25 radar bogor

SMPN 16 Bogor Dimaling, Tiga Pegawai Sekolah Disekap hingga Gasak Laptop Milik Sekolah

SMPN 16 Bogor Dimaling, Tiga Pegawai Sekolah Disekap hingga Gasak Laptop Milik Sekolah
SMPN 16 Bogor Dimaling, Tiga Pegawai Sekolah Disekap hingga Gasak Laptop Milik Sekolah

BOGOR-RADAR BOGOR, Komplotan maling menyatroni SMPN 16 Bogor di Jalan Baru Kayumanis, Kelurahan Kayumanis, Kecamatan Tanah Sareal, Kota Bogor, pada Selasa (28/6) dini hari.

Dalam peristiwa tersebut, tiga pegawai yang sedang berada di lingkungan sekolah disekap selama tiga jam, dengan kondisi tangan dan kaki terikat. Tiga pegawai yang disekap itu, adalah Muhammad Dahlan (51), Maulana Muchtar, dan Ipan alias Iping.

Informasi yang dihimpun, pelaku menyatroni sekolah sekira pukul 02.30 WIB. Dalam rekaman CCTV tersebut, empat pelaku tampak masuk melalui pintu utama sekolah menuju ruang tunggu sekolah. Sedangkan satu pelaku lainnya tampak berjaga-jaga di pintu utama sekolah.

Baca juga: Desa dan Kelurahan Se-Kabupaten Bogor Deklarasikan Bersih Narkoba

Keempat pelaku tampak menghampiri Muhammad Dahlan yang tengah tertidur sebagai korban pertama yang disekap, pelaku juga melumpuhkan Maulanan, petugas kebersihan yang tengah tertidur di ruang kelas.

Terakhir pelaku melumpuhkan Iping yang tengah tertidur di lantai di ruang tunggu bersama Dahlan.

Sedangkan Unang yang juga berada di ruangan belakang sekolah tersebut tak ikut disekap dalam kejadian tersebut.

Salah satu korban penyekapan Muhammad Dahlan (51) mengaku sebelum kejadian sekira pukul 02.00 WIB, dirinya sempat melakukan patroli di sekitar sekolah.

Baca juga: PPDB Jalur Zonasi Ditutup, SMAN 1 Citeureup Kantongi 415 Pendaftar

Setelah dirasa aman, Dahlan langsung masuk ke ruang tunggu sekolah yang berada di depan, bersama Iping dan tertidur.

Alangkah terkejutnya Dahlan yang tengah tertidur pulas tersebut dihampiri kawanan pelaku.

“Tiba-tiba saja kepala saya diputar, sambil diangkat,” kata Dahlan menceritakan kejadian pencurian yang dialaminya tersebut pada Selasa dini hari.

Meski kejadiannya begitu cepat, Dahlan sepintas melihat ada empat pelaku yang menghampirinya. Keempat pelaku berbagi tugas, pertama melakban mulut Dahlan, dan satu pelaku nempelin golok di leher kirinya.

Baca juga: Pelaku Kekerasan di Sempur Tak Ditahan, Ini Tanggapan KPAID Kota Bogor

“Bilang jangan teriak kasian anak istri, ketiga narik tangan saya lalu ngikat tangan, dan keempat ngiket kaki saya, posisinya saya duduk di kursi menghadap kiri,” ucapnya.

Meski sempat melihat para pelaku pencuri tersebut, namun Dahlah tak dapat mengenali wajah pelaku lantaran posisi lampu dalam keadaan gelap.

“Tidak jelas (wajahnya), hanya sepintas melihatnya karena kondisi lampu juga dimatiin. Jadi gelap lah,” ungkapnya.

Kuatnya ikatan yang dilakukan pelaku, membuat Dahlan tak banyak bergerak, ia juga mengaku kesulitan untuk berteriak meminta tolong.

