25 radar bogor

Edukasi Pentingnya Nilai Gizi Ikan Melalui Pelatihan Diversifikasi Produk Berbahan Baku Ikan Untuk Ibu PKK Desa Purworejo Kabupaten Pekalongan

Oleh : Wijianto, S.Pi., M.Si. (Fakultas Perikanan Universitas Pekalongan)

Konsumsi ikan pada skala nasional mengalami peningkatan dari tahun ke tahun dimulai dari tahun 2016, 2017, 2018, 2019, 2020, dan 2021.

Pada tahun 2016 tngkat konsumsi mencapai 43,94 kg/kapita, kemudian di tahun 2021 mencapai 55,37 kg/kapita (Statistik KKP 2021).

Pulau Jawa merupakan salah satu pulau dengan tingkat konsumsi ikan yang rendah. Apabila dibandingkan dengan Provinsi Maluku, Maluku utara, Pulau Jawa masih jauh di bawah.

Pulau jawa terdiri atas 5 provinsi yaitu Banten, DKI Jakarta, Jawa Barat, Jawa Tengah, DI Jogyakarta, dan Jawa Timur. Tingkat konsumsi ertinggi di Pulau Jawa yaitu Provinsi DKI Jakarta, kemudian untuk provinsi yang paling rendah yaitu Provinsi DI Jogyakarta.

Provinsi Jawa Tengah merupakan provinsi dengan tingkat konsumsi ikan kedua terendah (Statistik KKP 2022).

Ikan merupakan salah satu komoditas yang memiliki sumber protein hewani yang cukup tinggi dan baik untuk tumbuh kembang manusia.

Berdasarkan data sumber protein hewani, ikan menduduki peringkat teratas sebagai sumber protein hewani yang banyak dikonsumsi oleh masyarakat Indonesia.

Secara umum sumer protein hewani dapat menjadi tiga kelompok yaitu sumber protein hewani dari daging sapi, daging ayam kampung atau ayam ras, dan daging ikan yang didalamnya mencakup udang.

Kandungan gizi ikan mencakup protein, lemak, kalsium, besi, fosfor, vitamin A, dan vitamin B (Muchtadi et al. 2010).

Manfaat konsumsi ikan diantaranya dapat mencegah penyakit jantung koroner, diabetes, artitis, dan kanker (Larsen et al. 2011).

Kandugan omega 3 mampu meningkatkan kecerdasan otak, meningkatkan kecerdasan anak, dan sangat baik untuk ibu yang sedang mengandung.

Kandungan protein mineral (K, Fe, Mg) serta vitamin yang cuku lengkap dapat membantu dalam penyusunan tulang, pertumbuhan, kesehatan mata, dan kulit.

Mengonsumsi ikan yang mengandung EPA dan DHA secara rutin sebanyak dua kali dalam seminggu dapat menurunkan resiko penyakit jantung.

Faktor-faktor yang memengaruhi rendahnya tingkat konsumsi ikan di Pekalongan, Jawa tengah yaitu status ekonomi, masih adanya anggapan alergi ikan, kurang adanya variasi atau diversifikasi olahan ikan (Ulya et al. 2015.

Upaya yang dilakukan diantaranya dengan memebrikan edukasi dan pemahaman kepada masyarakat terkait pentingnya nilai gizi serta manfaatnya.

Perlu adanya pelatihan dalam membuat diversifikasi olahan ikan menjadi makanan yang menarik untuk dikonsumsi.

Pada kesempatan ini dilakukan pelatihan pembuatan olahan ikan menjadi ekado yang menarik bagi anak-anak untuk dikonsumsi. (*)

Editor : Yosep