25 radar bogor

Muncul Varian Baru Omicron BA.2.75, Masyarakat Indonesia Diimbau Untuk Waspada

Subvarian Omicron
Subvarian Baru Omicron BA.2.75

RADAR BOGOR – Anggota Komisi IX DPR RI, Rahmad Handoyo, menyampaikan, munculnya subvarian terbaru dari Covid-19 Omicron, yaitu BA.2.75 di Indonesia harus mendapat perhatian serius dari semua pihak. Namun, masyarakat diimbau tak perlu panik atas munculnya Covid-19 varian baru tersebut.

“Subvarian Omicron BA.4 dan BA.5 belum mereda, kini muncul lagi varian baru yang berpotensi lebih menular, yakni BA.2.75. Kita memang tak perlu panik tapi fakta bahwa BA.2.75 sudah terdeteksi di Indonesia harus membuat kita lebih waspada dan berhati-hati,” kata Rahmad Handoyo kepada wartawan di Jakarta, Selasa (19/7).

Baca jugaMuncul Subvarian Baru Omicron BA.2.75, Lebih Menular

Handoyo mengutarakan, varian BA.2.75 yang pertama kali terdeteksi di India pada Mei 2022 lalu disebut-sebut penularannya lebih cepat dari varian BA.5 yang sangat menular. Bahkan, organisasi kesehatan dunia (WHO) mengkategorikan subvarian ini sebagai Variant of Concern (VOC) Lineage Under Monitoring (LUM). Artinya, varian ini tengah diawasi secara ketat oleh WHO.

“Memang varian terbaru BA.2.75, juga varian BA.4 dan BA.5 ini saat ini belum membebani rumah sakit maupun lebih beresiko dibandingkan Delta dari data yang ada,” ungkap Handoyo.

“Akan tetapi, jika bisa berkaca dari kasus yang terjadi dibeberapa negara, misalnya Amerika, di mana saat ini kasus Covid di negara Paman Sam tersebut 80 persen didominasi varian BA.2. Nah fakta ini harus membuat kita semakin waspada sebab covid masih ada dan kita belum tahu kapan berakhir,” bebernya.

Dia tak memungkiri, secara global penularan Covid-19 masih sangat dinamis. Handoyo mencontohkan, kasus di beberapa negara ada yang melampaui 100 ribu kasus per hari.

“Artinya, meskipun saat ini kita masih terbilang landai tapi kasus varian BA.4 dan BA.5 terus mengalami kenaikan. Tentu kondisi seperti ini menuntut langkah cepat pemerintah pusat, pemerintah daerah, para epidemiolog dan seluruh elemen masyarakat untuk bergotong royong menghadai Covid-19, agar tidak kecolongan,” ungkap Handoyo

Baca juga : Gawat, Kasus Covid-19 Subvarian Omicron di Indonesia Naik 6 Kali Lipat

Terkait dengan kondisi yang serba tak menentu saat ini, legislator PDI Perjuangan ini menyampaikan beberapa catatan penting yang menurutnya harus disampaikan semua pihak.

Pertama, istilah Immunity Indonesia yang belakangan ini sempat digembor-gemborkan, jangan sampai jadi ‘jebakan batman’. Jangan sampai istilah tersebut mengesankan bahwa masyakat sudah kebal berkelompok sehingga bisa bereforia, meninggalkan masker, tidak mengindahkan protokol kesehatan ini tidak boleh terjadi.

“Salah kaprah seperti ini sangat beresiko karena varian BA.4 dan BA. 5 dan Subvarian baru terdeteksi BA.2.75 pun masih bisa menembus tubuh yang sudah divaksin booster sekalioun . Efek positif booster memang menghindarkan rasa sakit serius sampai kematian. Sekali lagi, orang yang sudah dibooster masih bisa ditembus sub varian omicron ini,” tegas Handoyo.

Kedua, Handoyo menyoroti program vaksinasi yang hingga saat ini belum sesuai harapan. Dia menyebut, vaksinasi masih dibawah 70 persen sedangkan booster masih sangat rendah, di bawah 25 persen standar nasional.

“Justru karena vaksinasi belum sesuai harapan, maka saya mewanti-wanti pemerintah pusat, pemerintah daerah dan seluruh elemen untuk segera bergerak cepat memperkuat pertahanan imunitas masyarakat dengan memvalitasi vaksinasi booster, termasuk vaksin lengkap,” papar Handoyo.

Baca juga: Subvarian Baru Omicron di Indonesia Sudah 20 Kasus, Covid-19 Melonjak

Selain itu, masyarakat harus tetap mengencangkan ikat pinggang dengan mematuhi protokol kesehatan, dengan memakai masker, vaksinasi, cuci tangan dan menghindari kerumuman.

“Protokol kesehatan harus kita kedepankan karena pandemi masih dinamis dan setiap hari masih ada warga yang harus masuk ruang ICU. Ini yang harus jadi perhatian kita bersama,” pungkasnya. (jpg)

Editor : Yosep/Zulfa-KKL