25 radar bogor

Dampak Body Shaming Terhadap Kesehatan Mental

KESEHATAN mental atau yang sekarang akrab disebut mental health, merupakan suatu kondisi dimana kita terbebas dari berbagai bentuk gejala atau gangguan mental.

Kita yang sehat secara mental dapat berfungsi secara normal dalam melakukan aktifitas sehari-harinya. Khususnya disaat kita menghadapi masalah-masalah yang akan ditemui dalam kehidupan seseorang dengan kemampuan pengolahan stress.

Mental health merupakan hal penting yang harus diperhatikan seperti kesehatan fisik. Kondisi kestabilan kesehatan mental dan fisik saling berkesinambungan. Gangguan pada kesehatan mental bukan termasuk keluhan yang didapatkan dari garis keturunan, tetapi tuntutan hidup berlebihan juga berdampak pada stress yang dapat menyebabkan gangguan kesehatan mental yang jauh lebih buruk.

Kekhawatiran kesehatan mental yang paling umum saat ini adalah depresi dan body shaming adalah salah satu penyebab utama gangguan ini. Apalagi saat ini depresi lebih banyak dialami oleh generasi muda.

Pasalnya, body shaming menghasilkan citra tubuh negatif yang menyebabkan seseorang mulai membenci tubuhnya sendiri. Body shaming juga dapat memprovokasi korban untuk melukai dirinya sendiri, sehingga menimbulkan pikiran negatif bahkan suicidal thought atau keinginan untuk bunuh diri.

Beberapa masalah kesehatan mental muncul dari body shaming, seperti rendah diri, kecemasan, dan gejala depresi. Ketika seseorang dipermalukan terutama di bagian tubuh dapat menyebabkan perasaan penghindaran dan memilih untuk mengisolasi diri karena perasaan yang dirasakan.

Berdasarkan laporan ZAP Beauty Index 2020, sekitar 62,2% perempuan di Indonesia pernah mengalami body shaming selama hidupnya. Dari jumlah itu 47% responden mengalami body shaming karena tubuhnya yang dianggap terlalu berisi.

Sebanyak 36,4% responden mengalami body shaming karena memiliki kulit yang berjerawat. Kemudian 28,1% responden yang menjadi korban body shaming karena memiliki bentuk wajah yang tembam. Ada pula 23,3% responden terkena body shaming karena kulit yang gelap. Sementara, 19,6% responden terkena body shaming karena dianggap memiliki tubuh yang terlalu kurus.

Seperti yang dialami oleh Alexa, salah satu korban body shaming. Kisah yang Alexa ceritakan pada bulan Juli 2021 body shaming yang dialaminya berasal dari lingkungan keluarga sehingga berdampak pada kesehatan mentalnya. Awalnya kejadian ini bermula dari ibunya yang sering membandingkan Alexa dengan ketiga kakaknya yang memiliki postur tubuh lebih kurus.

Ternyata body shaming dalam lingkungan keluarga sangat dapat mempengaruhi kondisi mental seseorang. Seperti yang korban katakan, “Kalau di rumah aku jadi bahan omongan terus setiap hari. Kayaknya aku gorila banget deh apa-apa nyalahinnya badan terus, kayaknya salah banget aku gendut gitu”. Akhirnya Alexa memutuskan untuk pergi ke psikolog seorang diri tanpa sepengetahuan keluarganya dan ternyata ia memiliki penyakit mental tahap 1 dan didiagnosa mengidap skizofrenia paranoid.

Menurut halodoc, skizofrenia paranoid adalah kondisi ketika pengidapnya mengalami delusi bahwa orang lain ini melawan dirinya atau anggota keluarganya. Alexa menyebutkan bahwa cara pengobatannya adalah dengan mengkonsumsi obat penenang juga support system dari orang terdekat.

Hasil penelitian Kendler (1985) menunjukkan bahwa inferioritas menjadi salah satu premorbid bagi gangguan skizofrenia. Individu yang memiliki inferioritas tinggi seringkali tinggal dalam lingkungan yang penuh dengan tekanan, memiliki keterbatasan fisik dan memiliki kemungkinan kesembuhan lebih rendah. Penelitian Moritz (2006) juga turut menyatakan bahwa individu dengan riwayat skizofrenia rentan memiliki skor self esteem yang rendah. Self esteem yang rendah ini menjadi salah satu faktor tingginya rasa inferioritas di dalam diri.

Belajar dari kasus tersebut, dapat disimpulkan bahwa sesama manusia harus saling menghormati dan jangan merendahkan satu sama lain. Keluarga dan teman merupakan lingkungan terdekat yang dapat mempengaruhi kesehatan mental seseorang. Segala perilaku yang mereka lakukan tentu sangat berdampak pada individu tersebut, termasuk melakukan body shaming. (*)

Penulis :

  • Adi Nugraha Risalah 
  • Adilia Rizqa Aqiela 
  • Delia Fitri Cahyani 
  • Hana Nur Ramadhani 
  • Fariz Naufal 
  • Fauzan Julianto 
  • Maria Christina Almadea Br Ginting 
  • Muhammad Daffa Mauladdana 
  • Vania Fatien Septiany