25 radar bogor

Kemendikbudristek Apresisi UNIDA Bogor atas Keberhasilan Pelatihan Penulisan Deskripsi Permohonan Paten 2022

BOGOR-RADAR BOGOR, Kemendikbudristek mengapresiasi Universitas Djuanda (UNIDA) Bogor atas keberhasilannya dalam menyelenggarakan pelatihan.

Kegiatan Pelatihan Penulisan Deskripsi Permohonan Paten Tahun 2022 yang diselenggarakan oleh Direktorat Riset, Teknologi, dan Pengabdian kepada Masyarakat (DRTPM) Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi, Riset dan Teknologi (Ditjen Diktiristek) Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi (Kemendikbudristek) bekerja sama dengan UNIDA Bogor resmi ditutup oleh Wakil Rektor III Bidang Riset, Pengabdian Inovasi dan Hilirisasi UNIDA Bogor Dr. Ir. Ristika Handarini, MP.

Kegiatan penutupan ini ditandai dengan penyerahan sertifikat secara simbolis kepada peserta pelatihan, pada Rabu (8/6/2022).

Baca juga: Jokowi Luncurkan Pusat Mangrove Dunia, 600.000 Hektar Mangrove Akan Direhabilitasi

M. Husni Thamrin, SE. selaku perwakilan dari DRTPM Ditjen Diktiristek Kemendikbudristek mengapresiasi Unida Bogor atas keberhasilannya dalam menyelenggarakan pelatihan.

Hasil dari kegiatan pelatihan ini akan ditindaklanjuti dengan memfasilitasi draft deskripsi permohonan paten yang mendapat rekomendasi dari tim fasilitator sebagai reviewer.

“Sebelumnya kami ucapkan terima kasih kepada para narasumber dan fasilitator, khususnya kepada Universitas Djuanda. Mudah-mudahan berkah kerja sama kita. Kami mengucapkan ribuan terima kasih, begitu terbukanya Universitas Djuanda, kami sangat mengapresiasi sekali, teman-teman begitu ramah menyambut kami. Mudah-Mudahan kerja sama ini tidak berhenti sampai di sini, kita bisa bekerja sama kembali dalam program dan kegiatan lainnya. Ini adalah awal dari kegiatan DRTPM, khususnya kegiatan KI, masih ada lagi tujuh kota berikutnya. InsyaAllah dari kegiatan ini akan ada tindak-lanjutnya,” ujarnya.

Dr. Ir. Ristika Handarini, MP dalam closing statement-nya menyampaikan, pelatihan ini cukup efektif ditandai dengan terdapat sebanyak 79% atau 78 dari 86 peserta yang memasukkan draft yang telah melalui proses reviewer oleh tim fasilitator. Kegiatan pelatihan ini dimaksudkan untuk meningkatkan jumlah paten bagi semua dosen sebagai luaran penelitian.

Baca juga: Kirim Inorga Ikuti Forprov Jabar IV di SUmedang, KORMI Kota Bogor Siap Ukir Prestasi Maksimal

“Tentu merupakan sebuah kebahagiaan bagi kami melihat keseriusan dari Bapak/Ibu para peserta. Setiap penugasan dari tim fasilitator dapat dilaksanakan dengan sangat baik. Pada kesempatan ini pula izinkan kami sebagai host memohon maaf atas segala sesuatu yang kurang berkenan, insyaAllah ke depan kami akan selalu berusaha memberikan yang terbaik. Kemudian, tidak lupa ucapan terima kasih kepada Bapak Direktur dan para pimpinan DRTPM Ditjen Diktiristek Kemendikbudristek atas kerja sama dan penugasan ini. Terima kasih kepada para narasumber, fasilitator, tim panitia, mudah-mudahan ini menjadi amal baik untuk kita semua,” katanya.

Perwakilan dari Tim Fasilitator Prof. Dr. Ir  Filli Pratama, M.Sc mengutarakan bahwasanya selama dua tahun lebih semenjak pandemi Covid-19 kegiatan pelatihan sementara terhenti. Pada tahun ini barulah dilaksanakan kembali secara luring dengan antusias yang luar biasa.

“Mohon jangan berhenti sampai di sini, teruskan berkarya. Biasakan paten terlebih dahulu baru publikasi jurnal. Ini akan membantu Bapak/Ibu dalam kenaikan pangkat. Pelatihan ini masih sangat diperlukan untuk menunjang proses pembelajaran. Terima kasih juga kami sampaikan kepada Universitas Djuanda sebagai mitra penyelenggara atas pelayanan yang baik,” ungkapnya.

