25 radar bogor

Kondisinya Makin Sulit, Langkah Pembekuan Angkot Dinilai Sudah Sesuai

Ribuan Angkot di Bogor Dibekukan Dishub, Organda Ungkap Penyebabnya
Ilustrasi. (Dok. Radar Bogor)

BOGOR-RADAR BOGOR, Pemkot Bogor saat ini sedang merumuskan wacana pembekuan izin operasional ribuan angkot. Akibatnya sebanyak 1010 unit angkot terancam tak bisa lagi beroperasi.

Pembekuan ini diterapkan lantaran para pemilik kendaraan tidak memenuhi kewajiban memperpanjang izin trayeknya.

Melihat rencana tersebut, Pengamat Tata Kota, Yayat Supriatna menilai langkah Pemkot Bogor sudah sesuai dengan peraturan daerah tentang masa usia operasional kendaraan.

Baca juga: Korsleting, Ponpes Al Ihsan Baron Terbakar

Upaya ini pun dilihatnya sebagai bagian dari usaha Pemkot dalam pembenahan penataan angkutan umum. “Karena kendaraan yang dihentikan itu karena dari usia, kewajiban-kewajibannya dari aspek kelayakannya banyak yang tidak terpenuhi,” ucapnya kepada Radar Bogor pada Kamis (25/8).

Yayat menyebut kebijakan ini dapat mendorong upaya reformasi angkot yang akan dikonversi menjadi bus atau dikembangkan melalui konsep 2:1 dengan kendaraan yang lebih layak.

“Dari 3016 angkot yang beredar harus diakui kita tidak dapat memetakan berapa penumpangnya. Dibandingkan dengan Bus Transpakuan, jumlahnya ada 49 bus penumpangnya bisa 14-16 ribu dalam sehari. Kalau penumpang angkot ada 3000, berarti 1 orang 1 angkot, artinya pengusaha angkot bisa rugi,” ujarnya.

Yayat menuturkan, ke depan tantangan para pengusaha angkot akan semakin berat, sebab kondisi jumlah kendaraan bermotor serta angkutan online yang semakin bertambah banyak.

Belum lagi dengan harga bahan bakar pertalite yang dikabarkan akan naik, hal ini tentu akan semakin membelit para pengusaha angkot.

“Kalau pertalite naik, maka ongkosnya juga akan ikut naik. Penumpangnya nanti gimana? Apalagi harus naik turun berkali-kali,” imbuhnya.

Sedikitnya penumpang yang naik angkot ditambah beban pengeluaran yang besar justru akan membuat para pengusaha angkot jadi semakin merugi.

Yayat mengatakan sebaiknya angkot-angkot yang dibekukan dapat dialihfungsikan dengan skenario bisnis alternatif lain. Keberadaannya diubah menjadi angkutan barang, angkutan ekspedisi, wisata, maupun kendaraan antar jemput anak sekolah.

“Marilah kita berpikir lebih jernih melihat tantangan ke depan. Apalagi Bogor sedang mempersiapkan BTS Bus Transpakuan dan rencana pengembangan trem,” tandasnya. (cr1)

Editor: Rany