25 radar bogor

Kembalinya Mantan Napiter Ke Pangkuan Ibu Pertiwi

Kadensus Antiteror Polri Irjen Marthinus Hukom saat sambutan di acara Jambore Pejuang Damai di Leuwi Pangaduan, Babakan Madang, Kabupaten Bogor, Sabtu (13/8/2022). . Foto : Hendi / Radar Bogor
Kadensus Antiteror Polri Irjen Marthinus Hukom saat sambutan di acara Jambore Pejuang Damai di Leuwi Pangaduan, Babakan Madang, Kabupaten Bogor, Sabtu (13/8/2022). . Foto : Hendi / Radar Bogor

BABAKAN MADANG-RADAR BOGORTiga ratus mantan narapidana kasus teroris (napiter) dikumpulkan Densus 88 anti teror di Leuwi Pangaduan, Babakan Madang, Kabupaten Bogor, Sabtu (13/8/2022).

Kadensus Antiteror Polri, Irjen Marthinus Hukom mengajak ratusan mantan napiter tersebut untuk kembali cintai Indonesia. Dia juga mengajak ratusan mantan napiter untuk memaknai keindahan Indonesia. Marthinus menyampaikan itu dalam acara ‘Jambore Pejuang Damai’ yang digelar Yayasan Hubbul Wathon.

“Disini hadir untuk maknai bagaimana indahnya Indonesia. Mari kita mencintai Indonesia ini seperti mencintai diri kita sendiri, jika kita sakit, artinya negara kita sakit, jika kita sakit, berarti saudara kita sakit, Mari kita kembali ke pangkuan Ibu Pertiwi. Bersama kita, Indonesia kuat,” kata Marthinus dalam sambutannya.

Selama ini para anggota Polri bukan sekadar menangkap mantan napiter tersebut. Tapi juga, ada pendekatan dan pembinaan yang dilakukan.

Baca juga: Pastikan IKN Bebas Radikalisme dan Terorisme, BNPT Gelar Giat di Kaltim

Ditempat yang sama, Ketua MUI KH Muhammad Cholil Nafis turut menyampaikan tausiah kepada mantan napiter. Dia menyinggung soal jihad dan keadilan.

“Jangan sampai alergi kata jihad, tapi jangan sampai menyalahgunakan kata jihad. Kita rela orang nggak salah apa-apa tiba-tiba kita bom, mati, pengin masuk surga. Itu jihad? Bukan. Itu bukan jihad, itu zalim kepada orang lain dan juga pada diri sendiri,” kata Cholil.

“Jihad itu harus diawali dengan adil pada diri dan pada orang lain. Itu makna jihad yang pertama, harus dilandasi dengan adil. Apa itu adil dalam interaksi sosial? Meletakkan sesuatu pada tempatnya. Dalam interaksi sosial, adil itu artinya kita tidak ingin yang kita tidak senangi, kita lakukan juga kepada orang lain,” sambungnya.

Cholil turut mengangkat sejarah terkait jihad di Indonesia. Menurutnya, jihad kini tidak hanya berkaitan dengan perang.

“Kita ini perang kalau diserang duluan. Dulu ada resolusi jihad KH Hasyim Asy’ari membela kemerdekaan, diserang. Sekarang kewajiban kita jihad itu maknanya adalah bersungguh-sungguh untuk mencapai tujuan. Apa tujuan kita? Gemah ripah loh jinawi. Jadi kita tidak perang-perang lagi, kewajiban kita adalah mengisi kemerdekaan kita,” tutupnya. (zr)

Editor: Rany