25 radar bogor

Bogor Flora Festival 2022, Kembangkan Potensi Pasar Tanaman Hias

Bogor Flora Festival
Bogor Flora Festival 2022 resmi dibuka Wakil Wali Kota Bogor, Dedie A. Rachim, Jumat (26/8/2022). Festival bertema 'Pride of Buitenzorg' yang memamerkan tanaman-tanaman hias ini berlangsung 26 Agustus-4 September 2022 di Mall Boxies 123.

BOGOR-RADAR BOGOR, Bogor Flora Festival 2022 resmi dibuka Wakil Wali Kota Bogor, Dedie A. Rachim, Jumat (26/8/2022). Festival bertema ‘Pride of Buitenzorg’ yang memamerkan tanaman-tanaman hias ini berlangsung 26 Agustus-4 September 2022 di Mall Boxies 123.

Baca Juga : Susuri Ciluar, Dedie A Rachim Temui Banyak Potensi Ekonomi

Peresmian diisi berbagai acara, diantaranya kontes Sansevieria dan kontes Aglaonema pada 28 Agustus 2022 serta kontes Aroids dan kontes Kuping Gajah pada 4 September 2022.

Dedie mengibaratkan Bogor Flora Festival sebagai ‘lebarannya’ para petani, pecinta, penggemar dan pemulia tanaman hias.

Latar belakang pelaksanaan festival tersebut tidak terlepas dari kondisi yang dialami banyak pihak saat pandemi, dimana hampir semua sektor usaha terpuruk. Namun ada tiga usaha yang selamat, yaitu sport equipment, healthy, food and drink dan tanaman hias.

“Jadi festival ini bisa dibilang nekat juga, namun potensi ekonomi dari tanaman hias dunia itu ada sekitar puluhan hingga ratusan triliun per tahun, dimana Indonesia baru berhasil mengekspor tanaman hias kurang lebih di angka 170 miliar per tahun. Ini menjadi potensi yang bisa dikedepankan untuk menambah potensi perputaran ekonomi Indonesia, yang pasti jangan hanya Tomohon yang selama ini dikenal sebagai daerah yang dikenal memiliki festival tanaman hias. Ke depan Bogor juga harus memiliki lebarannya para penggemar tanaman hias,” katanya.

Menurut Dedie bicara potensi flora, ada hal yang membedakan Kota Bogor dengan kota-kota lain, khususnya di Jawa Barat. Ketika mengirim karangan bunga menggunakan tanaman atau bunga asli dan itu tidak banyak ditemukan di daerah lain.

Artinya kata Dedie potensi yang ada besar dan pasarnya terbuka luas tinggal bagaimana untuk mengkoordinasikan dan mengkolaborasikan seluruh kekuatan dari tanaman hias menjadi potensi nasional untuk meningkatkan perekonomian bangsa dan menjadi unggul dalam perputaran ekonomi, khususnya perdagangan tanaman hias.

Dedie sangat berharap festival yang baru pertama kali diselenggarakan ini bisa dilaksanakan di tahun-tahun mendatang.

Dalam festival tersebut Direktur Buah dan Florikultura Kementerian Pertanian, Liferdi Lukman menyerahkan penghargaan kepada Gregory Garnadi Hambali, seorang pioneer dan maestro pengembangan tanaman hias maupun tanaman buah di Indonesia sejak tahun 80-an yang hasil karyanya diakui dunia.

Pada tahun 2006, tanaman aglaonema varietas queen hasil silangannya mampu terjual Rp 660 juta. Penghargaan juga diberikan kepada petani tanaman hias senior yang juga tokoh flora asal Ciapus, Bogor yaitu Haji Uli Sunardi.

“Kementan sangat mengapresiasi festival ini. Florikultura memiliki prospek yang baik sekali pada kondisi-kondisi sekarang ini. Tanaman hias yang memiliki keindahan dan kecerahan mampu memberikan ketenangan yang membantu meningkatkan imunitas atau nutrisi jiwa bagi penikmatnya,” katanya.

Liferdi menyebut, saat pandemi permintaan tanaman hias cukup tinggi. Untuk itu ia berharap festival ini tidak digelar hanya level nasional saja, tapi hingga kelas internasional.

“Ini perlu dikawal oleh semua pihak mengingat Bogor sudah dikenal sentra tanaman hias sejak lama. Jangan berhenti sampai disini, tapi jadikan ini sebagai titik tolak awal untuk bangkit,” ungkapnya.

Staf Ahli Menteri Bidang Produkivitas dan Daya Saing Kementerian Koperasi dan UKM, Yulius menyebutkan, poin positif dari kegiatan Indonesia jangan hanya jadi follower komoditas yang ada di Indonesia.

Harus didorong agar memiliki daya saing sehingga memiliki nilai dan mampu menjadi leader untuk ekspor, terutama tanaman hias yang merupakan sumber daya negeri sendiri.

“Potensi tanaman hias di Indonesia mencapai Rp 3.000 triliun dan indonesia baru mengeruk pasar 0,01 persen, lebih tinggi dibandingkan pasar kopi dan teh. Ini menjadi tantangan yang luar biasa. Tanaman hias sangat penting untuk mendorong sistem kekebalan tubuh dan mengurangi polusi udara,” kata Yulius.

Kadis Pertanian Provinsi Jawa Barat, Dadan Hidayat menyampaikan, festival ini akan menjadi legacy di Kota Bogor atau branding lain bagi Kota Bogor sebagai tempat aneka ragam tanaman hias yang mampu membantu petani tanaman hias dalam membantu mendistribusikan hasil pertaniannya, sehingga mampu mensejahterakan para petani tanaman hias.

“Tentunya ini akan menjadi pengingat kita akan Kota Bogor. Bagaimana sektor pertanian dipercepat untuk menggerakan roda perekonomian di Kota Bogor. Potensi tanaman hias Jawa Barat amat melimpah ruah dan Kota Bogor termasuk didalamnya,” ujar Dadan.

Ketua Panitia Bogor Flora Festival, Djojohadi Haristiono Eko Putro berharap festival ini menjadi pameran flora terbesar dan berbeda di Kota Bogor dan Indonesia yang bisa menjadi salah satu daya tarik wisata, membuka peluang kerja sama bagi para petani tanaman hias Bogor dengan para pembeli.

Selain itu juga diharapkan mampu membantu program pemulihan ekonomi, perluasan kesempatan kerja, penguatan UMKM dan peningkatan sektor pariwisata.

Baca Juga : DPRD Minta Pemkot Tambah Jalan Baru, Dedie : Sedang Berproses

Dirinya juga berharap melalui kegiatan ini diperkenalkan tanaman-tanaman hias kebanggaan Kota Bogor dan Pemkot Bogor bisa menginisiasi untuk membangun Green House untuk balai karantina sebagai instrumen perdagangan pertanian di pasar dunia yang menjadi kebersyaratan produk pertanian untuk bisa diekspor.

Dalam kegiatan tersebut turut dihadiri Dirjen Hortikultura Kementan, Prihasto Setyanto, delegasi Taiwan Economic Trade Office (TETO), para kepala perangkat daerah terkait serta para stakeholder yang mendukung festival tersebut. (*/ysp)

Editor : Yosep