25 radar bogor

Ahli Geolog Ungkap Penyebab Pergeseran Tanah di Bojong Koneng

Kondisi jalan di Desa Bojong Koneng, Babakan Madang, Kabupaten Bogor. Kamis (15/9/2022). Pergeseran tanah mengakibatkan rusaknya ruas jalan tersebut. Foto : Hendi/RB

BABAKAN MADANG-RADAR BOGOR, Ahli Geologi menyebutkan, ada dua kemungkinan penyebab terjadinya pergeseran tanah yang terjadi di Desa Bojong Koneng, Babakan Madang, Kabupaten Bogor.

Selain karena faktor geologi, perubahan tata guna lahan juga turut berkontribusi terjadinya pergeseran tanah.

“Berdasarkan pengamatan saya dari fenomena yang terjadi itu, faktor penyebabnya karena kondisi geologis, ada lapisan batu lempung di bawah lapisan tanah, kemudian juga karena faktor tata guna lahan,” ucap Peneliti Ahli Utama Bidang Geoteknik pada Pusat Riser Kebencanaan Geologi BRIN, Dr. Adrin Tohari saat dihubungi Radar Bogor, Jumat (16/9/2022)

Menurutnya, batu lempung yang berada di bawah lapisan tanah menyebabkan air tidak dapat masuk sehingga terjadi perubahan kondisi air di dalam lapisan tanah.

Baca juga: Plt Bupati Tetapkan Status Tanggap Darurat Bencana Pergeseran Tanah di Bojong Koneng

Lebih jelasnya, ketika air masuk ke dalam lapisan tanah dan bersentuhan dengan lapisan batu lempung, maka air akan berhenti dan membentuk lapisan air tanah yang menyebabkan terjadinya pergerakan tanah.

“Kenapa bergeraknya hanya menimbulkan retakan atau amblesan? karena pertama, topografinya itu tidak terlalu terjal dan juga kontak antara batu lempung dan lapisan tanah di atasnya tidak curam, landai, maka dia bergeraknya perlahan, maka itu disebut fenomena gerakan tanah tipe Nendatan, tapi dia bergeraknya perlahan, seperti merayap,” tutur Adrin.

Dengan kondisi geologis yang seperti itu, kata Adrin, maka dampak pergerakan tanah pun menjadi sangat luas hingga menimbulkan bencana di tingkat kampung di suatu desa seperti di Desa Bojong Koneng.

Selain itu, faktor tata guna lahan juga berpengaruh terhadap fenomena gerakan tanah tipe nendatan. Seperti adanya lahan-lahan yang digunakan untuk persawahan, kolam ikan, atau adanya aliran air yang cukup deras di bagian kaki lereng perbukitan.

Baca juga: 18 Rumah Rusak, 589 Jiwa Terancam Pergeseran Tanah Desa Bojong Koneng

“Adanya lahan basah, kemudian hujan yang lebat memicu terjadinya pergerakan tanah di daerah itu. Itu dugaan saya hasil pengamatan di daerah-daerah lain,” aku Adrin.

Ditambah, sambungnya, intensitas hujan yang lebih tinggi, deras dan lama maka kemudian area terdampak pergeseran tanah menjadi semakin lebih luas dan signifikan.

“Dan tentunya perubahan tata guna lahan bisa berkontribusi terhadap luasan dari daerah terdampak, karena pernah terjadi pada tahun 1982 lalu 2007 dan sekarang, itu bisa saja terjadi perubahan tata guna lahan di sana sehingga menimbulkan bencana yang berulang kali di daerah itu,” tandas Adrin.(cok)

Editor: Rany