Sebelumnya, dalam pelatihan ini para peserta diberikan tugas mandiri untuk menulis deskripsi paten sesuai invensi dengan dipandu oleh tim fasilitator.

Kemudian, fasilitator meninjau draft deskripsi permohonan paten untuk selanjutnya diberikan catatan dan arahan perbaikan. Para peserta juga telah diberikan materi terlebih dahulu dari para narasumber pada hari pertama, Selasa (7/6/2022).

Baca juga: Surken Fest, Jalan Suryakencana Ditutup Delapan Jam Besok

Salah satu narasumber, Nany Nuraeni, S.Si., APT. membahas mengenai sistem HKI dan sistem Paten dalam kegiatan penelitian dan pengembangan serta komersialisasi kekayaan intelektual.

Dalam paparannya, Nany Nuraeni, S.Si., APT. mengungkapkan, invensi dan produk baru diperlukan guna meningkatkan kualitas hidup asas kebermanfaatan, serta manfaat ekonomi yang didapatkan.

Paten menurut UU No. 13 Tahun 2016, merupakan hak eksklusif yang diberikan oleh negara kepada inventor atas hasil invensinya di bidang teknologi untuk jangka waktu tertentu untuk melaksanakan sendiri invensi tersebut atau memberikan persetujuan kepada pihak lain untuk melaksanakannya. Untuk itu, paten diharapkan dapat dikomersialisasi.

“Mengapa paten perlu dikomersialisasi? Karena dalam hal ini, perlindungan KI sangat penting bagi perdagangan yang mana KI bernilai ekonomi. Kemudian, kegiatan riset memerlukan biaya yang besar. Selain komersialisasi paten dapat dimanfaatkan untuk pengembangan lebih lanjut atau untuk menghasilkan invensi lainnya, Juga hal ini sebagai reward bagi inventor,” paparnya.

Baca juga: Persemaian Rumpin Diresmikan Jokowi, Upaya Rehabilitasi Lingkungan Rusak

Lebih jauh, Nany Nuraeni, S.Si., APT. mengemukakan, invensi pada dasarnya dimulai dari suatu ide yang perlu dikembangkan, lalu diubah menjadi produk atau proses yang inovatif dan dikomersialisasikan secara sukses. Sehingga, memungkinkan seseorang, sekelompok orang atau badan usaha untuk mengambil keuntungan dari inovasi dan kreativitas tersebut.

“Yang penting bukanlah siapa yang mengemukakan gagasan terlebih dahulu, melainkan siapa yang mengamankan haknya terlebih dahulu,” pungkasnya.

Pada paparan materi lainnya yang disampaikan oleh Ahmad Marzuki, S.Si., Ph.D., para peserta diberikan tips dan trik mengenai Teknik Penulisan Dokumen Spesifikasi Paten. Ahmad Marzuki, S.Si., Ph.D mencontohkan, dalam uraian lengkap invensi harus menjelaskan invensi secara detail yang dilengkapi dengan contoh, ilustrasi, tabel, grafik, diagram, dan sebagainya.

“Deskripsi harus jelas sehingga orang yang bekerja di bidang yang sama dapat memahami dan melakukan pengulangan tanpa harus bertanya terlebih dahulu ke inventor. Juga uraian lengkap untuk paten produk dibuat dengan berlandaskan gambar. Untuk kemudahan, penyebutan komponen produk harus diberi nomor sesuai dengan nomor yang tertera pada gambar,” jelasnya.

Salah satu peserta pelatihan, Endang Djuana dari Universitas Trisakti mengungkapkan, kegiatan pelatihan ini merupakan kesempatan yang sangat luar biasa untuk dapat meningkatkan wawasan dan keterampilan, khususnya dalam permohonan pengajuan paten.

Endang Djuana berharap, kegiatan seperti ini dapat dilaksanakan secara berkelanjutan agar memudahkan para inventor atau dosen peneliti dalam pengurusan paten dari hasil penelitian yang dilakukan.

“Saat ini saya sangat bergembira karena mendapat kesempatan untuk mengikuti pelatihan deskripsi Paten langsung dari narasumber yang kompeten. Saya apreciate terhadap bimbingan yang diberikan oleh tim fasilitator, karena semuanya revisi yang diberikan sangat detail sehingga membantu kami dalam penyusunan deskripsi Paten yang berasal dari penelitian kami. Saya juga menyampaikan terima kasih kepada para panitia yang telah mengorganisir acara ini dengan baik sekali, sehingga kami dapat mengikutinya dengan nyaman dan lancar,” ungkapnya. (*/pem)

Editor: Rany