25 radar bogor

Lestarikan Ribuan Tumbuhan Obat, Pengembangan Wisata Penting Dilakukan

Tumbuhan Obat
Kuliah umum yang mengambil tema ‘Upaya Konservasi Tumbuhan Obat dan Etnobotani dalam penggembangan Wisata Kesehatan’, diikuti sekitar 115 mahasiswa Kelas Bogor dan Sukabumi Program Studi Ekowisata Sekolah Vokasi IPB University secara daring Jumat (26/7/2022).

BOGOR-RADAR BOGOR, Potensi yang besar akan keberadaan ribuan tumbuhan obat patut menjadi perhatian semua pihak.

Baca Juga : Mahasiswa IPB Penerima Beasiswa KSE Manfaatkan Selokan di Situ Gede untuk Budidaya Ikan

Tumbuhan obat dan bentuk pengetahuan pemanfaatannya yang tersebar di berbagai etnis di Indonesia menjadi bagian menarik yang disampaikan pembicara Kuliah Umum oleh Peneliti dari Kebun Raya Bogor Ir Syamsul Hidayat, M.Si.

Kuliah umum yang mengambil tema ‘Upaya Konservasi Tumbuhan Obat dan Etnobotani dalam penggembangan Wisata Kesehatan’ itu,  diikuti sekitar 115 mahasiswa Kelas Bogor dan Sukabumi Program Studi Ekowisata Sekolah Vokasi IPB University secara daring Jumat (26/7/2022).

Syamsul menyampaikan data menarik mengenai kekayaan tumbuhan obat Indonesia dari 350 ribu flora di dunia, ternyata 30 ribu tumbuh di Indonesia.

“Sebanyak 26 % telah dibudidayakan dan 74 % masih liar. Berdasarkan hasil penelitian ada sekitar 3.500- 9600 spesies yang berpotensi sebagai tumbuhan obat di Indonesia,”ujar pria yang fokus meneliti tumbuhan obat tersebut.

Tak hanya itu, data Litbang Depkes tahun 2009 menunjukan sekitar 800-1.200 spesies telah dimanfaatkan oleh masyarakat untuk tumbuhan obat tradisional.

Menurut Pria kelahiran bulan Juli itu, fakta menarik dan perlu menjadi perhatian semua pihak adalah upaya konservasi dan pengembangan tumbuhan obat yang perlu didukung kebijakan pemerintah agar tumbuhan  obat asli Indonesia diklaim negara lain.

Syamsul memberikan contoh Eropa terkenal dengan Ginkgo biloba, Korea Selatan terkenal dengan Korean Gingseng, Cina dengan jamur Ling Zhi dan Jepang dengan Jamur Maetake.

“Spesies Tongkat Ali faktanya diklaim sebagai tumbuhan berkhasiat obat oleh Malaysia. Di Indonesia jenis ini dikenal dengan nama pasak bumi dan Indonesia ke depan masih pengembangan untuk dikenal tumbuhan temulawak atau jahe,”papar Pria yang sedang menyelesaikan program doktoral di Fakultas Kehutanan IPB University.

Dalam materi yang disampaikan, Syamsul juga menyebutkan tumbuhan obat dikelompokkan menjadi tiga kelompok yaitu tumbuhan obat tradisional, tumbuhan obat modern dan tumbuhan obat potensial.

“Dalam pengembangannya juga dikenal istilah jamu, obat herbal terstandar dan fitofarmaka. Perbedaan pada uji yang dilakukan dan jamu baru berdasarkan bukti empiris,” jelasnya.

Dalam pemaparan materinya, Syamsul juga menyebutkan potensi tumbuhan obat Indonesia berdasarkan kajian etnobotani dari 25 etnis sebanyak 608 jenis bermanfaat sebagai tumbuhan obat. “Indeks kesamaan spesies tertinggi terjadi di bioregion Maluku dan Papua,” sebutnya.

Dengan potesi yang begitu besar akan jenis tuumbuhan obat di Indonesia, Syamsul menjelaskan perlunya upaya konservasi termasuk salah satu caranya dengan pengembangan wisata.

Kebun Raya Bogor bisa menjadi salah satu lokasi yang dapat menjadi pilihan untuk melakukan wisata tumbuhan obat. “Tahun 2017, kami merancang lima jalur wisata edukesehatan dan dapat menjadi pilihan berwisata bagi masyarakat,”ujarnya.

Baca Juga : Mahasiswa IPB Buat Program MILESTONE, Cegah Kelahiran Bayi Stunting

Penangung jawab mata kuliah Wisata Kesehatan Dr Rini Untari menyampaikan materi yang disampaikan menjadi pengetahuan baru bagi mahasiswa sehingga ke depan memunculkan ide-ide untuk pengembangan Wisata Kesehatan yang memanfaatkan tumbuhan obat serta pengetahuan tradisional dalam pemanfaatannya.

“Potensi yang besar akan jenis-jenis tumbuhan obat di Indonesia menjadi bagian penting sebagai sumberdaya yang harus dilestarikan yang dapat dilakukan melalui pengembangan wisata kesehatan,”ucapnya. (*/ysp)

Editor : Yosep