25 radar bogor

Mengenal Sosok Dibalik Cantiknya Motif Batik di BISKITA

Mengenal Sosok Dibalik Cantiknya Motif Batik di BISKITA
Mengenal Sosok Dibalik Cantiknya Motif Batik di BISKITA

BOGOR-RADAR BOGOR, Sejak diluncurkan pada tanggal 2 November 2021, BISKITA Transpakuan menjadi primadona baru warga Kota Bogor.

Bahkan para pelancong yang berasal dari luar kota pun tak jarang ingin turut merasakan sensasi keliling Kota Bogor dengan menaiki kendaraan umum ini.

Kehadiran BISKITA di Kota Bogor memang dinilai sangat cocok sebagai transportasi umum dalam kota untuk mengakomodasi mobilitas warga. Tampilannya yang modern, nyaman, serta dilengkapi dengan teknologi pembayaran yang canggih mendukung kemudahan bagi para penumpang.

Baca juga: Pencabutan Izin Ponpes Shiddiqiyyah Jombang Dibatalkan

Meski tampil modern, penampilan BISKITA juga tidak menghilangkan nilai kebudayaan yang menjadi keunggulan dari Indonesia. BISKITA tampil dengan kebudayaan asli Indonesia yang sudah mendunia yakni batik pada bagian sisi kiri dan kanan badan bis.

Meski kehadiran BISKITA sudah banyak dikenal dan akrab dengan warga, namun hanya sedikit yang mengetahui siapa sosok dibalik cantiknya motif batik yang terlukis pada badan BISKITA tersebut.

Ia adalah Mardiah Faraz, seniman batik ternama Kota Bogor yang juga pemilik brand Lojicraft. Karya motif batik yang ia namakan “Sekar Jayadewata” tersebut akhirnya terpilih untuk dipakai pada BISKITA.

Baca juga: Berdiri di Lahan Pemerintah, 16 Bangunan Liar Dibongkar

Rancangannya tersebut terpilih setelah bersaing dengan puluhan desain batik dari belasan desainer batik yang dikumpulkan oleh Walikota Bogor.

Mardiah menjelaskan, motif Sekar Jayadewata yang terdiri dari unsur bunga dan dedaunan tersebut merupakan personifikasi dari Raja Tanah Sunda yakni Prabu Siliwangi.

“Bogor kan tidak bisa dipisahkan dengan Prabu Siliwangi. Saya ambil ide itu dan diterjemahkan dalam motif ini. Dinamakan Sekar Jayadewata karena berasal dari nama asli Prabu Siliwangi,” ujarnya kepada Radar Bogor pada Senin (11/7).

Ia mengatakan di antara ratusan karya buatannya, motif tersebutlah yang ia rasa paling mewakili Kota Bogor.

“Lewat motif ini saya ingin lebih mengangkat sosok Prabu Siliwangi. Karena dia bukan orang biasa, dia raja. Beliau lekat dengan hewan harimau putih, tapi untuk kali ini saya terjemahkannya ke dalam bentuk bunga,” tuturnya.

Baca juga: Geger Benda Mirip Bom di Cibinong, Ternyata Ini

Mardiah menerangkan motif buatannya tersebut juga menggambarkan perjalanan hidup dan kehidupan yang berkesinambungan.

Warna ungu dipilihnya dengan alasan agar tidak terkesan mewakili warna dari partai-partai politik yang ada di Kota Bogor. “Supaya netral karena BISKITA ini milik bersama, milik warga dan Kota Bogor,” ujarnya

Ia mengungkapkan motif batik tersebut pada awalnya merupakan corak yang terdapat pada kain tenun sutra buatannya.

“Awalnya motif ini saya aplikasikan pada kain tenun sutra yang dibuat dengan Alat Tenun Bukan Mesin (ATBM) dengan metode stitch. Tapi karena sangat mewakili Kota Bogor akhirnya saya pilih dan ajukan ke Walikota,” ungkap wanita lulusan Arsitektur Universitas Katolik Parahyangan (Unpar) Bandung tersebut.

Berkat karyanya Mardiah mendapatkan piagam penghargaan dari Walikota Bogor yang disampaikan pada Hari Jadi Kota Bogor di tanggal 3 Juni 2022.

Baca juga: Idul Adha 2022, Lorin Sentul Hotel Gelar Parade Sate

Batik memang sudah akrab dalam kehidupan Mardiah. Masa kecilnya yang lama dihabiskan di Kota Solo membuatnya sangat mengenal dengan seni batik

“Waktu orang tua saya ke Jerman, saya tinggal bersama Kakek di Solo. Masa kecil saya dihabiskan dengan bermain bersama pengrajin batik di sana,” tuturnya.

Kini ia berfokus menghasilkan produk Batik Kontemporer Bogor di antaranya Bohemian Batik, Batik Juara, Batik Linen, Ethnic Patchwork.

Berbeda dengan produk batik lainnya. Batik buatannya menggunakan teknik lukis kuas. Sehingga setiap produk yang dihasilkan sangat eksklusif dan berbeda dengan produk lainnya.

“Dengan metode kuas warna yang dihasilkan pun bisa berwarna-warni. Emosi pembuatnya membuat produk yang dihasilkan menjadi lebih beragam,” ucapnya.

Baca juga: Pencemaran di Sungai Cileungsi, DLH Bakal Pasang CCTV

Melalui teknik tersebut, ia juga membawa pesan kelestarian lingkungan karena tidak menghasilkan limbah dari bahan pewarnanya.

Bersama produk-produk buatannya di Lojicraft, Mardiah memiliki segudang prestasi mentereng. Dirinya pernah mengikuti pameran dan fashion show di Russia, Windhoek Namibia, Expo di India, Malaysia, dan Singapura.

Karyanya yang lain juga turut berhasil menjadi juara dalam lomba desain batik di Kota Bogor. Batik buatan Mardiah tersebut kemudian dipamerkan selama satu tahun di Windhoek, Namibia.

Saat ini ia pun tengah mempersiapkan diri untuk membuka showroom di Negeri Kincir Angin, Belanda tepatnya di Kota Amsterdam.

Dalam berkarya Mardiah memegang prinsip untuk terus berkembang tidak berpaku pada konsep yang sudah ada saja, sehingga dirinya terus menghasilkan inovasi-inovasi baru khususnya pada dunia batik. (cr1)

Editor: Rany