25 radar bogor

Puasa Arafah Hanya Sehari, Keutamannya Luar Biasa. Gugurkan Dosa Setahun Lalu dan Akan Datang!

Puasa Arafah
Ustaz Adi Hidayat saat menjelaskan soal keutamaan Puasa Arafah

JAKARTA-RADAR BOGOR, Ibadah Puasa Arafah hanya dilakukan sehari dalam setahun. Tapi keutamaannya sangat luar biasa. Ustaz Adi Hidayat pun sangat menekankan pentingnya umat Islam untuk melaksanakannya.

Baca Juga : Beda Waktu, Salat Idul Adha di Kota Bogor Berlangsung di Dua Tempat 

Kata Ustaz Adi Hidayat, umat Islam yang dimaksud ini bagi yang memang belum diberi kemampuan untuk berhaji, sehingga dianjurkan untuk melakukan ibadah Puasa Arafah.

Tahun 1443 Hijriah kali ini memang terjadi perbedaan waktu penetapan tanggal 1 Dzulhijjah yang berdampak kepada puasa Arafah 9 Dzulhijjah dan Hari Raya Idul Adha pada 10 Dzulhijjah.

Terlepas adanya perbedaan itu, dalam sebuah video ceramahnya terkait keutamaan Puasa Arafah pada 9 Dzulhijjah, Ustaz Adi Hidayat memberi wejangan betapa pentingnya hari tersebut.

Penjelasan Ustaz Hadi Hidayat disampaikan pada tayangan YouTube di kanal resminya dengan judul: RAHASIA 9 DZULHIJJAH – Ustaz Adi Hidayat, yang diunggah pada tahun 2021 lalu.

Dalam pembukaannya, Ustaz Adi Hidayat menyebutkan terdapat satu waktu di bulan Dzulhijjah yang amat penting dan ibadah yang sangat spesifik untuk ditunaikan.

Yakni Puasa Arafah, atau puasa pada tanggal 9 Dzulhijjah, di mana semua jemaah Haji sedang menunaikan rukun ibadahnya, berdiam diri, merenung, muhasabah dan memohon ampunan kepada Allah SWT.

Pendakwah lulusan S2 Islamic Call College di Libya itu memberikan satu hadist Nabi Muhammad SAW, terkait keutamaan puasa Arafah.

Keutamaan Puasa Arafah inilah yang ditekankan Ustaz Adi Hidayat, lantaran sangat dianjurkan oleh Nabi Muhammad SAW.

“Nabi pernah memberikan informasi sejak 14 abad lalu bahwa hari ini menjadi spesial dengan satu ibadah yang sangat spesifik, yang disebut oleh beliau Syiam.Yakni puasa yang ditunaikan sesuai ketentuan syariat. Beliau mengatakan (membacakan hadist Nabi) yang artinya; ‘Sungguh, puasa yang ditunaikan di hari yang bertepatan dengan momentum Arafah, aku berharap pahalanya di sisi Allah SWT bisa menggugurkan dosa-dosa setahun berlalu dan menjaga perbuatan dosa setahun yang akan datang,” beber Ustaz Adi Hidayat.

Ya, keutamaan puasa Arafah pada 9 Dzulhijjah adalah meraih ampunan dosa satu tahun lalu dan satu tahun ke depan.

Waktu Puasa Arafah 9 Dzulhijjah tersebut hanya terdapat dalam satu hari dalam setahun, sehingga Nabi Muhammad SAW sangat menganjurkannya.

Ustaz Adi Hidayat menyebutkan, konteks dari Puasa Arafah tentunya perlu dipahami bahwa ibadah ini bukan hanya sekedar menahan lapar dan haus serta hawa nafsu.

“Artinya dalam konteks penunaian puasa ini, kita bukan sekedar diminta oleh Rasulullah berpuasa secara fisik (makan dan minum, serta berhubungan seksual), lebih daripada itu, karena puasa ini potensinya dengan izin Allah bisa menggugurkan dosa setahun lalu,” terang Ustaz Adi Hidayat.

