25 radar bogor

Pemilih Milenial Bakal Dominasi Pilwalkot 2024, Pengamat: Warning Untuk Dedie A Rachim

Polling Calon Wali Kota
Polling Calon Wali Kota Bogor versi Radar Bogor.

BOGOR-RADAR BOGOR, Generasi milenial dan generasi Z, diprediksi menjadi kelompok pemilih dengan proporsi terbesar, yang bakal menentukan perhelatan Pemilihan Wali Kota (Pilwalkot) di Kota Bogor 2024 mendatang.

Ketua Visi Nusantara Maju, Yusfitriadi mengatakan, ada beberapa hal yang menarik dari hasil polling calon wali kota Bogor yang dibuat radarbogor,id.

Setidaknya ada enam catatan tren pemilih untuk Pilwalkot Bogor pada 2024.

Baca juga: Mendag Zulhas: Sepakat Pererat Hubungan Ekonomi di Kawasan

Pertama, dari hasil poling tersebut, sangat terlihat pemilih didominasi dari kalangan muda. Namun menurutnya, apakah hal ini sebuah gambaran, masyarakat kota Bogor yang berharap kembali dipimpin oleh kalangan muda. Atau memang karena tidak ada figur lain yang yang berusia sudah tidak lagi muda.

Kedua, kalangan selebritis belum bisa menjamin elektabilitas tinggi. Terlihat sekali Pasha Ungu, atau pria yang memiliki nama lengkap Sigit Purnomo Syamsuddin Said itu tidak signifikan menjadi pilihan masyarakat Kota Bogor.

Baca juga: Holywings di Bandung Tutup Dua Gerai

“Padahal nama Pasha Ungu sudah lama sekali disebut-sebut akan menggantikan Bima Arya di kota Bogor,” kata Yus-sapaanya.

Ketiga, hasil polling juga menunjukan masyarakat Kota Bogor, tidak terpengaruh dengan kasus operasi tangkap tangan (OTT) Bupati Bogor Ade Yasin. Hal itu dibuktikan, dengan masih masuknya Zainul Mutaqin sebagai pilihan warga Bogor untuk memimpin kota Bogor. Meskipun secara prosentase masih sangat di bawah.

Baca juga: Pemkab Bogor Jaga Lestari Waduk Cibeet, Gegara Ini

Keempat, adanya dua tokoh perempuan kendati belum mendapatkan angka pemilih yang signifikan berdasarkan polling versi radarbogor,id.

“Tetapi minimal masyarakat kota Bogor banyak yang menghendaki perempuan dapat memimpin kota Bogor. Syarifah Sofiah, dan istri wali kota Bogor Yane Ardian,” imbuhnya.

Kelima, dalam polling tersebut tampak kader PDI Perjuang tidak masuk pilihan masyarakat Kota Bogor. Berkaca pada raihan kursi partai berlambang Banteng Moncong Putih di Kota Bogor sangat signifikan jumlah. Namun belum ada sosok yang menjadi pilihan masyarakat kota Bogor untuk memimpin Kota Bogor. Meskipun secara umum pada tingkat pusat PDIP merupakan partai penguasa.

Baca juga: Pembangunan Istana Negara di Lokasi IKN Nusantara Mulai Berproses

Keenam, masuknya Habib Hasan bin Abdul Qadir Al Attas pada tiga besar polling ini, merupakan gambaran religiusitas masih menjadi sebuah pilihan politik di kota Bogor. Ditambah juga partai penguasa di kota Bogor merupakan partai yang mempunyai relasi kuat dengan kultur tersebut.

“Namun tentu saja, masih terlalu dini hasil polling ini untuk bisa dijadikan sebuah gambaran utuh. Karena pilkada tahun 2024 akan banyak faktor yang mempengaruhinya. Pertama, hasil suara pileg. Basis persyaratan jumlah suara untuk pilkada 2024 merupakan hasil suara pada pileg 2024,” papar Yus.

Baca juga: Pemdes Cikuda Bersama Warga Perbaiki Jalan Rusak Dengan Swadaya

Dengan begitu, kata dia, sangat mungkin pergeseran hasil suara sangat signifikan dibandingkan dengan hasil suara pemilu 2019. Bahkan, banyak hasil survei menyatakan, adanya partai yang tidak masuk ambang batas parlemen atau parliamentary threshold (PT).

Kedua, dinamika dan hasil pemilihan presiden dan wakil presiden akan sangat berpengaruh terhadap elektabilitas yang akan berkontestasi pada Pilkada, termasuk di kota Bogor.

Baca juga: Petani Ngadu Ke DPRD, Setifikat Tanah Dijual Mafia Tanah

Ketiga, koalisi partai di tingkat pusat, akan sangat berpengaruh terhadap koalisi partai politik untuk kepentingan pilkada. Termasuk isu yang akan dimunculkan dengan koalisi-koalisi partai tersebut pada kontestasi pemilihan presiden dan wakil presiden.

Pendiri Democracy Electoral Empowerment Partnership (DEEP) juga menilai munculnya Dedie A Rachim mendapatkan suara tertinggi dari hasil polling bukan sesuatu yang menarik.

Baca juga: Rampung Bulan Depan, Ini Kendala Pembangunan Hotel Sayaga

Sebab, sebagai wakil wali kota barang tentu dapat dipastikan akan memiliki tingkat popularitas yang sangat tinggi. Terlebih sudah lama disebut-sebut juga akan mengikuti kontestasi pada pilwalkot 2024.

“Walaupun Dedie A Rachim yang tidak nyantol di partai politik manapun pada pilwalkot 2024 sedikit banyak akan menjadi ganjalan bagi Dedie untuk mendapatkan tiket maju pada Pilwalkot 2024,” tukasnya.(ded)

Editor: Rany