25 radar bogor

Fasilitas Layanan Perpustakaan Umum Tidak Sekedar Menara Gading, Ini Kata Wali Kota Samarinda

RADAR BOGOR, Sebagai daerah yang hanya berjarak sekitar dua jam dari titik nol Ibu Kota Nusantara (IKN), keberadaan fasilitas layanan perpustakaan umum di Kota Samarinda tidak sekedar menjadi menara gading.

Baca Juga : Hadapi Era Digital, Perpustakaan Ikuti Perkembangan Zaman

Bahkan, Wali Kota Samarinda Andi Harun akan menjadikan perpustakaan yang modern dan futuristik ini sebagai ikon baru Kota Samarinda sebagai kota peradaban.

Baca Juga : Manfaat Literasi, Salah Satunya Cegah Berita Bohong

“Ada pesan penting yang hendak disampaikan pemerintah bahwa perpustakaan penting dalam rangka mengelola tata kelola pembangunan dan pemerintahan sehingga daya saing bangsa agar terus kompetitif di era global,” ujar Wali Kota Andi Harun pada peresmian fasilitas layanan perpustakaan umum dan kegiatan Peningkatan Indeks Literasi Masyarakat (PILM) di Kota Samarinda, Selasa, (20/9/2022).

Saat ini, lanjut Andi, perpustakaan bukan sebagai kolektor buku melainkan sebagai sarana berbagi informasi, komunikasi, dan interaksi masyarakat. Bahkan, istilah critical thinking diawali dari proses pengembalian data informasi yang diperoleh.

Ketika pemerintah pusat mengusung visi SDM Unggul Indonesia Maju, maka literasi sudah menjadi bagian penting untuk membangun masyarakat berpengetahuan, inovatif, kreatif, dan berkarakter.“Literasi yang kuat mendorong manusia pada kegiatan yang produktif yang memberikan manfaat sosial, ekonomi, dan kesejahteraan,” tambah Wali Kota Andi.

Oleh karena itu, program perpustakaan berbasis inklusi sosial sudah dirasa tepat dan perlu didukung bersama. Apalagi saat ini dunia mulai memasuki era smart society 5.0. Jika era 4.0 menitikberatkan pada teknologi, maka era 5.0 justru manusia-lah yang menjadi tokoh utamanya.

“Ini tantangan sekaligus peluang yang besar bagi perpustakaan. Artinya, pengembangan perpustakaan bisa menjadi trigger bagi peningkatan pengetahuan di samping pengentasan kemiskinan,” kata Andi.

Senada dengan Wali Kota, Kepala Perpustakaan Nasional Muhammad Syarif Bando mengatakan literasi bukan hanya ada di perpustakaan saja. Literasi akan memberi manfaat lebih besar ketika dikolaborasikan dengan pihak-pihak penentu kebijakan.

Idealnya, kondisi kecerdasan berbanding lurus dengan tingkat kesejahteraan. Itulah mengapa kita memerlukan buku-buku ilmu terapan dan pendamping untuk menggali potensi masyarakat.

“Banyak guru besar dan doktor di Indonesia, tapi tidak semua menghasilkan inovasi dan kreativitas. Ini pekerjaan yang paling berat. Setidaknya dengan adanya inovasi akan membuka peluang lapangan kerja. Dengan terbukanya lapangan kerja memungkinkan peningkatan per kapita Indonesia,” urai Kepala Perpusnas.

Masyarakat Indonesia sebaiknya jangan terbuai dengan melimpahnya sumber daya alam jika tidak dibarengi dengan kesiapan sumber daya manusianya. Justru SDM yang menjadi modal penting dalam kesinambungan pembangunan.

“Ada negara yang sedikit sumber daya alam tapi malah kaya karena pandai mengelola aset SDM. Pun sebaliknya, ada negara yang kaya sumber daya alam malah rendah kualitas SDM,” tambah Syarif Bando.

Sementara itu, Wakil Ketua Komisi X DPR RI Hetifah Sjaifudian mengatakan upaya Perpusnas berkolaborasi dengan sejumlah pihak sudah dirasa tepat mengingat akses untuk mendapatkan bahan bacaan berkualitas masih sulit.
“Setidaknya ada empat indikator untuk melihat perkembangan kegemaran membaca, yakni kecakapan membaca, budaya membaca, akses internet, dan akses ke perpustakaan,” ungkap Hetifah.

Hetifah pun menyambut baik ikhtiar yang telah dilakukan Pemkot Samarinda yang berhasil mendirikan bangunan perpustakaan bertaraf modern dan futuristik melalui alokasi dana alokasi khusus (DAK).

Problematika bahan bacaan yang kurang menarik bisa diatasi dengan kehadiran teknologi. Pun dengan kesenjangan sosial kaum marjinal, Hetifah meyakini program transformasih layanan perpustakaan berbasis inklusi sosial sanggup mengurangi kesenjangan tersebut.

“Kemampuan wali kota di negara-negara maju dapat diukur keberhasilannya ketika mampu mengelola tiga aspek, yakni kemampuan mengelola sampah, kemampuan mengurangi tingkat pengangguran, dan kemampuan menjadikan perpustakaan sebagai etalase kota yang menarik,” pungkas Hetifah.

Selain meresmikan fasilitas layanan perpustakaan dan talk show literasi, pada kesempatan yang sama Wali Kota Samarinda bersama Kepala Perpusnas dan Wakil Ketua Komisi X DPR RI turut menyaksikan pelantikan pengurus daerah Gerakan Pemasyarakatan Minat Baca (PD-GPMB) Kota Samarinda periode 2021-2024, penyerahan bantuan 760 judul (2.260 eksemplar) buku kepada kelurahan di Kota Samarinda, serta pencanangan Gerakan Wakaf Literatur. (*)

 

Editor : Ruri Ariatullah