknya akan coba analisis mana yang akan lebih dijalankan, terutama program lanjutan S2 dan S3.

“MOU-nya LOA sudah ditanda tangani antar dekan, nanti mungkin berikutnya antar rektor, jadi mungkin kita harus ke UKM,” ucapnya.

Soal biaya, diakuinya, memang untuk hal ini belum dibahas atau dibicarakan. Akan tetapi, yang diketahuinya, biaya kuliah di UKM cukup murah.

“Mirip dengan kita. Tapi, kami juga masih nego mana yang bisa digratiskan dan harus dibayar. Dan jangan lupa UKM itu adanya di luar negeri, artinya akan jauh mengangkat bagi kita,” imbuh dia.

“Jarang sekali yang menjemput bola, jauh-jauh ke negara orang datang untu menawarkan dengan sistem pembayaran yang bersaing, karena mereka negeri,” tukasnya.(ded)

Editor: Rany