25 radar bogor

Cendikiawan Suryaatmadja, Bocah Jenius Asal Bogor Raih Gelar Master Fisika di University of Waterloo 

Cendikiawan Suryaatmadja
Cendikiawan Suryaatmadja telah menyelesaikan gelar masternya di bidang fisik, di University of Waterloo.

KANADA– Masih ingat dengan Cendikiawan Suryaatmadja, bocah jenius asal Bogor? Kabar terbaru, mahasiswa University of Waterloo itu telah menyelesaikan gelar masternya di bidang fisik, padahal usianya baru menginjak 17 tahun.

Cendikiawan Suryaatmadja pun masuk dalam daftar lulusan master termuda dalam sejarah University of Waterloo . “Rasanya enak. Saya sangat bangga,” katanya dengan rendah hati seperti dilansir www.cbc.ca.

Cendikiawan Suryaatmadja, datang ke Kota Ontario saat berusia 12 tahun untuk memulai perjalanan pasca sekolah menengahnya.

Pada usia 16 tahun, ia telah berhasil menyelesaikan gelar sarjana dalam fisika matematika dengan minor dalam matematika murni.

Bulan depan, dia akan menghadiri upacara kelulusan gelar masternya, sebagai salah satu dari tiga lulusan master termuda di University of Waterloo. Dua lainnya bahkan lebih muda darinya.

“Saya berharap dengan melakukan ini, saya dapat mendorong semua orang muda di luar sana untuk benar-benar berjuang untuk potensi mereka,” katanya.

Musim gugur mendatang, Cendikiawan Suryaatmadja berencana untuk mengejar gelar PhD dalam fisika, yang berspesialisasi dalam informasi kuantum.

Pengalaman sekolah ‘menyenangkan’ Bagaimana dia melakukannya? “Saya sangat menyukai matematika sejak kecil,” kata Suryaatmadja.

Suryaatmadja mengatakan pengalaman kuliahnya menyenangkan. “Meskipun perawakan saya mungkin agak tidak konvensional, saya tidak berpikir saya memiliki waktu yang sulit untuk berteman,” katanya, mengacu pada betapa mudanya dia.

Cendikiawan Suryaatmadja mengatakan, beberapa orang terkejut ketika mengetahui berapa usianya. “Saya pikir itu karena saya terlihat cukup muda,” katanya.

“Saya tidak berpikir saya diperlakukan lebih istimewa daripada siswa lain. Saya senang bahwa itu terjadi,” tuturnya.

Saat tidak belajar, di kelas atau di klub improvisasi, Suryaatmadja keluar mengambil bubble tea bersama teman-temannya, menonton TV atau jogging. Satu-satunya hal yang masih dia pikirkan adalah cuaca Kanada yang berubah-ubah.

“Jujur saja. Cuaca bisa agak mengganggu. Ada begitu banyak transisi: musim dingin ke musim semi, musim semi ke musim panas, musim panas ke musim gugur,” kata Suryaatmadja.

Para guru dan administrasi Cendikiawan Suryaatmadja pun merasa bangga dengan prestasinya.

“Apa yang telah dilakukan (Suryaatmadja) benar-benar luar biasa. Memiliki keterampilan akademik dan dorongan pribadi untuk menyelesaikan masternya di usianya mencerminkan tingkat pencapaian yang sangat langka,” kata Jeff Casello, associate vice president graduate studies and postdoctoral Affairs, dalam pernyataan yang dikirim melalui email.

Suryaatmadja menegaskan usia hanyalah sebuah angka, dan berharap dapat mendorong generasi muda lainnya untuk mengejar impian mereka tidak peduli berapa pun usia mereka.

“Untuk semua orang yang lebih muda di luar sana, jika Anda benar-benar tertarik pada sesuatu dan Anda pikir itu bisa membantu banyak orang, jangan terintimidasi hanya karena orang-orang yang melakukan hal yang sama jauh lebih tua dari Anda,” ungkapnya.

Sementara itu, Hannie, ibunda Cendikiawan Suryaatmadja mengatakan para prof dan masyarakat Kanada sangat bangga karena Suryaatmadja mau belajar dengan mereka.

Para prof sangat bangga dan mengatakan bahwa Cendikiawan kemampuannya benar-benar murni alasannya, ia kuliah dari satu benua ke benua lain. Berasal dari negara yang bahasanya berbeda, Orang tua Cendikiawan pendidikannya hanya SMA.

Sejak usia 13 tahun dia hidup sendiri, belajar belanja memasak menyuci semua dia lakukan sendiri.

“Para profesor mengatakan mungkin anak-anak seumuran Cendikiawan masih sibuk bermain, tapi ia sudah menyelesaikan S2 nya dan September 20 22 ini sudah masuk S3, sangat langka,” kata Hannie.

“Jadi kalau ada yang mempertanyakan IQ tinggi lalu EQ dan SQ nya gimana? Menurut saya secara logika tidak perlu dipertanyakan lagi, sebab hidup di negara orang sendirian tanpa attitude yang baik sulit mencapai prestasi ini,” pungkas Hannie.(ysp)