25 radar bogor

Jokowi Luncurkan Pusat Mangrove Dunia, 600.000 Hektar Mangrove Akan Direhabilitasi

BOGOR-RADAR BOGOR, Peringati hari lingkungan hidup sedunia, Presiden Joko Widodo meresmikan peluncuran program rehabilitasi mangrove dan World Mangrove Center (Pusat Mangrove Dunia) pada Jum’at (10/6/2022) di Persemaian Rumpin, Kabupaten Bogor.

Program rehabilitasi tersebut dimaksudkan sebagai upaya pemulihan lahan terdegradasi melalui konservasi dan tata kelola mangrove.

Presiden Joko Widodo menyebut 600 ribu hektar lahan mangrove ditargetkan rampung pada akhir tahun 2024.

Baca juga: Petani Milenial di Kampung Rambai Manfaatkan Lahan Tidur Jadi Pertanian Terintegrasi

“Seperti yang sudah kita kerjakan di lahan gambut, sebanyak 600 ribu hektar lahan mangrove juga akan direhabilitasi. Targetnya akan rampung pada akhir tahun 2024,” ujar Jokowi.

Pusat mangrove dunia yang juga diluncurkan pada kesempatan tersebut, akan dibangun di berbagai provinsi.

“Pusat mangrove dunia ini akan kita bangun di Provinsi Riau, Sumatera Utara, Kalimantan Timur, Kalimantan Utara, dan Bali,” tuturnya.

Dirinya menjelaskan melalui hutan mangrove proses reduksi dan penyerapan karbon dapat terlaksana 4 kali lipat lebih besar dibandingkan dengan hutan hujan tropis biasa.

Baca juga: Surken Fest, Jalan Suryakencana Ditutup Delapan Jam Besok

Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan, Siti Nurbaya Bakar menjelaskan kegiatan rehabilitasi konservasi dan tata kelola mangrove ini dilakukan bersama dengan World Bank (Bank Dunia).

“Sedangkan pengembangan pusat mangrove dunia merupakan kerja sama dengan Jerman,” tambahnya.

Ia mengungkapkan upaya rehabilitasi tersebut mendapat dukungan dari berbagai pihak di dalam maupun luar negeri.

Baca juga: Kirim Inorga Ikuti Forprov Jabar IV di SUmedang, KORMI Kota Bogor Siap Ukir Prestasi Maksimal

Rangkaian kegiatan peresmian tersebut menjadi puncak rangkaian peringatan hari lingkungan hidup dunia.

“Kesempatan ini menjadi komitmen imolementasi pemulihan lingkungan. Sejalan dengan arahan Presiden Jokowi yang selalu ditegaskan yaitu untuk menjalankan kegiatan yang nyata dan konkret menyikapi kerusakan lingkungan dan perubahan iklim,” tutur Siti Nurbaya. (cr1)

Editor: Rany