25 radar bogor

Pendidikan Masa Pandemi, Alasan Munculnya Tindak Kekerasan Remaja

ilustrasi

BOGOR-RADAR BOGOR, Perilaku kekerasan remaja dan perundungan pada usia anak, masih menjadi masalah yang belum dapat teratasi secara maksimal.

Fenomena ini, tentu saja dapat membawa dampak buruk. Sebab, trauma yang ditimbulkan dari tindak kekerasan dan perundungan dapat mengganggu tumbuh kembang pada anak dan remaja.

Ketua Komisi Perlindungan Anak Indonesia Daerah (KPAID) Kota Bogor, Dudih Syiaruddin menjelaskan, salah satu faktor pendorong timbulnya kekerasan oleh remaja saat ini, ialah interaksi antar pelajar yang mulai kembali berjalan secara intens.

Baca juga: Ketua DPRD Rudy Susmanto: Anggaran Samisade Terancam Dialihkan

“Selama pandemi mereka lebih sering sibuk dengan kehidupannya sendiri dalam gadgetnya. Mungkin bisa setiap saat karena terlalu adiksi sehingga interaksi sosialnya kurang,” ujarnya.

Dudih mengatakan, hal ini berdampak pada kurangnya kesiapan mental pada anak, menghadapi interaksi-interaksi sosial yang terjadi secara langsung. Sehingga berpotensi menimbulkan hal yang tidak diharapkan.

“Ketika mulai aktif lagi bertemu dengan teman-temannya kemungkinan bentrokan-bentrokan kecil akan terjadi. Karena belum siap beradaptasi dengan adanya perbedaan pendapat dan kebiasaan, inilah yang menimbulkan ketidakharmonisan,” tuturnya.

Baca juga: Targetkan Zero Kasus di Jabar, IDI Kota Bogor Bantu Tangani Penurunan Stunting

Karakteristik anak pada generasi saat ini, juga dinilai menjadi faktor penyebab, timbulnya tindak kekerasan yang terjadi pada remaja.

Menurutnya anak-anak pada generasi ini seperti stroberi. Seolah-olah terlihat bagus namun rapuh dibagian dalamnya.

“Karakteristik mereka sedikit angkuh dan susah diingatkan. Dan ketika bersinggungan dengan masalah mereka rapuh dan sulit menyelesaikannya. Hal ini memungkinkan banyak perilaku belum matang dan belum banyak pertimbangan,” paparnya.

Baca juga: Kasus Penemuan Sopir Korban Begal Dilimpahkan ke Polsek Tigaraksa

Maka dari itu dirinya menilai peran orang tua sangatlah penting dalam memberikan perhatian serta kasih sayang kepada anaknya.

“Orang tua jangan sampai abai kepada anaknya. Karena ketika ‘tangki’ cinta dan kasih sayang anak tidak diisi oleh orang tua maka anak akan mencari sendiri kesenangannya. Hal ini berbahaya jika sampai anak mengisinya dengan hal-hal yang buruk,” ucapnya.

Ia menjelaskan, kejadian yang terjadi di Kawasan Sempur, Kecamatan Bogor Tengah pada beberapa hari lalu menjadi bukti kurangnya bonding (perlekatan) antara anak dengan keluarga khususnya orang tua serta lingkungan.

Baca juga: Airlangga Resmi Ditunjuk oleh Jokowi Jadi Ketua Dewan Nasional KEK

“Kami harap orang tua dapat membentuk bonding yang baik dengan anak sehingga perhatian dapat tercurah secara maksimal. Di samping itu kita harus tingkatkan kewaspadaan serta jangan bosan untuk mengingatkan dengan cara yang baik,” tutupnya. (cr1)

Editor: Rany