Baca juga: Segera Dapatkan Insentif, 110 Anggota Linmas Dilatih 

“Jadi pertama saya yang diikat, kedua Maulana yang ada di dalam ruangan kelas 9, terakhir sekuriti yang ada di sebrang posisi, cuma dia posisinya lagi tidur di bawah (lantai),” papar Dahlan.

Setelah melumpuhkan para petugas yang berada di sekolah tersebut, para pelaku bergegas menuju ruang TU untuk mencari barang berharga.

Pelaku diketahui membobol akses masuk ruangan TU dengan menggunakan linggis. Dahlan yang juga warga Kayumanis itu memperkirakan para pelaku melalukan aksinya tersebut dengan cepat.

“Saya mendengar suara kakinya itu, kan ada sapu injuk disini mungkin kesenggol (pelaku) atau gimana itu jatuh. Sekitar 10 menit sudah tidak ada suara, dan mungkin sudah pada keluar semua,” ucapnya.

Baca juga: HIPMI Ajak Pengusaha Muda Terus Produktif

Mengetahui kondisi pelaku yang diperkirakan sudah pergi, Dahlah berusah melepaskan ikatan tersebut. Namun, upayanya tersebut gagal.

“Lakban akhirnya bisa lepas setelah saya gerak-gerakkin mulut saya, saya minta tolong tapi tidak ada tanggapan. Diperkirakan itu sekitar pukul 03.00 WIB,” ungkapnya.

Namun sekira pukul 05.30 WIB, Dahlan mengaku sudah dapat berkomunikasi dengan Iping bagaimana cara melepaskan diri dari ikatan tersebut.

“Gimana caranya biar bisa terdengar meminta tolong ke tetangga sebelah atau adalah yang melihat kita sedang minta bantuan,” ucapnya.

Baca juga: Kembangkan Teknologi Saluran Air Minum di Mulyaharja, Perumda Tirta Pakuan Klaim Butuh Biaya Rp40 Miliar

Tak hilang akal, Iping terpaksa berguling-guling hingga keluar sekolah untuk mencari pertolongan.

“Barulah yang disebrang, tetangga tukang nasi uduk itu denger, dan langsung membukakan ikatan kita bertiga,” katanya.

Mengetahui kejadian tersebut, pemilik warung nasi uduk tersebut langsung menghubungi salah satu guru sekolah.

Kejadian tersebut sebenarnya bukan pertama kali terjadi, kasus serupa juga sempat terjadi beberapa tahun yang lalu.

Baca juga: Rencana Pelebaran Jembatan Otista Masuk RKPD 2023, DPDR Jabar : Harus Diperjuangkan

Sementara itu, Kapolsek Tanahsareal, AKP Surya membenarkan kejadian tersebut. Menurutnya, dalam aksi pencurian itu sebanyak tiga orang baik penjaga keamanan dan office boy diikat oleh para pelaku.

“Iya betul, ada yang diikat tiga orang. Satpam dua, satu OB,” kata AKP Surya kepada wartawan, Kamis (30/6).

“Tidak ada luka, dan sejauh ini kami sudah memeriksa saksi dari pihak sekolah, korban yang diikat kemudian dari kepala sekolah dan TU sudah diperiksa, kurang lebih lima orang,” sambungnya.

Baca juga: Kembangkan Kurikulum Perguruan Tinggi, P2SDM LPPM IPB University Adakan ToT

Dijelaskannya, berdasarkan hasil CCTV yang ada, pelaku diketahui berjumlah lima orang. Akan tetapi, kasus ini masih dalam tahap penyelidikan pihaknya.

“Pelaku yang terekam CCTV 5 orang, tapi gak jelas. Pelaku masih dalam penyelidikan,” ucapnya.

“Kemarin juga kami sudah menurunkan anjing pelacak, tetapi hasilnya gak maksimal,” ujar AKP Surya.

Adapun, ditambahkan Kapolsek, atas kejadian ini pihak sekolah mengalami kerugian berupa enam unit laptop, infokus, dua unit hp serta uang tunai senilai Rp1 juta.(ded)

Editor: Rany