Kata Ustaz Adi Hidayat, tuntunan untuk meraih dua pahala pengampunan dosa satu tahun lalu dan dosa satu tahun ke depan, terdapat syarat dan ketentuan yang perlu dipraktekan oleh umat Muslim.

“Karena itu, cara mengisinya akan lebih baik jika kita iringi dengan mengevaluasi kesalahan-kesalahan yang pernah diperbuat oleh kita dan berpotensi dosa, setidaknya setahun ke belakang,” ujarnya.

Katanya, momen puasa Arafah di Indonesia harus dilakukan dengan khusyuk sebagaimana jemaah Haji yang sedang wukuf di Arafah.

Pada rangkaian ibadah tersebut, jemaah Haji akan berdiam dan merenungkan diri dan memanjatkan doa-doa terbaik selama wukuf di Arafah.

“Jadi seperti orang wukuf di Arafah, mereka merenung, berkontemplasi, merenungkan kesalahan-kesalahan, mengakui dosa-dosa, sehingga dengan pengakuan itu dan komitmen untuk meninggalkannya, akan merubah pribadi mereka lebih baik setelah menyelesaikan rangkaian ibadah Haji, pulang meninggalkan segala keburukan, menanggalkan segala seluruhnya dan bertransfromasi menjadi manusia lebih mulia,” paparnya.

“Pun demikian orang yang belum berkesempatan untuk berhaji, tepat di momentum yang sama, Nabi meminta untuk menunaikan puasa dan mengisi puasa itu dengan kontemplasi renungan seperti orang wukuf, yang berada di Arafah,” jelas Ustaz Adi Hidayat.

Ustaz Adi Hidayat menyarankan agar orang yang berpuasa Arafah pada 9 Dzulhijjah di Indonesia, melakukan serangkaian ibadah berdoa dengan sungguh-sungguh.

“Maka dia ingat dosa-dosanya, hubungan dia dengan Allah, hubungan dia makhluk, hubungan dia dengan orangtua, istri, suami, dengan anak-anak, dengan tetangga, demikian seterusnya.

“Maka yang coba mendekati Allah SWT, mencoba bertaubat mengoreksi dosa-dosanya, sehingga dengan itu dapat penerimaan terbaik di sisi Allah SWT.

Lalu Ustaz Adi Hidayat menjelaskan ciri-ciri orang yang diterima taubatnya saat setelah menjalankan rangkaian ibadah selama puasa Arafah. Di antaranya, orang tersebut akan sukar untuk melakukan suatu perbuatan maksiat, karena mendapat penjagaan dari Allah SWT.

Baca Juga : Salat Idul Adha di Kawasan Puncak Mayoritas Minggu

“Ciri orang yang diterima taubatnya, diterima koreksi dirinya, diterima perubahan dirinya ketika dia mendekat kepada Allah saat berpuasa ini, pun demikian orang yang wukuf di Arafah, maka ciri yang paling spesifik saat taubatnya diterima, saat dosanya dihilangkan adalah terjaganya dia dari perbuatan dosa setelah amalan itu ditunaikan.

“Karena itu Nabi memberikan isyarat, Allah SWT akan berkenan mengampuni dosa setahun yang akan datang, maksudnya adalah dia akan terjaga dari perbuatan dosa, sehingga tidak mudah anggota fisiknya untuk mengarah kepada maksiat.

“Karena berhasil puasanya di hari ini, maka penjagaan dari seluruh anggota tubuh, matanya tak mudah melihat perbuatan maksiat, telinganya tak mudah mendengar yang salah, demikian lisannya tak mudah bertutur yang keliru hingga ke ujung kakinya, ada penjagaan setidaknya selama setahun ke depan,” tukas Ustaz Adi Hidayat. (net/dis)

Editor : Yosep