25 radar bogor

Muncul Subvarian Baru Omicron BA.2.75, Lebih Menular

Subvarian Omicron
Subvarian Baru Omicron BA.2.75

JAKARTA–RADAR BOGOR, Sebuah subvarian baru dari Omicron yakni BA.2.75 ditemukan di India. Subvarian itu disebutkan lebih menular dan mampu menginfeksi seseorang yang pernah terinfeksi Covid-19 dan menurunkan respons antibodi. Karena itu, vaksin 2 dosis saja tak cukup. Booster atau 3 dosis menjadi wajib untuk melindungi dari keparahan dan kematian.

Epidemiolog dari Griffith University Australia Dicky Budiman mengatakan, saat ini di Indonesia belum selesai peningkatan subvarian BA.4 dan BA.5. Kini malah muncul subvarian terbaru di India yang lebih menular.

“Ini sulit dicegah, varian BA.4 dan BA.5 pun bisa meningkatkan jumlah kasus dan memicu jumlah angka kesakitan. Belum lagi subvarian BA.2.75 yang lebih menular dan mirip dengan Delta,” katanya kepada JawaPos.com, Selasa (5/7).

Dicky menegaskan kemampuan subvarian turunan Omicron tersebut mampu mereinfeksi dan menginfeksi serta menurunkan imunitas. Apalagi, kata dia, jumlah testing saat ini sudah tak memadai, sehingga banyak kasus yang tak terdeteksi.

“Masyarakat kita berbeda seperti sebelumnya ya, jika ada gejala pasti tes swab. Sekarang tak lagi, semakin terbatas. Negara yang rajin tes saja bisa menemukan 1 juta kasus, di kita tak bisa terdeteksi seperti itu karena kapasitas tes terbatas,” jelasnya.

Baca JugaApri/Fadia Kalahkan Ganda Thailand Di Malaysia Master 2022

Dengan adanya potensi Long Covid, Dicky mengingatkan pentingnya untuk segera mendapatkan booster. Potensi Long Covid, kata dia, bisa serius sekalipun awalnya mengalami gejala ringan.

“Maka segeralah booster, dua dosis tak cukup,” tegas Dicky.

Sebelumnya laporan Times of India menyebutkan subvarian BA.2.75 menjadi perhatian khusus dan terdeteksi di India. Sebab setiap mutasi berpotensi memungkinkan virus menghindari antibodi. Sehingga bisa saja virus itu kemampuan untuk menginfeksi orang yang telah terinfeksi sebelumnya, serta mereka yang divaksinasi.

Sampai saat ini, India telah mencatat setidaknya 46 kasus BA.2.75, sesuai dengan database sumber terbuka Global Initiative on Sharing All Influenza Data. Namun, varian itu belum tercatat resmi pada Konsorsium Genomics SARS-CoV-2 (INSACOG), badan pengawasan genom yang berfungsi di bawah kementerian kesehatan.

Selain India, strain itu juga telah dilaporkan oleh tujuh negara lain Jepang, Jerman, Inggris, Kanada, Amerika Serikat, Australia, dan New Selandia, sesuai data yang disediakan oleh Nextstrain.

Baca JugaEri Cahyadi Buka Surabaya Smart City, Tingkatkan Ekonomi Rakyat

Lalu Apa itu BA.2.75?

Seorang ilmuwan genomik India telah menjelaskan bahwa varian BA.2.75 mencakup mutasi baru pada protein lonjakan, selain mutasi yang sudah ada pada varian Omicron. Dikhawatirkan subvarian ini memberikan varian kemampuan untuk menghindari beberapa antibodi. Ini memungkinkan varian untuk menginfeksi orang yang telah divaksinasi, atau telah terinfeksi sebelumnya. (jpg)

Editor : Yosep/Khonsa-KKL