25 radar bogor

Integrasikan Data Kesehatan, Pemkot Luncurkan Bogor Smarth Health

BOGOR-RADAR BOGOR, Pemerintah Kota (Pemkot) Bogor meluncurkan Bogor Smart Health Satu Data Kesehatan yaitu aplikasi pengelolaan sistem informasi kesehatan yang memanfaatkan IT untuk mewujudkan Smart Healthy City.

Peluncuran Bogor Smart Health Satu Data Kesehatan dilangsungkan di Ruang Paseban Sri Baduga Balaikota Bogor, Selasa (26/7/2022).

Wali Kota Bogor, Bima Arya mengatakan, launching Bogor Smart Health dibangun untuk menunjang sistem kesehatan, melalui database yang terintegrasi mulai dari preventif, pretif, hingga kuratif.

“Kita lihat tren kedepan banyak persoalan terkait dengan virus, bukan cuma virus ke manusia tetapi ke hewan dan sebagianya. Belum lagi ada prediksi cacar monyet dan lain-lain,” kata Bima Arya.

Baca juga: Datangi Proyek Gedung Perpustakaan, Bima Arya Minta Koleksi Buku Perpusda Kota Bogor Ditambah

Adapun, dilanjutkan Bima Arya ada dua target dalam launching Bogor Smart Health Satu Data Kesehatan. Pertama sebagai referensi dalam mengambil kebijakan. Kedua, untuk pelayanan publik.

“Jadi bisa digunakan untuk pemerintah, bisa juga diakses sebagian oleh warga. Jadi warga dimudahkan,” ucapnya.

Kedepan, harus dianggarkan melalui APBD. Setidaknya untuk tahap awal membangun sistem kesehatan tersebut membutuhkan Rp 2 miliar.

“Ini jangkanya panjang dan harus direncanakan dengan serius,” katanya.

Saat ini, Kota Bogor sudah mengusung kota cerdas atau Smart City, maka dari itu tinggal mengintegrasikan dengan Bogor Smart Health.

Baca juga: Jadi Temuan BPK, Bima Arya Minta Kontraktor Segera Selesaikan Kasus Kelebihan Bayar

Kedepan, akan banyak aplikasi yang dipangkas agar kedepannya hanya melalui Bogor Smart Health Satu Data Kesehatan.

“Di dinkes saja ada 39 aplikasi yang kini terintegrasi menjadi satu aplikasi. Belum lagi nanti dari aplikasi dinas lain. Bagaimana caranya untuk masuk menjadi satu,” paparnya.

Sementara itu, Kadinkes Kota Bogor, Sri Nowo Retno, menyampaikan, saat ini terjadi perubahan yang sangat cepat dalam tatanan kehidupan masyarakat di era 4.0 di mana masyarakat sangat tergantung pada pemanfaatan teknologi informasi dalam setiap aspek kehidupannya sehari-hari.

Atas dasar itu, selanjutnya menuntut organisasi sektor pelayanan publik untuk melakukan perubahan dengan melakukan transformasi digital.

“Smart healthy city merupakan perwujudan Kota Sehat yang pelayanan kesehatan dan pengelolaan sistem informasi kesehatannya memanfaatkan teknologi informasi secara optimal,” katanya.

Baca juga: Minimnya Lahan Parkir, Dinilai Jadi Sebab Menjamurnya Parkir Liar

Dinas Kesehatan Kota Bogor telah melaksanakan berbagai program Pelayanan Kesehatan Cerdas. Di antaranya penggunaan aplikasi kerja digital baik dalam pengelolaan Sistem Informasi Kesehatan maupun dalam tata Kelola pemerintahan.

“Dalam penerapan pelayanan kesehatan cerdas ini, masih terdapat beberapa kendala. Di1 antaranya belum terintegrasinya data dan aplikasi kesehatan yang ada sehingga dalam pemanfaatannya belum optimal,” paparnya.

Namun, masih adanya kendala error aplikasi, yang terkait dengan terbatasnya pengembangan aplikasi dan terbatasnya sarana prasarana aplikasi.

Selain itu, masih terbatasnya dana yang dialokasikan untuk pengembangan system informasi Kesehatan, masih terbatasnya SDM yang memiliki kompetensi di bidang teknologi informasi.

Rekruitmen SDM di dinas Kesehatan saat ini masih terbatas pada pemenuhan SDM Kesehatan. Padahal SDM penunjang lain pun sangat dibutuhkan.

“Untuk menyelesaikan permasalahan di atas, telah disusun Rencana Aksi Pengembangan Sistem Informasi Kesehatan Bogor Smart Health – Satu Data Kesehatan,” sebut Retno.

Di dalamnya lanjut Retno, meliputi seluruh data dan informasi tentang Kesehatan, meliputi Regulasi Kesehatan
Publikasi data dan Informasi, Layanan Kesehatan, Fasilitas Kesehatan, Berita Kesehatan, Penelitian Kesehatan, Dashboard Data Kesehatan, Event Kesehatan, Organisasi Profesi Kesehatan
Aplikasi Kerja Digital.

Sumber data dan informasi kesehatan tidak hanya berasal dari Dinas Kesehatan saja, namun juga berasal dari stake holder lain, di antaranya fasilitas kesehatan, organisasi profesi kesehatan, institusi Pendidikan yang melakukan penelitian kesehatan, SKPD dan institusi lain.

Kegiatan tersebut dibuka langsung oleh Wali Kota Bogor, Bima Arya didampingi Wakil Ketua DPRD Kota Bogor, Dadang Danubrata, Kepala Dinas Kesehatan (Kadinkes) Kota Bogor, Sri Nowo Retno, dan Pimpinan cabang BJB Bogor, Muhammad Aditya Wiradharma. (ded)

Editor: Rany